JAKARTA, DISWAY.ID-- Sebanyak 36 ribu balita di DKI Jakarta mengalami masalah gizi.
Angka sebesar tersebut tercatat usai Pemprov DKI Jakarta melakukan pemeriksaan terhadap 250 ribu balita.
Bahkan disyaratkan angka balita mengalami masalah gizi sebanyak itu belum semua tercatat.
BACA JUGA:Dasar Perpres 72/2021 dan Kerja Sama Lintas Sektor Mampu Tekan Angka Stunting di Bengkulu
Demikian disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di sela-sela rapat pimpinan bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan jajaran Pemprov DKI.
"Sudah tertimbang (diperiksa) itu adalah 250 ribuan. Balita di Jakarta yang bermasalah gizi adalah 36 ribu," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 24 Juli.
Adapun isyarat belum semua tercatat Pemprov DKI, sebab berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah balita di Ibu Kota mencapai 798.107 jiwa.
Oleh karenanya, Heru meminta bantuan Menkes Budi untuk memberi arahan terkait perbaikan gizi anak Jakarta dalam rangka intervensi penurunan angka stunting atau gizi buruk.
Budi Gunadi menyebut keterbukaan pendataan gizi bermasalah oleh pemerintah daerah diperlukan dalam penurunan angka stunting.
Pemprov DKI, menurut Budi, Jakarta menjadi daerah yang telah menjalankan aspek keterbukaan tersebut.
"Kita tadi setuju datanya dibikin transparan dan penimbangan dilakukan untuk seluruh balita yang kayak tadi ada 798 ribuan itu kan sekarang 250 ribu (yang telah ditimbang). Itu banyak sekali daerah yang belum nimbang semua. DKI Jakarta paling komit dan paling siap untuk bisa timbang itu semua," urai Budi.
Penanganannya, Budi telah meminta Pemprov DKI memastikan anak-anak yang tercatat mengalami stunting untuk mendapat asupan makanan yang menyehatkan demi perbaikan gizi mereka.
"Yang paling sulit, saya bilang ke Pak Gubernur, itu memastikan makanan protein hewani masuk ke mulut si balita. Itu paling susah, itu bagaimana menjaganya, memastikannya," urai Budi.
Budi memandang intervensi ini perlu melibatkan peran masyarakat. Kepada Budi, Heru memastikan Pemprov DKI bisa menyertakan program orang tua asuh hingga perusahaan untuk menyokong asupan gizi para balita tersebut.