Pepen kemudian merasa inscure. Setelah itu jadilah perang dingin antara Pepen dan Tri.
Tak hanya perang dingin, Pepen bahkan tidak memberikan porsi jabatan Wakil Wali Kota secara penuh.
"Oke kita Flashback dl. Sebelum PEPEN KETANGKEP KPK. 'Pepen ga ngasih ruang gerak/porsi kerjaan ke Tri sebagai Wakilnya' Pas nyalon akur, tapi di pertengahan jabatan mulai muncul konflik yang bikin gep diantara keduanya. Hal ini lumrah trjd di semua wilayah kota/kab Indonesia".
Pepen sebagaimana ditulis Amelia, jarang mengajak Tri untuk diskusi atau menetapkan kebijakan terkait Kota Bekasi.
"Pernah ada pejabat yg cm ngobrol biasa sama Tri, bsknya lgsg dimutasi ke ujung bekasi. Contoh lainnya, Jarang bgt Tri diajak Pepen utk diskusi/eksekusi program2 dijalakan pemkot. Tri cm dikasih kerjaan yang itu bisa sebenernya bs dikerjain pejabat selevel lurah. Ngeri ya".
Tak hanya itu, akun yang seolah mengetahui luar dalam Pemerintah Kota Bekasi itu juga menyinggung putri Rahmat Effendi yang kini menjabat Ketua PMI Kota Bekasi Ade Puspitasari.
"Ok Lanjut. Dulu Pepen berencana mendorong anaknya utk jadi walikota gantiin dia (bikin dinasti).
Tapi, ada ancaman ketika popularitas Tri makin menonjol (aktif di sosmed). Nah, Pepen bisa mengukur Kinerja Tri ini bisa jadi boomerang buat rencananya," tulisnya.
Meski menuliskan tentang kondisi politik dalam pemerintahan Kota Bekasi namun Amelia Herawati mengaku bahwa dirinya tidak bermaksud menyudutkan salah satu pihak. Hanya ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana situasi yang sebenarnya.
"Gw ga menyudutkan atau membela salah satu pihak ya. ungkin bisa jadi edukasi politik untuk kita. Karena kita biasanya lebih mudah menghakimi sesuatu ketika kita belum pernah merasakan/berada pada posisi / lingkungan yang kita jadikan objek," tulisnya.