Polri Klaim Peredaran Sabu dan Ekstasi Sudah Langka di Indonesia Pasca Penangkapan Jaringan Fredy Pratama

Polri Klaim Peredaran Sabu dan Ekstasi Sudah Langka di Indonesia Pasca Penangkapan Jaringan Fredy Pratama

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengklaim peredaran narkotika sabu dan ekstasi di Indonesia sudah mulai langka usai jaringan terbesar Fredy Pratama tertangkap.-Disway.id/Anisha Aprilia-

JAKARTA, DISWAY.ID - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengklaim peredaran narkotika sabu dan ekstasi di Indonesia sudah mulai langka usai jaringan terbesar Fredy Pratama tertangkap.

"Sekarang sudah langka, untuk sabu dan ekstasi sudah hampir susah masuk ke Indonesia. Untuk jaringan Fredy Pratama, karena layer pertama sudah putus semua," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa saat dikonfirmasi, Kamis, 14 September 2023.

Brigjen Mukti menegaskan pihaknya bakal memiskinkan bandar narkoba agar tak beroperasi lagi.

BACA JUGA:AKP Andri Gustami Eks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Ditetapkan Sebagai Tersangka Jaringan Narkoba Internasional Fredy Pratama

BACA JUGA:Sepeda Listrik Nultron-Wuyang Buka Pabrik di Indonesia, Kapasitas Produksi 120 Unit Pertahun

"Dengan menggunakan TPPU memiskinkan para bandar dan kurir, jadi kita komitmen dengan bandar dan kurir kita miskinkan, (Sementara) untuk pengguna kita rehab," ungkapnya.

Sebelumnya, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) berhasil mengungkap kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) beserta sindikat narkotika jaringan internasional terbesar, Fredy Pratama.

Sebanyak 39 orang terkait kasus narkoba yang terafiliasi dengan jaringan internasional Fredy Pratama.

Dari total tersebut, salah satunya Adelia Putri Salma (APS), selebgram yang dijuluki Ratu Narkoba Palembang itu ternyata termasuk dalam jaringan bandar narkoba Fredy Pratama.

Sementara itu, Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengungkapkan sindikat narkoba Fredy Pratama memiliki kerja yang terstruktur dan rapi.

BACA JUGA:Sniper TNI Tembak KKB Papua dari Jarak 650 Meter, Kabur Setelah Bakar Rumah Petugas Kesehatan di Papua Tengah

BACA JUGA:MGPA Buka 2.000 Pendaftaran Relawan untuk MotoGP Mandalika 2023

"Sindikat ini memang rapi dan terstruktur," kata Wahyu saat konferensi pers, Selasa, 12 September 2023.

Wahyu menyebutkan semua orang yang terlibat memiliki perannya masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait