Aryanto juga kecewa karena ada pihak yang memintanya diajari cara membuat Nikuba dengan kompesasi yang tidak jelas.
Kekesalan Aryanto semakin memuncak dengan datangnya BRIN ke Italia tanpa adanya pemberitahuan dari awal.
BACA JUGA:Usulan Pajak Progresif Kendaraan Dihapus, Korlantas Polri: Banyak yang Gunakan Identitas Palsu
BACA JUGA:Wartawan Perang
Menurut Aryanto, pihak BRIN sejak awal Nikuba diekspos, lembaga tersebut secara terang-terangan menentang dirinya.
Bahkan menurut Aryanto, BRIN sempat mengungkapkan jika Nikuba tidak akan jalan tanpa BRIN saat mempresentasikan Nikuba didepan Jenderal Dudung Abdurachman selaku Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
"Ngapain itu BRIN datang ke Italia. Sejak awal mereka kontra dengan Nikuba. Tapi tiba-tiba datang. Itu membuat saya semakin kesal," katanya
Aryanto sendiri mengakui jika pabrikan Italia tersebut sangat antusias dengan ide dan konsep teknologi Nikuba.
BACA JUGA:7 Potret Prosesi Sangjit Tina Toon, Mewah dengan Nuansa Serba Merah
BACA JUGA:7 Tempat Sarapan Enak di Jakarta Selatan Sebelum Berangkat Kerja, Harga Pas di Kantong!
Hanya saja, kelar presentasi Nikuba, ternyata perusahaan otomotif di Italia itu memberi kesan yang tak sesuai harapan Aryanto Misel.
"Saya kecewa karena nggak ada obrolan dan pembahasan jual teknologi Nikuba," akunya.
Aryanto juga mengakui bahwa dirinya juga telah menyampaikan jika ingin menjual teknologi Nikuba kepada perusahaan tersebut sebesar Rp 15 miliar.
Harga tersebut menurut Aryanto sesuai dengan biaya kompensasi jika perusahaan otomotif Italia itu ingin mengadopsinya.
"Bahasa kasarnya ada biaya kompensasi Rp 15 miliar jika mereka mau gunakan teknologi Nikuba," sambung Aryanto.
"Akhirnya saya pulang saja, tahu begini dari awal saya nggak usah berangkat ke Italia lagi, ngapain hasilnya begini," sesalnya.