Panonton juga bersorak ketika roket bagian satu dari Falcon 9 lepas dan roket kedua melanjutkan tugasnya.
Pada tahap kedua SATRIA-1 melanjutkan perjalanan sambil dibawa pendorong kedua menuju target garis orbit, butuh waktu 27 menit hingga sampai di orbit yang sudah ditetapkan.
SATRIA-1 bakal meratakan akses internet di area tertinggal, terdepan, terluar (3T).
Rencananya satelit ini bisa memfasilitasi layanan internet di 50 ribu titik fasilitas publik dengan kecepatan 4 Mbps.
Satelit itu dibangun oleh Satelit Nusantara 3 dan dirakit Thales Alenia Space (TAS) di Prancis memakai platform SpaceBus NEO.
BACA JUGA:Usut Dugaan Proyek Ancol Mangkrak, Pengamat: Ajukan Eksaminasi untuk Temukan Novum SP3 Fredie Tan!
Biaya investasi pembuatan SATRIA-1 membengkak, awalnya US$450 juta (sekitar Rp6,6 triliun) menjadi US$540 juta (sekitar Rp8 triliun).
Pembengkakan biaya itu terjadi karena adanya biaya tambahan.
Salah satunya karena semula SATRIA-1 akan diangkut menggunakan pesawat Antonov, namun tidak bisa dilakukan karena kondisi perang Rusia dan Ukraina.
BACA JUGA:Tiga Alasan NU Haramkan Mondok di Pesantren Al-Zaytun, Ajaran Panji Gumilang Sesat!
Pengangkutan SATRIA-1 pun dilakukan dengan kapal kargo Nordic dari perancis menuju Cape Canaveral melalui jalur laut yang membutuhkan waktu 17 hari.
Acara nobar ditutup setelah menit ke 37 ketika satelit berkapasitas 150 Gbps itu telah sampai ke target garis orbit dan melaju menuju titik orbit 146 Bujur Timur selama 145 hari ke depan jika sesuai perencanaan.