“Tentunya investasi baru ini akan ikut mendongkrak ekosistem pendukung lainnya, mulai dari dari bucked eskavator dan suku cadang lainnya, serta diharapkan dapat meningkat nilai tambah dan menciptakan rantai pasok serta lapangan kerja, termasuk hilirisasi disektor pertambangan dan agroindustry,” tambah Agus Gumiwang.
Sedangkan Chen menjelaskan bahwa nantinya pihaknya berencana akan meningkatkan rantai pasokan parts dalam yang akan digunakan Sany, di mana saat ini baru mencapai 15 persen.
“Kami saat ini masih mencari dan mencoba untuk mempelajari masukan parts yang akan digunakan dalam produksi dan diharapkan kedepannya Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN akan mencapai 60 persen,” terang Chen.
BACA JUGA:Rahasia Tersembunyi di Balik Pinjaman Online! Siap-siap Terkejut
Chen menjelaskan bahwa ke depannya akan terus meningkatkan teknologi pada alat berat produksi Sany, di mana saat ini di China sendiri Sany telah mempunyai alat berat dengan tenaga listrik.
“Kami masih melihat perkembangan dan kebutuhan alat berat di Indonesia, apakah memang eskavator dan maining truck tenaga listrik di butuhkan atau masih menggunakan mesin berbahan bakar minyak atau internal combustion engine (ICE),” tambah Chen.
Menurut Chen selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Sany yang telah mengusung teknologi 2.0 ini juga berencana untuk melakukan ekspor ke beberapa negara Asia Tengara dan Amerika.