JAKARTA, DISWAY.ID - Hadir dalam Jakarta Marketing Week 2023. Menteri BUMN periode 2011-2014, Dahlan Iskan bahas Kebenaran Baru dan Lama.
Selain Menteri BUMN periode 2011-2014, Dahlan Iskan hadir juga Kepala Biro Multimedia Mabes Polri, Brigjen Pol Gatot Repli Handoko, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan.
"Kebenaran baru dan kebenaran lama. Saya yang dulu sebagai wartawan selalu memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Sekarang bingung kebenaran dan keadilan, sekarang sudah sulit dibedakan. Mana kebenaran yang benar dan tidak," katanya dalam sambutan sebagai Lecture of The Year MCorp mettaverse.
BACA JUGA:Dahlan Iskan Khawatir Sri Mulyani Mundur, Menteri Keuangan Tutup Kolom Komentar Instagram
Disebutkannya, kebenaran lama ialah hal yang berdasarkan fakta. Sedangkan, kebenaran baru adalah hal yang berdasarkan persepsi.
"Kebenaran lama dasarnya fakta, jadi kebenaran adalah fakta. Sekarang ini kebenaran belum tentu fakta. Karena kebenaran tidak disarankan fakta. Sekarang kebanaran dasarnya persepsi," sebutnya.
"Apakah para pejuang kebenaran dan keadilan akan berjuang, karena telah berbeda. Misalnya banyak hal yang agar dianggap itu benar, maka yang dibangun adalah persepsi bukan fakta," sambungnya.
BACA JUGA:Cerita Dahlan Iskan Begadang Nonton Liverpool sampai 'Ditagih' Tulisan Pendek
Kemudian, dirinya memberi contoh terkait pemberitaan negatif sebuah perusahaan. Kemudian bagaimana persepsi masyarakat.
"Misalkan sebuah perusahaan diberitakan hal yang negatif, kemudian perusahaan tersebut membeberkan fakta. Itu tidak benar lagi karena orang tidak percaya fakta," ucapnya.
"Karena orang percaya persepsi, karena sekarang dibangun mesin. Karena tugas mesin hanya memproduksi bahan untuk membangun persepsi," lanjutnya.
Menurutnya, saat ini persepsi lebih giat digarap dibandingkan persepsi. Lantaran, menurutnya persepsi lebih menarik.
BACA JUGA:Perkuat Social Media Marketing Untuk Menarik Perhatian Audiens Gen Z
"Sekarang yang membangun persepsi lebih giat dari pada yang membangun fakta. Karena fakta membosankan, persepsi lebih menarik," terangnya.
"Ini lah kebenaran baru, karena pejabat menghadapi itu, saya tidak tahu marketing melakukan itu, karena marketing harus melawan itu dengan munculnya persepsi," tambahnya.