Gus Miftah Dikecam Setelah Hina Penjual Es Teh, Hendri Satrio: Tidak Sesuai Nilai Prabowo

Gus Miftah Dikecam Setelah Hina Penjual Es Teh, Hendri Satrio: Tidak Sesuai Nilai Prabowo

Hendri Satrio menilai tindakan Utusan Khusus Presiden, Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah, terhadap penjual es teh, Sunhaji, di Magelang, Jawa Tengah, sebagai sebuah langkah yang kontroversial.-Dok. Hensat-

JAKARTA, DISWAY.ID - Analis komunikasi politik, Hendri Satrio menilai tindakan Utusan Khusus Presiden, Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah, terhadap penjual es teh, Sunhaji, di Magelang, Jawa Tengah, sebagai sebuah langkah yang kontroversial.

Gus Miftah sebelumnya menuai kritik setelah menghina Sunhaji dalam sebuah acara.

Hendri mengungkapkan bahwa tindakan tersebut tidak mencerminkan prinsip yang sering disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto mengenai perhatian kepada masyarakat kecil.

BACA JUGA:Sachrudin Sebut Pilkada Kota Tangerang 'Metal', Alias Menang Total

BACA JUGA:Daftar Lagu Teratas di Apple Music 2024, Didominasi Penyanyi Perempuan

"Pak Prabowo berkali-kali mengatakan bahwa buat apa kita dipuji negara lain, masuk G20 sebagai kekuatan ekonomi terbesar tapi rakyatnya masih miskin? Nah ini kan kenyataan betul bahwa kenyataan rakyat miskin masih tidak mendapatkan tempat yang layak," ujarnya dalam keteranganya, Rabu 4 Desember 2024.

Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini juga menyoroti upaya Miftah yang datang langsung untuk meminta maaf kepada Sunhaji.

Namun, menurut Hendri, meskipun permintaan maaf tersebut dilakukan, gestur dan sikap Miftah terlihat tetap intimidatif dan kurang tulus.

BACA JUGA:Motor Honda BeAT Edisi One Piece Bakal Rilis, Nakama Catat Tanggalnya!

BACA JUGA:Banjir Bandang Sukabumi, 4 Doa Mohon Diberi Keselamatan yang Bisa Diamalkan Umat Muslim

"Dari tayangan yang beredar, permintaan maaf yang dilakukan Miftah sebenarnya baik, namun cara dia mendekati Sunhaji dengan pelukan yang begitu erat bisa jadi membuat Sunhaji merasa kurang nyaman. Itu terlihat seperti tekanan," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa tindakan ini bisa mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap komunikasi publik yang dilakukan oleh pejabat pemerintah, terutama yang berada dalam kabinet Presiden Prabowo.

Hendri menyarankan agar Istana melakukan evaluasi terhadap cara komunikasi yang digunakan oleh para pejabat publik.

"Ini harus menjadi bahan evaluasi terbuka dari pemerintah. Agar rakyat tahu bahwa pemerintah benar-benar serius dalam menanggapi kesalahan dan memberikan ketegasan. Semoga kejadian serupa tidak terulang," harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads