Virus Nipah Serang Otak Hantui India, Wilayah Kerala Diisolasi Pasca Kematian 2 Warganya

Kamis 14-09-2023,14:54 WIB
Reporter : Reza Permana
Editor : Reza Permana

Hewan inang NiV adalah kelelawar buah atau genus Pteropus yang juga dikenal sebagai rubah terbang.

BACA JUGA:Polri Klaim Peredaran Sabu dan Ekstasi Sudah Langka di Indonesia Pasca Penangkapan Jaringan Fredy Pratama

BACA JUGA:Mau Pinjam Uang Rp 5 Juta Tanpa Jaminan? Ajukan Saja di 5 Pinjol Ini, Bunga Rendah dan Diawasi OJK!

Virus ini dapat ditularkan melalui kelelawar buah, babi, dan manusia ke manusia melalui  air liur atau urin. 

Kontaminasi awal dari hewan ke manusia dikenal sebagai peristiwa limpahan atau spillover event dan begitu seseorang terinfeksi, penyebaran NiV dari manusia ke manusia dapat terjadi.

Infeksi pada manusia berkisar dari infeksi tanpa gejala hingga infeksi saluran pernapasan akut maupun ringan serta berat dan ensefalitis atau pembengkakan otak yang dapat menyebabkan koma dalam waktu 24-48 jam.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ensefalitis memiliki angka kematian 40-75 persen.

Mereka yang selamat dari ensefalitis akut dapat pulih sepenuhnya, namun kondisi neurologis jangka panjang dapat terjadi seperti gangguan kejang dan perubahan kepribadian. 

Sebagian kecil orang yang selamat dan kemudian kambuh atau mengalami ensefalitis yang tertunda.

BACA JUGA:Sepeda Listrik Nultron-Wuyang Buka Pabrik di Indonesia, Kapasitas Produksi 120 Ribu Unit Pertahun

BACA JUGA:AKP Andri Gustami Eks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Ditetapkan Sebagai Tersangka Jaringan Narkoba Internasional Fredy Pratama

Cara mencegah virus Nipah

Saat ini, tidak ada vaksin yang tersedia untuk melawan virus Nipah dan berdasarkan pengalaman yang diperoleh dan informasi yang dikumpulkan selama epidemi sebelumnya, pembersihan serta disinfeksi peternakan babi secara rutin dan menyeluruh dengan deterjen yang tepat mungkin efektif dalam mencegah infeksi.

Dalam kasus hewan, jika diduga terjadi wabah maka tempat tersebut harus segera dikarantina. 

WHO juga menyarankan untuk memusnahan hewan yang terinfeksi dengan pengawasan ketat terhadap penguburan atau pembakaran bangkai yang mungkin diperlukan untuk mengurangi risiko penularan ke manusia.

BACA JUGA:Wulan Guritno Datangi Bareskrim Polri, Jalani Pemeriksaan Promosi Judi Online

Kategori :