"Sekitaran 2019 bulan Juli, saya berangkat ke Kamboja dengan brokernya.Saya waktu itu berangkat tiga orang, setiba di Kamboja, saya dijemput sama sopir Tuktuk. Saya di penginapan, kemudian saya dipertemukan dengan Miss Huang, entah apakah dia orang China atau orang Indonesia saya kurang hafal ya, pokoknya namanya Miss Huang, yang mengatur disana," ujarnya.
Dirinya menerima uang hingga Rp. 120 juta.
Kemudian, Hanim diminta sosok yang disebutnya broker untuk mengkoordinatir berjalannya bisnis haram itu di Kamboja.
"Setelah itu saya dipanggil lagi oleh broker itu untuk menjadi koordinator di Kamboja, untuk mengurus anak-anak di Kamboja," terangnya.