Empati Wanita
--
Saya khawatir: Ira Puspadewi membaca komentar perusuh Disway yang bernama samaran ''Definisi Mewah'' di edisi kemarin. Lalu Ira setuju dengan komentar itu, sambil menangis terharu –dan bersandar ke dada si penulis.
Dari isinya yang sangat bagus saya menduga si penulis adalah ahli psikologi. Semua yang ditulis adalah benar. Dan baik. Juga bisa menyembuhkan jiwa yang lagi trauma. Apalagi jiwa wanita.
"Semoga Pak DI bisa berkomunikasi lebih baik lagi, dengan wanita," tulisnya/nyi di penutup komentar. Saya pun memilih tulisan itu sebagai komentar pilihan. (lihat tiga komentar pilihan hari ini).
Tapi mungkin saya tidak bisa menuruti komentar itu. Tidak sanggup. Saya bukan ahli psikologi. Juga bukan orang yang –kata beberapa wanita– romantis.
Tiga komentar ''Definisi Mewah'' di Disway kemarin itu saya baca sampai dua kali. Saya renungkan pesannya: benar semua. Bagus untuk diikuti.
Tapi mungkin saya tidak bisa mengikutinya. Ira tahu saya: bukan orang seperti itu.
Ketika mengangkatnyi sebagai dirut di BUMN bukan karena dia wanita. Kepada semua direksi perempuan yang saya angkat –saat di swasta maupun di BUMN– selalu saya sampaikan: bukan karena Anda wanita. Itu karena Anda semua mampu.
Pun kepada wartawan wanita: tidak akan ada perlakuan khusus –misalnya dapat tugas yang lebih ringan atau yang kurang berisiko. Wartawan seperti Siti ''Haji Nunut'' Nasyi'ah (Ita) merasakan itu.
Kalau saya bicara ke Ira seperti di ''Ira Fatana'' di Disway kemarin, itu karena saya tahu Ira bukan tipe orang cengeng. Jiwanyi sudah sangat kuat –pun untuk dibanting-banting. Saya tidak membantingnyi. Hanya menjewer pipinyi.
Yang saya lakukan kepada Ira ternyata saya lakukan juga kepada istri saya. Jumat kemarin. Itu hari kedua istri saya di rumah sakit. Kamis pagi dia menjalani operasi ganti tempurung lutut kiri.
Di hari kedua itu dia harus menjalani fisioterapi. Anda sudah tahu: fisioterapi untuk orang yang ganti lutut adalah mutlak. Sangat menentukan. Agar kelak, setelah operasi, bisa jalan, duduk timpuh, yoga, atau berposisi tahiyat akhir, dengan baik. Syaratnya harus disiplin menjalani fisioterapi.
Jumat pagi itu dia menjalani fisioterapi pertama. Kesakitan luar biasa. Sampai dia tidak mau lagi fisioterapi. Kapok. Ketika temannyi merayu dengan ''cara wanita'', istri saya punya dalih yang kuat.
"Kita kan pernah melahirkan. Sakitnya juga luar biasa. Toh kita kuat," kata sahabat itu.
Apa jawab istri?
"Sakit karena melahirkan kan hanya saat itu saja. Begitu bayi keluar selesai. Lega. Ini tidak seperti itu," jawab istri. Dia benar sekali dengan jawabannyi.
Tapi fisioterapi itu mutlak. "Kalau tidak mau fisioterapi bisa fatal. Tidak akan bisa berjalan normal," kata saya. "Akan kesakitan seumur hidup," tambah saya.
"Bah-bah-no," jawabnyi.
Bah-bah-no adalah bahasa Surabaya untuk bodo amat, biarin.
Lalu saya jelaskan secara detail apa yang terjadi dengan lututnyi. Seperti apa mekanisme kerja di dalam lutut itu. Risiko-risikonya. Saya tidak memaksanyi. Saya bisa memahami sakitnya setelah operasi lutut. Seperti semua jenis rasa sakit kumpul jadi satu. Mungkin lebih baik sakit hati daripada sakit fisioterapi.
Jelaslah bahwa istri saya tetap menolak fisioterapi. Bahkan di puncak penolakannyi dia bilang begini:
"Saya pilih mati!" katanyi.
Maka saya tidak mungkin lagi merayunya dengan ''gaya merayu wanita''. Saat dia bilang ''pilih mati saja'' saya mengatakan padanyi: "Masalahnya Anda ini tidak bisa mati. Lutut itu jauh dari napas. Jadi, berharap mati juga tidak ada gunanya. Kalau tidak mau fisioterapi bukan mati tapi akan terus kesakitan seumur hidup".
Dia kelihatan diam. Setelah lama diam saya cium keningnya, sambil berbisik: "nanti malam fisioterapi ya".
Dia diam. Merengut.
Menjelang jadwal fisioterapi saya pergi. Menjemput pengantin baru dari Syria yang akan berbulan madu di Indonesia. Ia anaknya sahabat baru saya di sana.

--
Di jalan, saya monitor lewat Nicky yang menunggui istri saya. Alhamdulillah. Istri saya mau fisioterapi.
Kesakitan?
Sampai menangis.
Tapi fisioterapi kedua ini membanggakan. Dia bisa melangkah lima langkah. Istirahat. Lalu lima langkah lagi.
Kembali dari ''Syria'' saya ke kamar istri di RS Orthopedi, Surabaya. Itu malam ketiga saya tidur di rumah sakit. Saya lihat istri berbaring sambil main HP.
"Tadi pasti sakit sekali ya?" sapa saya.
Diam.
"Tadi sampai menangis ya?"
Diam.
"Anda tadi sudah bisa berjalan 20 langkah ya," kata saya melebih-lebihkan hasil fisioterapinyi.
Diam.
"Besok akan lebih sakit dari itu. Besok Anda akan diminta latihan lebih berat," kata saya.
Diam.
"Sebentar lagi kalau badan Anda agak panas, jangan risau. Itu akibat fisioterapi yang berat tadi," kata saya sambil menempelkan telapak tangan ke keningnyi. Suhu normal.
Sabtu pagi kemarin dia menjalani fisioterapi ketiga. Meski tidak bicara, saya yakin dia sudah siap mental untuk menerima sakit yang lebih berat.
Selesai fisioterapi dia baru mau bicara. "Tidak sesakit kemarin," katanyi. Tidak senyum tapi juga tidak merengut. Jiwanya terlihat bahagia.
Membuat bahagia istri ternyata mudah: memberikan gambaran yang berat, lalu dia bahagia ketika ternyata kenyataannya tidak berat. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 13 Desember 2025: Ira Fatana
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
FITNAH SEBAGAI PROSES PEMURNIAN Yang paling menggetarkan dari kisah ini bukan soal jetlag, bukan pula soal lampu rumah yang “terlalu terang”—tapi cara Ira membaca ulang hidupnya melalui lensa fatana: dimurnikan. Tidak banyak orang yang sanggup melihat fitnah sebagai proses penyaringan jiwa. Biasanya kita marah, meledak-ledak, atau sibuk membela diri. Ira justru memilih membaca As-Subhi berulang kali, merenungkan ayat demi ayat, sambil tetap menjadi imam salat bagi para tahanan. Di situ letak kelasnya. Dan jujur saja, saya terpukau bahwa di tengah tekanan mental, ia masih sempat menamatkan novel-novel berat, dari Elif Shafak sampai A. Helwa. Banyak orang di luar tahanan pun belum tentu sanggup. Kisah ini menunjukkan bahwa kemurnian bukan muncul dari gelar, jabatan, atau panggung megah Pacific Place—tapi dari cara seseorang berdamai dengan badai yang menimpanya. Yang lain mungkin retak. Dia memilih tumbuh. Itu bukan jetlag. Itu upgrade jiwa.
Sugi
Suasana subuh memang bikin otak paling jernih. Itulah kenapa Disway rajin terbit jam segini. Saya mau banget baca jurnal ilmiah Bu Ira tsb. Boleh minta link-nya Bah? Yang soal transisi entrepreneur to sosiopreneur. Jawaban beliau soal itu terasa sangat dalam sekali bagi saya.
Sri Wasono Widodo
I kasus ini mengingatkan saya pada peristiwa yang dialami oleh salah satu imam. llmam Ahmad bin Hambal pada waktu Dinasti Abbasiyah di bawah Khalifah Al Ma'mun dan khalifah Al Mu'tasim mengalami fitnah terhadap pemahaman Mu'tazilah bahwa selain Allah adalah makhluk. Imam Ahmad ketika ditanya tetap berpendapat bahwa Alquran bukanlah makhluk. Ketika dipaksa dengan ancaman akan dihukum beliau tetap berpendapat bahwa Alquran bukanlah makhluk melainkan dalam Allah. Meskipun di dalam Islam boleh berbohong demi keselamatan nyawa namun imam Ahmad takut kalau pendapatnya bahwa Alquran makhluk nantinya akan dianut banyak orang. Suatu saat imam Ahmad didatangi orang yang mengaku pencuri. Dia mengatakan ketika ditangkap petugas meskipun dia mencuri tetap mengganggu tidak akan mencuri. Apalagi imam Ahmad tidak melakukan kesalahan maka harus tetap bersih keras berpendapat bahwa Alquran adalah kalam Allah. Maka akhirnya imam Ahmad dipenjara dan disiksa. Karena karena berganti rezim penyiksaan itu baru berhenti.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
KEKUATAN RUTINITAS KECIL.. Yang justru saya soroti dari Catatan Harian Dahlan hari ini bukan soal fitnah, bukan soal jetlag, tapi soal rutinitas kecil yang diam-diam menyelamatkan jiwa. Di tahanan, bu Ira punya tiga senjata sederhana, yaitu: 1). membaca, 2). pilates, dan 3). pingpong. Terdengar sepele, tapi justru hal-hal kecil seperti itu yang menjaga seseorang tetap waras. Pilates minimalis, tapi cukup membuat tubuh tidak menyerah. Pingpong amatir, tapi bisa menang 15-0—itu artinya fokusnya tetap hidup. Dan membaca buku berat dalam bahasa Inggris? Itu bukan hobi, itu terapi. Menarik juga melihat bagaimana kebiasaan kecil itu ikut terbawa setelah bebas. Bahkan lampu rumah yang terlalu terang pun seperti simbol bahwa ritme hidupnya berubah drastis. Dan ia harus menciptakan ritme baru. Kadang kita pikir yang menyelamatkan seseorang dari tekanan berat adalah hal-hal besar. Padahal seringnya justru rutinitas sederhana yang tidak kita sadari: 1). gerak sedikit, 2). baca sedikit, 3). senyum sedikit. Kisah bu Ira dan pak Harry ini mengingatkan saya, angan remehkan kebiasaan kecil. Karena justru itu yang membuat manusia tetap berdiri ketika badai mencoba mematahkan. Bagaimana dengan Anda?
Mbah Mars
Kali ini, Abah urik: jangan lagi melayani permintaan wawancara media. Eee lha kok Abah mewancarainya. Urik ke dua yg bikin penasaran: siapa sosok Muhammad Adhi Caksono. Kok ya tega²nya Abah tdk menyinggungnya sama sekali. Urik ke 3: disebut juga Zaim Ukhrawi, suami Ira. Bagaimana kabarnya ? Beliau jg jurnalis yg tulisan²nya menarik juga seperti Abah. Dulu saya sering membacanya di Republika.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
RESEP ANTI JETLAG VERSI BUDAK KORPORAT.. Pak Dahlan bilang cara terbaik mengatasi jetlag adalah move on dan langsung bekerja dengan target tinggi. Itu cocok untuk beliau—yang jam terbangnya sudah setara pilot senior. Dan target pribadinya banyak. Kalau saya? Jujur saja, saya belum pernah “keliling dunia”. Baru empat benua. Itu pun kadang masih Maka resep saya jauh lebih sederhana, khas budak korporat yang jadwalnya lebih banyak meeting daripada mimpi. (Baca: Target). 1l. Pertama, langsung ubah arloji ke waktu setempat. Begitu mendarat, jam tangan sudah harus “ikut budaya lokal”. Biar otak tidak ngotot hidup di zona waktu lama. 2). Kedua, disiplin tidur jam 22.00 waktu arloji, walaupun mata masih terasa seperti habis dicelup kopi. Kuncinya jangan menyerah pada rasa kantuk seketika. Tahan sedikit, lalu tidur di jam yang benar. Besoknya dijamin tubuh langsung lebih stabil. Tidak ada teori tinggi, tidak ada target korporat yang heroik. Tapi dua langkah itu selalu berhasil membuat saya kembali waras setelah terbang jauh. Simple, murah, dan cocok untuk kami—para pekerja yang bangun pagi bukan untuk mengejar sunset di benua lain Tapi untuk mengejar deadline. Targetnya corporate sih.. ## Ternyata target juga "ding". Target waktu..
Dody Setiabudi
Abah DI ternyata gak sensitif soal perempuan ????. Setiap kali Ira mau bicara soal masalah nya... Selalu di potong dgn kalimat, bahwa orang lain lebih menderita dari dia. Padahal perempuan itu bercerita bukan utk mengulang2 dan mengingat2 masalah nya... Tapi dia hanya ingin didengar tanpa di hakimi (lagi). Mungkin abah DI perlu belajar lagi soal bagaimana berkomunikasi dgn perempuan ????????
riansyah harun
Ibu Ira Puspadewi yang belum lama ini mendapatkan rehabilitasi dari Presiden Prabowo, menjadi begitu "mahir" bermain pingpong selama 10 bulan beliau "dikarantina". Bisa meggalahkan semua lawan mainnya sampai 15-0 ataupun sekedar hadiah 15-1. Padahal sebelum dikarantina tersebut, ibu Ira tidak pernah bermain ping pong. Begitupun seseseorang yang pernah menjadi sesuatu di masa lampau dan yang merekrut Ibu Ira Puspadewi untuk ikutan menjadi sesuatu di saat itu, ingin menjajal dan mencoba kejagoan Ibu Ira tadi...??? Jangan jangan.., orang orang yang selama ini "terfitnah" dan sempat menjalani "masa karantina" yang sama, di tempat "karantina" itu menjadi jago main Ping Pong, karena kesal dan ingin memperlihatkan bahwa setiap tuduhan yang di sampaikan, dapat dikembalikan kembali kepada yang menuduhnya..., ibarat bola Ping Pong yang dipukul balik ke pihak lawannya di seberang meja ping pong..??? Siapa tau pula suatu saat, Pak Thomas Lembong bisa tambah jago main Ping Pong, setelah berada di dalam masa "karantina" yang panjang itu..???
Asparkoto Batanggasan
Jumlah ayat Al Qur'an menurut kemenag 6236 ayat. Jumlah 6666 memang sering kita dengar melalui ceramah yang sebenarnya perlu diluruskan. Ada riwayat yang menyatakan jumlah ayat 6214, 6217, 6219 atau 6225. Ini dikarenakan perhitungan Kuffi, Madani atau Makki.
Mbah Mars
Bony mengenalkan calon istri kpd kedua orang tuanya. "Namanya Pepy, Pa-Ma. Putra Pak Ongko dan Bu Ayu" Ayah Boni terperanjat. Kelihatan galau. Setelah Pepy pulang si ayah melakukan testimoni. "Bony. Kamu tidak boleh menikah dg Pepy. Dia adikmu sendiri. Maafkan ayah" Suasana jadi panas. Bony kelihatan gusar dan marah. Dia berteriak keras² mengutuk ayahnya. Tiba² si mama memeluk Bony. "Tenangkan hatimu, Bony. Kamu boleh menikah dg Pepy. Dia bukan adikmu, karena sesungguhnya kamu bukan anak Papamu. Maafkanlah Mama"
djokoLodang
-o-- Selingan -- Intermeso Suami yang selingkuh meninggal dan sampai ke gerbang surga. Penjaga surga memandanginya dengan seksama dan berkata, "Kau telah tidak setia kepada istrimu 28 kali. Jangan khawatir, kau akan diterima—hanya saja kau tidak akan mendapatkan mobil baru seperti mereka yang lebih setia dalam pernikahan mereka." Bingung, pria itu bertanya, "Tapi aku tetap dapat mobil?" Penjaga menjawab, "Tentu saja. Tidak ada yang susah atau menerita di sini. Namanya juga surga. Semua orang membutuhkan kendaraan untuk bepergian. Hanya saja kau akan menerima Ford Pinto tua yang sudah usang." Setelah itu, pria itu melihat dua teman lamanya masuk melewati gerbang surga yang sama. Teman pertama pernah berselingkuh sekali selama masa sulit dalam pernikahannya dan diberi Toyota Camry yang bagus. Teman kedua memerima Lamborghini baru karena tidak pernah memikirkan wanita lain selain istrinya. Beberapa waktu kemudian, pria dengan Ford Pinto itu mulai menangis. Khawatir, kedua temannya menghampirinya dan menanyakan mengapa ia begitu sedih. Ia menunjuk istrinya yang sedang berkeliling dengan skuter. --0-
ALI FAUZI
Pak DIS bisa segera mengatasi jetlag. Bisa langsung move on dengan langsung bekerja dengan target tinggi. Tapi anak Pak Iskan ini belum bisa move on dari kantong plastik kresek. Sudah berapa dekade kalau bawa barang pakainya kantong kresek itu.
Ahmad Zuhri
Ternyata Harry Muhammad Adhi Caksono adalah mantan Direktur Perencanaan dan Pengembangan ASDP yg sama2 terkena kasus dengan Bu Ira.. kayaknya kok ga disinggung blas sama Abah ya.. Tafsir Al Azhar ditulis saat Buya Hamka di penjara, beberapa tokoh terkenal saat dipenjara setau saya jg menulis buku.. ini seperti membenarkan bahwa imajinasi itu tidak terbatas. Malah Bapak mantan sesuatu itu sambil sakit sudah membayangkan menulis buku, bisa runtut, jelas dan sangat menarik.. Orang berprestasi ditempatkan di manapun tetap berprestasi, seperti kata Bapak mantan itu.. tetap semangat bekerja dan berkarya Bu Ira dan Pak Harry !!
Ima Lawaru
Perusuh ilmunya sudah bisa mengalahkan agen FBI dalam menjawab misteri tersembunyi dari sebuah foto Pak bos Disway nenteng kantung kresek putih. Bukan main. Hihi
heru santoso
Saya juga bisa membuka tulisan dengan pertanyaan: apakah Reza Artamevia hobby koleksi tas? Anda sudah tahu deretan koleksi tas Reza antara lain: Channel seri Black Caviar Small Shopping Business seharga 102juta, LV edisi Monogram Coussin PM Bag seharga 76juta. Dan masih banyak lagi yang bisa Anda tanyakan AI. Lalu, apa sih arti tas branded bagi penampilan seorang wanita? Lebih dari sekadar tempat menyimpan dompet dan lipstik, tas branded adalah statement piece yang langsung naikkan level outfit. Ia seperti mahkota tak terlihat: menambah rasa percaya diri, menunjukkan selera yang refined, dan jadi investasi jangka panjang karena value bisa naik. Bagi Reza, tas-tas ini bukan cuma aksesoris, tapi bagian dari aura elegan yang membuatnya selalu terlihat memukau, di mana pun dan kapan pun. - Kecuali saat foto berempat diatas -. Kenapa difoto itu Reza tidak memakai tas? Anda sudah tahu: karena ada tas kresek disebelahnya. Tas kresek itu adalah statemen piece, penampilan yang menunjukkan diri, juga fungsional menyimpan bekel. Secara nilai ekonomi value-nya juga meningkat. Buktinya dulu tas kresek hanya dikasihkan free -tak bernilai, sekarang ada charge nilai 2000 rupiah.
Taufik Hidayat
Omon omon soal jetlag, saya ingat bahwa bagi yang sering bekerja shift jetlag itu tidak laku. Karena bisa saja sekarang harus kerja pagi sampai siang besoknya harus kerja malam sampai pagi. Yah kalau lagi dinas khan tidak boleh ngantuk. Dan kalau capek, siang yah tidur dan malam harus melek kalau dinas. Kalau soal perjalanan jauh saya mau sedikit dongeng pernah lebih 48 jam tidak tidur . Sewaktu dinas di Brunei dulu pernah tiba tiba harus ke London. Jadi ikut pesawat sore ke Singapura dan kemudian pindah British Airways langsung ke LHR (London heathrow) sampai di LHR pagi, langsung naik bus k LGW( London Gatwicj) mampir ke kantor CAA…. Sorenya kembali ke LHR, terbang lagi dengan BA ke SIN hanya transit dan naik Bİ ke BWN (Bandra seri Begawan) . Sampai Bruniei langsung tidur .. total lebih 48 jam berhalaman.. tidak sempat jetlag khan?
Ciga Sama
Ketika mendapatkan fitnahan seperti yang dialami teman reza itu, tanpa sadar sudah mendapatkan diskon pertanggung jawaban di akhirat selama 10 bulan. ada tambahan pahala sekaligus dihilangkan potensi dosanya yang bisa terjadi selama ia disana. kita tidak tahu apa yang terbaik bagi kita, tapi yang sudah terjadi adalah yang terbaik buat kita dari sang pencipta. Mulai bangkit dari jet lag dan "berkarya kembali". sepertinya momen membujuk itulah yang sedang dilakukan abah dalam pertemuan di foto
Taufik Hidayat
Artikel ini tentang penjara, jadi ingat banyak tokoh besar dalam sejarah yang dipenjara walau secara logika tidak bersalah. jadi ingat aibmu Khaldun yang menulis Muqadimah. tapi saya suka sekali buku adon Quijote de la aman ha karya Cervanyes. Dalam buku itu ada kutipan dalam bahasa Spanyol : “la libertad Sancho es uno de los más preciosos dones que a los hombres los cielos; con ella no pueden igualarse los tesoros que entierra la tierra ni el mar encubre.’ Artinya kira-kira:“ Kebebasan, Sancho, adalah Salah satu anugrah paling berharga Yang dianugrahkan langit kepada manusia; Tiada harta di bumi Atau kekayaan tersembunyi di laut yang dapat menandingi nya. “ Walau kata-kata ini diucapkan Don Quijote Di tengah petualangan dan bukan di dalam penjara, Maknanya yang dipakai untuk menggambarkan kebebasan batin Yang tetap hidup walau seseorang berada di dalam sel penjara. Ini sangat cocok menggambarkan kisah sang tahanan (el cautivo). Sebagaimana dikutip dari historia del cautivo parte I. l Masih dongeng tentang London, hadi ingat pernah mampir ke Tower of London. Dari sekian banyak tokoh yang pernah dipenjara di sini adalah Sir Thimas Moore. Beliau di penjara bukan karena kejahatan melainkan hanya karena tidak mau mengakui raja Henry VIII Sebagai kepala gereja dan lepas dari paus di Roma. Akhirnya beliau dihukum mati dengan dipenggal dan tubuh serta kepalanya dimakamkan secara terpisah. Nah beliau juga yang menulis buku berjudul Utopia.
Jokosp Sp
Dahlan Iskan + Ira Puspadewi bisa digambarkan : 1.Orang tua dengan anak angkatnya 2.Atasan dengan bawahannya 3.Senior yang dekat dengan yuniornya 4.Sesama teman senasib yang pernah merasakan hal yang sama menyakitkannya. Di nomer empat itulah menjadikan nomer 1 - 3 jadi lebih dekat tanpa disadarinya. Seperti orang tua yang ketika anaknya sakit : "Biar aku saja yang menaggung penderitaan itu. Janganlah di anakku". Itulah do'a yang timbul dari rasa kedekatannya.
Jokosp Sp
Kenapa Pak DI selalu bawa tas kresek tentengan?. La mbok ya bawa pabriknya yang di Jepang itu ke sini. Pabrik yang bisa mengolah tepung singkong jadi tas kresek organik. Atau yang dari China dengan harga yang lebih murah, bisa juga jadi alternatif. Coba hitung kalau tiap hari bawa tas kresek dan buang ke tempat sampah, sudah berapa juta sampah yang dihasilkan dari bawaan itu. Di Jepang penutup mulsa pertanian saja diwajibkan harus menggunakan plastik dari bahan singkong tersebut, karena mudah diuraikan secara alami. Satu daerah di Jawa, namanya "PATI". Itu kota terkecil pengasil singkong terdepan. Kota hanya seukuran 1,17 - 2,22 micro meter. Atau sebuah kota yang bisa diayak dengan ukuran >100 mash atau sebesar 0,09 mm. Kalau lupa kota ini bisa dilihat lagi yang kemarin viral, bupatinya yang naikin pajak sampai 250% dari pajak bumi dan bangunan.
sinung nugroho
Nasihat guru yang bocah tua nakal: "cara memgatasi jetleg terbaik adalah move on. Langsung bekerja dengan tekanan target yang tinggi!". Ini seperti pengalaman dan hikmah setelah "diplokotho" beberapa tahun yang lalu.
Muh Nursalim
Digosipin aja ndak nyaman. Padahal emang asli. Sesuai dg fakta kelakuan itu orang. Hla ini difitnah. Ndak nyuri difitnah mencuri. Ditahan pula sampai sepuluh bulan. Sangat menyakitkan. Tetapi itu kalo dilihat dari sisi tasawuf menandakan hebatnya si hamba di mata Kekasihnya. Maka orang2 top seperti Ahmad bin Hambal, Ibnu Taimiyah, Sayid Qutub Natsir dan Hamka. Mereka dipenjara malah bersyukur. Hamka dalam setiap juz tafsir al azhar di halalaman pertama selalu ditulis buku ini diselesaikan di penjara sukamiskin tgl... sampai .... Ketika pindah penjara juga begitu. Tafsir al azhar beliau tulis saat d penjara. Tafsir fi dhilslil quran juga ditulis sayid qutub d penjara. Majmu fatawa yg tebalnya hampir satu meter juga ditulis Ibnu Taimiyah d penjara. Saya yakin setelah ini bu Ira kan semakin berjaya. Krn telah lulus dr ujian beratnya.
Jokosp Sp
"Anda pejabat. Ada bencana di daerah yang jadi tanggung jawabnya. Tapi di saat yang sama pejabat itu malah pergi untuk melakukan ikhtikaf di ka'bah. Itu tidak ada artinya. Orang menilai itu bukan ikhtikaf, itu ngawur. Karena meninggalkan fardu ain". Pagi tadi pak ustad menyampaikan di kultumnya. "Ma taqaro ilai abdi bisyaiin ahabba ilaiya mimaru alai - Tidak ada ibadah yang paling Saya sukai sebagaimana orang melakukan fardu ain". "Jadi fardu ain itu adalah konstitusi. Berarti yang sekarang orang-orang nyari kekayaan untuk keluarga dan statusnya fardu ain itu lebih keren ketimbang misalnya orang nyari kekayaan untuk rafahiyah, untuk penyempurnaan, untuk sekunder. Di sinilah pentingnya peletakan hadis : orang miskin itu masuk syurga lebih dulu 500 tahun ketimbang yang kaya. Apalagi kekayaannya dari merusak kekayaan alam yang jadi haknya rakyat. Yang kaya itu akan lebih lama dilandrat malaikat untuk dimintai pertanggung jawabannya". "Anda milih mana : jadi orang kaya atau jadi orang miskin dari penjelasan tadi?". Saya akhirnya menjawab : saya pilih yang cukup saja Pak Ustad. Cukup bisa beli ini, cukup bisa beli itu.
daeng romli
Tidak ada cerita sedih dlm artikel ini, krn setiap mau cerita Abah melarang Bu Ita utk cerita krn endingnya akan ada airmata. Jadi sbg pembaca ya tdk bisa berempati secara keseluruhan dr kisah bu Ita hingga di penjara. Klo toh ada itu sebatas dia dipenjara dan ketika bebas ia masih merasa silau dgn penerangan rumahnya, padahal itu lampu lama. Aku malah trenyuh ketika Abah, Bu Ita dan Pak Harry itu makan bersama. Lauknya ada gurami asam, sayur kailan manis dan 1 piring nasi utk ber 3, minumnya air putih. Ini yg bikin sedih Abah. Karena Lagu Ida Laila (almh) "Sepiring berdua" itu saya kira sdh sedih ternyata ini lbh menyedihkan. Atau jangan2 abah salah tulis sebesek (sebakul) bertiga.....hehehehe #guyonbah #wesngonoae
David Kurniawan
Setuju banget, langsung gass move on. fokuskan energy untuk masa depan. urusan ketidak adilan sudah ada yang urus. Smoga bu Ira segera tancap gas.. karena tancap gasnya pasti mendatangkan manfaat.
Em Ha
"Aduh. Kuper banget.. Dia kan Reza..". Kalimat Ira yang mewakili seluruh Perusuh dan Pesuruh Disway. Abah itu memang Kuper Asli. Dalam suasana diskusi. Di bawah rumah panggung Manado. Saat Gathering Perusuh di Pacet Sabtu Ahad lalu. Ada yang celetuk kasus Inara. Peserta diskusi ada yang duduk, ada yang berdiri mengelilingi Abah. Abah, sebagai pusat diskusi dan informasi bertanya. "Siapa Inara itu?. Beliau celingak celinguk. Nampak mbak Nana berdiri di samping tiang penyangga rumah. "Kenal Inara?" Alis dan kepala Abah bergerak keatas tanda bertanya. "Ya.. kenal.. laaahhhh" jawaban mbak Nana super cepat. Menambah heboh dan meriahnya suasana. Untuk urusan "itu". Abah asli kuper. Namun dalam bisnis dan dunia usaha Abah asli over. Keterlaluan luas pergaulannya. Keberanian Ira membuly Abah dengan kata2 "kuper". Menunjukkan Ira sudah melangkah kedepan. Move Forward. Kami yang mendengar diskusi Inara. Jadi Move On.
Definisi Mewah
Mayoritas kita sudah terlalu lama terpapar dengan budaya yang keliru, bahwa ekspresi sedih adalah simbol kelemahan. Padahal, ketegaran itu justru lahir dari emosi yang diterima dan diproses secara konstruktif, bukan malah disangkal dan ditutup atau disumbat. Jika saya berada di posisi Pak Dahlan Iskan di foto bersantap makan bersama di atas, berikut inilah, kalimat-kalimat yang akan saya utarakan, kepada Ira: 1. BERI VALIDASI. "Saya lihat ini memang berat, dan saya melihat kamu masih menahan banyak cerita. Kamu boleh mengambil jeda dari segala wawancara dari media, tapi saya ingin mendengar cerita kamu lebih utuh lagi, lebih dalam lagi. Saya siap mendengarkan." 2. BERI OPSI. "Kalau kamu mau bercerita banyak, saya siap mendengarkan. Kalau perlu, kita atur ritme wawancara, agar kamu tetap punya ruang untuk pulih". 3. BERI STRUKTUR NARASI. "Mari kita tulis poin-poin utama yang ingin kamu ceritakan dan ingin kamu sampaikan. Tidak perlu sekarang, cukup kapan saja kamu merasa siap". 4. BERI ATENSI. "Istirahat yang banyak, makan yang enak, dan punya ruang menangis yang aman. Itu adalah kebutuhan kamu saat ini. Setelah itu, mari kita rancang langkah berikutnya". Semoga Pak Dahlan Iskan bisa berkomunikasi lebih baik lagi, dengan wanita.
Definisi Mewah
Ketika air mata ditahan di ruang publik, lalu diblokade dan ditutup juga di ruang privat, maka Ira telah kehilangan dua kanal pelepasan beban batin dan emosi, dan ini semakin meningkatkan beban psikis yang dia alami. Saya benci ketika harus meneruskan komentar ini, sebab kesannya saya jadi menasehati sosok yang lebih tua dari saya. Tapi izinkan saya menuturkan ini: larangan mengekspresikan emosi, itu akan mendorong coping-mechanism yang agresif. Pak Dahlan Iskan, pemulihan psikis itu membutuhkan ventilasi emosi, dan pengakuan atas pengalaman pahit yang baru saja dialami. Maka ketika Pak Dahlan Iskan menyuruh Ira untuk secepatnya pulih, itu sangat kontraproduktif dalam disiplin ilmu psychological healing. Ketika Ira dicegah untuk berbicara dan bercerita tentang ketidak-adilan yang menimpa dirinya, itu sama dengan memotong proses "meaning-making" / pencarian makna atas luka yang baru saja diderita. Dan itu akan makin membuat Ira kian sulit merangkai narasi personal yang bisa memulihkan dirinya.
Definisi Mewah
Saya nyaris tidak percaya, ketika membaca bagian kalimat yang ini. "Ketika Ira mau bercerita banyak soal ketidakadilan yang dia alami, saya cegah. Ketika mau bercerita framing kejahatan yang digiringkan kepadanyi, saya bilang saya tidak mau mendengarnya. "Ada yang mengalaminya lebih parah dari kamu," kata saya. Pak Dahlan Iskan... Pola komunikasi Pak Dahlan Iskan, harus saya katakan, tidak ber-empati. Dengan melemparkan kalimat blokade berupa perbandingan vertikal bahwa: "ada yang mengalami hal yang lebih parah dari kamu", Pak Dahlan Iskan tegas menyatakan, bahwa rasa sakit yang dialami Ira, tidak layak untuk mendapatkan ruang. Ruang apa? Ruang yang aman, untuk didengarkan. Semua insan manusia yang pernah disakiti, memiliki kebutuhan dasar untuk didengar, dan divalidasi. Pak Dahlan Iskan mengabaikan dan melupakan hal fundamental ini. Lalu... "Harus move on, tidak boleh menangis". Ini pun adalah perintah disiplin, bukan support mental. Menangis itu mekanisme regulasi emosi yang sangat normal. Melarangnya, itu sama dengan memperpanjang tekanan mental. Dan jika Pak Dahlan Iskan mempelajari Behavioral Psychology, sebelum "move on" itu, harus "move forward" dulu. MOVE ON itu langsung disuruh melupakan total apa yang baru saja dialami, sedangkan MOVE FORWARD itu menerima, realita yang baru saja terjadi, sembari terus berprogres menata diri kembali. Maka meminta seseorang yang baru saja disakiti, untuk langsung MOVE ON, itu... keliru.
Udin Salemo
Inyong baru paham kenapa setiap dipitnah, mantan sesuatu hanya diam. Tak menanggapi. tak baper. apalagi marah-marah. Ternyata, seperti kata mba Ira mantan sesuatu sedang mengalami proses "semacam dimurnikan." sugoooiii...
Beny Arifin
Saya penggemar mbak Reza. Dan kebangetan kalau Pak Dahlan tidak mengenali. Tapi begitu lihat fotonya saya juga ga ngenali ternyata. Benar benar beda penampilannya. Tapi kalau sudah nyanyi satu kata saja misal "Pertama..." saya insyaAllah hapal suaranya.
Muhammad Zainuddin
Oh, satu lagi @Pak Jokosp Kata "cukup" (cukup bisa beli ini, cukup bisa beli itu), itu dalam bahasa Arab disebut dengan "ghaniyyun / aghniyya", alias kaya, berkecukupan, tidak butuh bantuan dari siapapun. Jadi ketika Pak Jokosp memilih menjadi orang yang "cukup", artinya Pak Jokosp sedang memilih untuk masuk kuadran orang kaya. Parameter kaya dan miskin itu adalah dari kecukupan itu. Orang miskin selalu berkekurangan, karena memang serba kurang secara kebutuhan. Orang kaya? Sebaliknya. Bisa beli itu, bisa beli ini, karena uangnya cukup, bahkan berlebih, maka dari itu disebut kaya. Jadi, alhamdulillah, Pak Jokosp memilih untuk menjadi kaya / aghniyya / berkecukupan selama hidup di dunia.
Muhammad Zainuddin
@Pak Jokosp Hadits yang menyatakan bahwa orang miskin masuk surga 500 tahun lebih dulu dibanding orang kaya, bermasalah dari 3 segi. 1. Segi sanad / mata rantai periwayatan. Di mata rantai riwayat hadits ini ada nama Ibnu 'Amrin, yang oleh Imam ad-Daruquthni dinilai sebagai periwayat hadits yang dha'if (lemah). 2. Segi matan / isi hadits. Riwayat hadits ini bertentangan dengan logika. Mari kita telaah. Orang miskin yang beriman, versus orang kaya yang beriman plus dermawan, kira-kira yang mana yang timbangan amal kebaikannya lebih berat? Miskin beriman nol amal sosial, ataukah kaya beriman plus amal sosial? Maka secara logika ini saja, orang kaya beriman dermawan, akan lebih dulu masuk surga, dibanding miskin beriman yang tidak punya banyak amal kedermawanan. 3. Dari segi peringkat. Riwayat hadits ini tidak ditulis oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, sedangkan dalam agama Islam aliran Ahlussunnah wal Jama'ah, kitab hadits paling shahih itu hanya 2, kitab hadits Shahih Bukhari dan kitab hadits Shahih Muslim. Riwayat hadits mana saja yang tidak tercatat di Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, maka derajat haditsnya lebih rendah, untuk diterima. Ini hanya sharing wawasan saja. Bukan debat.
Liam Then
Habis baca komentar definisi mewah, saya terkekeh dalam hati, inilah susahnya zaman sekarang, mau curhat saja perlu beberapa langkah, susun poin curhatan. Saya membaca jadi ingat ketika saya berkunjung mau curhat (pinjam duit). 1. Dapat validasi : "boy tunggu, jangan omong dulu, aku tahu berat kondisi kau, kayaknya tak hanya satu masalah kau, cubelah kau stop dulu curhat ke banyak teman, nanti aku siapkan waktu untuk dengar curhatan kau, sekarang kita minum kopi dulu" 2. Dapat opsi ; " Boy, kalo kau mau "curhat" banyak, bagaimana kalau kita siapkan sesi khusus nanti, kayaknya sekarang waktu agak sempit, nanti bolehlah kau curhat sebanyak mungkin" 3. Dapat perintah menarasi : "Boy, cube kau cerita dari awal, bagaimana tahapannya sampai kau bise begini, satu-satu, tapi tak perlu sekarang nanti ndak papa, sekarang minum lagi kopi kau, itu ada kue" 4. Dapat atensi : istirahat yang banyak, jangan terlalu kau pikirkan, makan dan tidurlah yang cukup, itu yang penting untuk kau sekarang...nanti kapan-kapan ,kita cube rancang gimana jalan keluarnya. Saya: "..........boy, panjang kau lebar, jadi gak kau pinjamkan 100?"
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:

Komentar: 33
Silahkan login untuk berkomentar