Luhut Katakan OTT Kampungan, Eks Pejabat KPK: yang Ngomong itu Kampungan

Minggu 23-07-2023,09:13 WIB
Reporter : Reza Permana
Editor : Reza Permana
Luhut Katakan OTT Kampungan, Eks Pejabat KPK: yang Ngomong itu Kampungan

JAKARTA, DISWAY.ID – Saat menghadiri pertemuan di gedung Komisi Pemberantas Korupsi, Luhut Binsar Pandjaitan katakana OTT kampungan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) mengungkapkan bahwa tindakan dari KPK yang melakukan OTT adalah kampungan.

“Kalau ada tangkap-tangkap saja, kampungan itu menurut saya,” tegas Luhut.

Pernyataan Luhut katakan OTT kampungan mendapatkan respon dari eks pejabat KPK yang mengatakan kalau yang ngomong itu kampungan.

BACA JUGA:Protes Warga Muaro Jambi Soal Penyerobotan Lahan Berujung Ricuh dengan Polisi, YLBHI: Warga Diintimidasi

BACA JUGA:Syeh yang Merasa Tanpa Dosa

Mantan pejabat KPK, Bambang Widjojanto menyesalkan pernyataan dari Luhut katakan OTT kampungan.

Bahkan eks pejabat KPK yang ernah menjadi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ini dengan tegas mengatakan bahwa yang bilang OTT kampungan dialah yang kampungan.

Menurut Bambang bahwa OTT bukalah urusan yang mudah dan dengan OTT sebagai pintu dalam memberantas dan mengungkap korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara serta mengungkap kasus-kasu besar.

“Dengan OTT ini mereka tidak dapat lagi mengelak, karena sebua ada disana, muali barang bukti hingga pelaku,” terang Bambang.

BACA JUGA:Manchester United Menang 2-0 atas Arsenal, Kobbie Mainoo Sihir Jutaan Pasang Mata

BACA JUGA:9 Negara Umbar Janji ke Ukraiana, Zelenskiy: Mereka Bantu Bersihkan Ranjau Hingga Pembangunan

“Buru-buru mengatakan OTT kampungan gak baguslah diungkapkan oleh pejabat negara,” terang Bambang.

Bambang juga mempertanyakan peran digitalisasi yang diungkapkan oleh Luhut sebagai salah satu cara dalam memberantas korupsi.

“Saya mau lihat dimana peran digitalisasinya itu, kita bisa melihat bagaimana ada 5.3 juta ton nikel, itu 5.3 juta ton nikel itu tiba-tiba keluar tanpa negara tahu yang menyebabkan kerugian negara 575 miliar rupiah dengan selisih ekspornya itu 14,5 triliun rupiah, cuy lu ada di mana aja nih gitu loh,” terang Bambang.

Kategori :