Di tengah pandemi ini pelaku di sektor transportasi khususnya penerbangan harus melakukan berbagai penyesuaian.
“Misalnya saat lalu lintas penerbangan menurun maka harus melakukan penyesuaian fasilitas dan personel, dan ketika permintaan tinggi maka harus kembali melakukan penyesuaian. Ini tentu menjadikan AP II lebih siap dalam mengakomodir pertambahan permintaan, sehingga mampu meraih hasil kinerja usaha positif pada 2022,” jelas Tory Damantoro.
AP II juga dinilai mampu mengembangkan bisnis non-aeronautika hingga berhasil menopang kinerja keuangan.
“Walau lalu lintas udara turun drastis saat pandemi, kinerja keuangan bisa positif dengan cepat karena pengoperasian bandara juga melibatkan bisnis lain dengan resilient (berketahanan) tinggi terhadap dampak pandemi,” ungkap Tory Damantoro.
Lebih lanjut, Tory Damantoro menilai AP II memiliki ketahanan yang tinggi hingga kini berhasil lepas dari jerat pandemi.
“Keberhasilan meraih hasil positif ini menunjukkan kemampuan AP II sebagai perusahaan dengan agility tinggi,” jelas Tory Damantoro.