JAKARTA, DISWAY.ID-- Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) telah sukses diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), Pukul 18.21 waktu Florida atau Pukul 05.21 WIB, Senin 19 Juni 2023.
Setelah berhasil meluncur, nantinya satelit tersebut akan mengisi orbit di 146 Bujur Timur (BT).
Setelah berada di 146 derajat Bujur Timur (BT), PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) bersama Thales Alenia Space (TAS) akan melakukan In-Orbit Testing untuk memastikan perangkat Satelit SATRIA berfungsi dengan normal pascapeluncuran.
BACA JUGA:Satgas TPPO Tangkap 494 Tersangka, 1.553 Korban Berhasil Diselamatkan
Tahap ini diperkirakan memakan waktu tiga minggu. Tahapan selanjutnya, PSN menjalankan In-Orbit Acceptance Review (IOAR).
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD mengungkapkan peluncuran Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1) memiliki dampak positif bagi Indonesia, terutama terkait konektivitas digital melalui pemerataan akses internet di Indonesia.
"Satelit internet pertama milik Indonesia ini untuk pemerataan akses internet, terutama untuk pendidikan, kesehatan, layanan publik, masyarakat, hingga TNI/POLRI," kata Mahfud MD dalam pernyataan pers di Jakarta, Senin 19 Juni 2023.
Peluncuran Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1) akan memberi daya jangkau internet lebih luas mencakup seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Dalam kesempatan itu, Mahfud MD juga menegaskan, proyek peluncuran SATRIA-1 tidak terdampak kasus korupsi BTS 4G yang tengah ditangani Kejaksaan Agung (Kejagung).
BACA JUGA:Ini Alasan PKB Yakin Prabowo Tetap Pilih Cak Imin Cawapresnya
"Ini merupakan proyek tersendiri untuk memberikan pelayanan publik," ujarnya.
Nantinya, peninjauan IOAR akan dilaksanakan pada pekan pertama Desember 2023.
Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan kapasitas internet SATRIA-1 secara bertahap mulai Januari 2024.
Berdasarkan studi terbaru BAKTI Kemenkominfo pada 2023, SATRIA-1 dengan kapasitas 150 Gbps akan menghadirkan layanan internet di 50.000 titik fasilitas publik.
Kecepatan internet di setiap titik layanan publik itu diproyeksikan mencapai 4 Mbps, kecepatan tersebut naik dari perhitungan awal di 2018 saat proyek SATRIA-1 dirintis yang mengusung kecepatan 1 Mbps untuk setiap titiknya.