Ira Fatana

Ira Fatana

Harry Muhammad Adhi Caksono, Dahlan Iskan, dan Ira Puspadewi saat makan malam tiga hari setelah Ira keluar dari rumah tahanan.--

"Apa rencana Anda setelah mendapat rehabilitasi dari Presiden Prabowo?"

Itulah pertanyaan saya saat makan malam dengan Ira Puspadewi dan Harry Muhammad Adhi Caksono. Saat itu mereka baru tiga hari lepas dari tahanan.

"Belum tahu. Ini masih jetlag," ujar Harry Muhammad Adhi Caksono setengah bercanda. "Iya, masih jetlag," timpal Ira lantas tertawa.

Salah satu bentuk jetlag itu soal cahaya. Mereka sudah terbiasa cahaya lampu redup di tahanan. Hari pertama tidak lagi di tahanan, Ira merasa lampu rumahnya terlalu terang.

"Sampai saya minta lampunya diganti," ujar Ira, mantan direktur utama BUMN PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) itu.

"Ini lampu lama," ujar Zaim Uchrowi, suami Ira, menjawab permintaan istrinya itu. Rupanya Ira benar-benar sudah terbiasa dengan lampu redup selama 10 bulan di tahanan.

Saya pun minta Ira dan Harry bisa cepat mengatasi jetlag. Harus segera move on. Tidak boleh menangis lagi. Jangan terus melayani permintaan wawancara media. Stop. Saya lihat Ira masih menahan tangis setiap tampil di media.

"Masih banyak yang nasibnya lebih jelek dari kalian. Contohnya ....," ujar saya.

Ketika Ira mau bercerita banyak soal ketidakadilan yang dia alami, saya cegah. Ketika mau bercerita framing kejahatan yang digiringkan kepadanyi, saya bilang saya tidak mau mendengarnya. "Ada yang mengalaminya lebih parah dari Anda," kata saya.

Malam itu kami hanya order gurami asam-manis, sayur kailan yang dikeringkan, dan nasi putih satu piring dibagi tiga. Lalu air putih.

Hampir jam delapan malam kami baru mulai makan. Di Pacific Place. Hiasan Natal selalu sangat menarik di lobi mal tersebut.

Ups... Ira bertemu teman lamanyi di situ. Juga berjilbab. Sama cantiknyi. Mereka berangkulan lama. Saling menyapa. Berangkulan lagi. Ira menahan tangis. Berangkulan lagi. Lalu si teman bikin video call dengan keluarganyi untuk menunjukkan siapa yang sedang bersamanyi. Ira dan wanita itu lantas asyik bicara dalam bahasa Sunda.

"Siapa dia?" bisik saya setelah Ira meninggalkan temannyi itu.

"Aduh, kuper banget. Dia kan Reza.....," kata Ira tentang penyanyi terkenal itu. "Memang agak beda ya dengan di panggung...," tambah Ira.


Dahlan Iskan, Ira Puspadewi, Reza Artamevia, dan Harry Muhammad Adhi Caksono di Pacific Place, SCBD, Jakarta.--

Kami pun berjalan keluar mal.

"Saat di tahanan, jam sekian ini apa yang Anda lakukan?"

"Yah... membaca. Atau mengaji," ujar Ira.

Dia tidak ingat lagi sudah berapa kali khatam (membaca sampai tamat) Alquran yang terdiri dari 6666 ayat itu.

Dia sering berhenti lama setiap kali sampai surah As-Subhi. Lalu membacanya lagi berulang. Merenungkan artinya.

Ira memang membawa Quran ke tahanan. Quran dengan terjemahan dalam bahasa Inggris. "Surah itu saya rasakan seperti menyindir saya banget," kata Ira.

Dia memang tumbuh di keluarga pesantren. Karena itu setiap salat lima waktu Ira-lah yang jadi imam. Ada delapan tahanan wanita bersamanyi, satu yang Kristen.

Saya lihat Ira bisa menjaga badan. Tetap langsing. Tidak terlihat ada perubahan. Tetap energetic. Rupanya dia bisa meneruskan kebiasaan olahraga di tahanan.

"Saya bisa pilates tiap hari. Pilates sendiri," kata Ira. Ada alat pilates di tahanan meski yang minimalis.

Di bidang olahraga Ira punya kemampuan baru: pingpong. Seluruh temannya dia kalahkan. Bisa 15-0. Kalau lagi baik hati dia kasih 15-1. Padahal baru di tahanan itu Ira memegang tepok pingpong. Dia tidak pernah tertarik pingpong. Pada saatnya nanti saya ingin mengetes kemampuan baru pingpongnyi itu.

Saya pun ingin tahu buku apa saja yang dia baca di tahanan. Umumnya buku tentang ekonomi, bisnis, manajemen, dan leadership. Semua dalam bahasa Inggris.

"Saya juga banyak membaca novel," katanyi. Tentu juga dalam bahasa Inggris. Dia suka novel yang terkait dengan tokoh atau peristiwa masa lalu. Misalnya novel karya Elif Shafak. Anda sudah tahu judul terlaris karya novelis wanita Turkiye ini: Forty Rules of Love.

Anda juga sudah tahu isinya: tentang Rumi. Jalaluddin Rumi. Yang puisi-puisinya sering Anda kagumi itu. Ini novel tentang perjalanan hidup, filsafat dan renungan Rumi –yang makamnya di kota Konya itu. (Disway 30 Desember 2018: Konya).

Buku lain yang dia baca adalah karya penulis filsafat wanita A. Helwa. Anda sudah tahu judul terbaiknya: Secrets of Divine Love. Dia mendekati pemaknaan Quran dari sudut cinta. Cinta Tuhan kepada manusia. Bukan Tuhan yang suka mengancam dan menghukum. Maka orang yang sering merasa takut, stres, tidak percaya diri, sangat suka membaca buku ini.

Ira pun menemukan ketenangan lewat buku itu. Dia menempatkan diri sebagai orang yang lagi terkena fitnah. Dia bisa mendalami makna fitnah itu sendiri.

"Di buku itu dijelaskan bahwa fitnah berasal dari bahasa Arab: fatana. Artinya semacam dimurnikan," ujar Ira.

Maka selama di tahanan Ira merasa dirinya sedang dalam proses pemurnian diri. Tentu orang yang terkena fitnah akan mengalami gejolak jiwa.

Kian besar fitnah itu kian tinggi gejolak itu. Bisa sangat destruktif. Tapi bisa juga menjadikan jiwa menjadi murni. Tergantung pada sikap dalam menghadapi fitnah itu.

Helwa tinggal di California. Dia suka mendaki gunung, masuk hutan dan tinggal di gurun. Sedang Elif Shafak tinggal di Inggris.

Ira orang Sunda yang lahir yatim di Malang. Pendidikan di SMAN 1 Sidoarjo, lantas ke fakultas peternakan di Universitas Brawijaya. Doktornya dari Universitas Indonesia. Disertasinya tentang kepemimpinan di sosiopreneur. Penelitiannya di 600 koperasi di seluruh Jawa.

"Apa kesimpulan disertasi Anda?"

"Untuk melakukan sosiopreneur harus berhasil menjadi entrepreneur dulu. Bukan sebaliknya," ujar Ira. Dia pun membuat jurnal ilmiah soal itu. Lalu dia merasa bangga karena berhasil masuk dalam scopus liga satu.

Sebagai orang yang dulu sering keliling dunia –saat dia jadi direktur di perusahaan Amerika– Ira tentu sudah terbiasa mengatasi jetlag. Terbang jauh dengan pesawat jet ke wilayah-wilayah beda waktu memang bisa limbung –disebut jetlag. Ada yang berminggu-minggu masih mau tidur di siang hari. Ada juga yang hanya satu dua hari.

Tentu Ira sudah tahu cara terbaik mengatasi jetlag. Jangan lama-lama menuruti keinginan terus tergolek di tempat tidur. Cara mengatasi jetlag terbaik adalah: move on. Langsung bekerja dengan tekanan target yang tinggi! (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan Edisi 12 Desember 2025: Kembar Resmi

Ima Lawaru

Gara-gara komentar Murid SD Internasional beberapa hari ini soal banjir Sumatra, akhirnya saya ajak ChatGpt berdiskusi, nyaris 1 jam. Kalo diskusi sama Gpt enak. Dia bijak. Tidak gampang emosi. Dan selalu menilai dari 2 sisi secara berimbang. Dan kesimpulan ChatGpt: Dari angka 1-10, maka skor pemerintah dalam menangani bencana Sumatra adalah 4.83. Dengan rincian: 1. Kecepatan respon awal =4 2. Cakupan/pemerataan bantuan=4 3. Koordinasi antarlembaga:5 4. Mobilisasi logistik:5 5. Komunikasi resiko/info publik:5 6. Kolaborasi internasional:4

Ima Lawaru

Saya senang kalau sesekali Abah mengulas tentang kurikulum pendidikan di negara-negara maju. Saya sering nonton reel pendek tentang ini. Tapi lebih klop saja kalau ini ditulis Abah. Karena terasa bedanya. CHD_Disway 2019 sampai hari ini kayaknya jarang bahasa kurikulum sekolah. Padahal pembaca senyap Disway banyak juga guru² loh. Ini firasat saya.

siti asiyah

Sebagai ormas yang merasa paling pembela Pancasila, paling NKRI, ormas NU merasa `` memenangkan`` pertarungan dengan FPI dan juga HTI , manakala ormas yang dianggap anti NKRI dan pengusung khilafah dibubarkan oleh pemerintah rezim Jokowi. Dan karena sudah tidak punya musuh, maka bertarunglah sesama mereka.Ironis.

ALI FAUZI

Di NU kalau perbedaan masalah furu'iyyah biasanya mudah penyelesainnya. Cuma sekarang perbedaanya masalah falusiyyah, jadi sepertinya cukup rumit peyelesaiannya.

riansyah harun

Pepatah kuno yang menyebutkan "Dimana ada gula, disitu ada semutnya". Rasanya pepatah itu bukan lagi di zaman kami SD dahulu kala, tapi di zaman sekarangpun benar benar tetap ada. Tapi berbeda makna. Jika sinyalemen urusan tambang ini membuat satu organisasi amat sangat besar harus "terguncang", antara yang siap mengelola dan yang tidak sudi mengelola, rasanya pembaca disway sajalah yang di per silahkan mengartikannya sendiri sendiri. Yang jelas kalau semut itu ketemu semut saat berlawanan arah, mereka saling "bersalaman" entah apa yang dibicarakan mereka. Namun jika semut itu beriringan, merekapun selalu "bergotong royong" memikul bahan makanannya secara be ramai ramai. Apakah semut itu lebih pintar dari "mahluk indah lainnya" yang ada dimuka bumi ini....???? Silahkan pembaca Disway lagi, yang mengartikannya kembali.....

ra tepak pol

Nahdlatul Ulama (NU) setidaknya pernah mengalami dua kali periode yang signifikan diwarnai isu dualisme atau konflik kepemimpinan serius di tingkat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).  Dua periode tersebut adalah: • Era Gus Dur dan KH. Abu Hasan (akhir 1990-an hingga awal 2000-an) Perpecahan ini terjadi setelah Muktamar NU di Lirboyo, Kediri, pada tahun 1999. Pihak KH. Abu Hasan membentuk PBNU tandingan setelah mengklaim adanya ketidakberesan dalam muktamar yang memilih kembali KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Ketua Umum PBNU. Dualisme ini berlangsung selama beberapa tahun sebelum akhirnya terselesaikan secara damai melalui islah (perdamaian) yang difasilitasi oleh para ulama sepuh. • Era KH. Yahya Cholil Staquf dan KH. Zulfa Mustofa (tahun 2024/2025) Konflik internal terbaru ini muncul pada Desember 2025 (berdasarkan informasi terkini) ketika Syuriyah PBNU, melalui rapat pleno, menunjuk KH. Zulfa Mustofa sebagai Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU, sementara KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) masih menjabat sebagai Ketua Umum terpilih hasil Muktamar ke-34 NU di Lampung tahun 2021. Pihak Gus Yahya menolak keputusan tersebut dan menganggapnya inkonstitusional, yang memicu terjadinya situasi dualisme kepemimpinan di tubuh PBNU.  sumber-- ringkasan AI--

Lagarenze 1301

Zulfa Mustofa menjadi Zuhal Mustofa bukan typo atau salah menulis ejaan. Terlalu jauh antara Zulfa dan Zuhal. Dan, nama Zuhal ditulis berulang. Mengapa Pak Dis salah menulis nama? 1. Perangkat yang digunakan error. Ini bisa ditepis, karena CHD baik-baik saja. 2. Perangkat yang digunakan mengaktifkan auto-spell atau auto-correcting. Ini juga bisa ditepis karena Zulfa dan Zuhal kata yang sangat jarang digunakan. 3. Human error. Ini yang paling mungkin. Kemungkinan saat mengetik CHD, Pak Dis sedang pada level kognitif, afektif, dan psikomotorik yang tidak seimbang. Dugaan saya, Pak Dis menulis tidak dalam keadaan santai, tidak fokus, dan sedang terburu-buru. Proses berpikir yang cepat, ditambah kondisi emosional yang terpepet waktu, membuat koordinasi motorik terpengaruh. Distraksi membuat otak memunculkan nama lain, padahal orang yang dimaksud sudah benar. Munculnya nama Zuhal hasil dari bias kognititlf dengan bangkitnya memori lama yang masih dalam tema yang sama. Tema 1: Siapa nama tokoh NU yang hendak ditulis? Zulfa Mustofa, Pj Ketua Umum PBNU versi Hotel Sultan. Tema 2: Siapa nama tokoh NU yang sangat terkenal di zamannya Pak Dis? Sahal Mahfudh. Rais Aam PBNU 1999-2014. Ingin menulis Zulfa tapi memori memunculkan Sahal. Terketiklah Zuhal. Ada kemungkinan lain, tapi persentasenya kecil. Otak Pak Dis kedistrak oleh Zuhal yang dulu pernah jadi Menristek, Dirut PLN, dan Kepala BPPT.

istianatul muflihah

Agak Laen, Manyala Pantiku. Film kedua (tapi bukan sekuel, prekuel, atau spin off dari Agak Laen yang pertama) dari seri Agak Laen. Film Agak Laen yang bertama berhasil mencatatkan diri sebagai film terlaris ke 3 di Indonesia dengan 9.1 juta penonton. Di bawah Jumbo dan KKN Desa Penari. Agak Laen Menyala Pantiku berkisah tentang 4 polisi berpangkat rendah yang sering salah tangkap. Demi menyelamatkan karir kepolisiannya yang hampir karam mereka nekat menerima tantangan untuk mencari buron. Seorang pelaku pembunuh anak walikota. 4 polisi ini kemudian menyamar di sebuah panti jompo. 2 orang pura pura jadi kakek nenek, 2 orang menyamar dengan mendaftar sebagai pengurus panti. Film ini dipenuhi dialog humor. Saya sendiri tidak berhenti tersenyum dan berkali kali tertawa sejak awal sampai film selesai. Plot ceritanya tidak terlalu rumit. Memang ada beberapa kerumitan cerita saat menuju akhir. Kalau dalam drama 8 babak. Ya masuk babak ke 6 - 7 ada twist yang membuat penonton ikut bersimpati pada sosok yang awalnya dianggap antagonis. Twist apakah itu? Yak mari di tonton saja filmnya. Ada satu adegan yang membuat saya terenyuh, Ada tokoh wanita tua bernama Bu Ida, penghuni panti jompo yang buta. Perempuan ini selalu duduk di dekat pagar panti, di sebelah pintu masuk dengan membawa mangkuk kecil berisi 2 telur rebus.

Wilwa

Idham Chalid memiliki kecerdasan dalam berbahasa di atas rata-rata seperti Gus Dur penggantinya. Idham Chalid fasih berbahasa z Inggris, Arab, dan Jepang. Kefasihan berbahasa Jepang ini mengundang kekaguman pejabat tinggi Jepang saat Jepang menjajah Indonesia. Dia sering diminta menjadi penerjemah bagi para petinggi Jepang. Setelah merdeka, Idham Chalid dipercayai menjadi wakil perdana menteri hingga 3 kali berturut-turut (24 Mar 1956-9 Jul 1959). Hingga Sukarno mengeluarkan Dekrit 1959 yang mengubah sistem politik parlementer menjadi presidential. Beririsan waktu ketika Idham Chalid menjadi Ketum PBNU (1956-1984). Ketika Sukarno dilengserkan Suharto, Idham Chalid diangkat Suharto menjadi Menko Kesra (10 Jun 1968- 28 Oct 1971). Lalu diangkat Suharto menjadi Ketua MPR ke-3 sekaligus Ketua DPR ke-6 (28 Oct 1971- 30 Sep 1977) menggantikan Abdul Haris Nasution yang diangkat Suharto menjadi ketua MPRS yang mana Nasution kemudian “memecat” Sukarno sebagai presiden. Setelah “dipecat” Suharto, barulah Nasution, mantan atasan Suharto ini, baru sadar bahwa dia “dimanfaatkan” Suharto untuk “menyingkirkan” Sukarno. Dan tak aneh bila kemudian AH Nasution menjadi salah satu “jagoan” Petisi 50 yang mengkritik tirani Suharto di kemudian hari. Idham Chalid jelas dari awal sadar bahwa dia juga dimanfaatkan secara politik oleh Suharto karena jabatannya sebagai Ketum NU. Idham Chalid, orang Banjar itu, setelah lengser dari Ketua MPR/DPR kemudian menjadi Ketua DPA (1978-1983). (bersambung)

Wilwa

Di negeri sekuler seperti USA, politik dan agama tak terpisahkan. Awalnya, presiden USA adalah penganut Deisme seperti George Washington dan Thomas Jefferson, dua “jagoan” utama penggerak Revolusi Amerika 1776 yang mempopulerkan sekulerisme berangkat dari sejarah pahit Katolik vs Protestan yang “gelut” lebih dari 3 abad di Eropa dan memicu pengungsian ke benua baru: The Land of Free; America. Namun seiring berjalannya waktu, presiden USA dijabat orang Kristen, seringkali Protestan, sesekali Katolik seperti John F Kennedy atau Joe Biden. Tak pernah lagi dijabat Non Kristen sehingga sekulerisme pelan tapi pasti ditinggalkan secara diam-diam. George Bush Jr setelah peristiwa 911/WTC pernah “kesleo” lidah menyebut perang melawan terorisme sebagai “crusade” alias perang salib (melawan Islam). Di Indonesia, kalau kita amati, semua presiden kita adalah NU, diakui atau tidak diakui. Karena itu NU layaknya Kristen di USA. Dan bahkan Gus Dur adalah Kiai NU yang jadi presiden ke-5. NU jelas mewarnai politik negeri ini. Suharto jelas pernah mencoba menguasai NU yang dianggap strategis ini. Dan itu dimulai dengan menggoyang Ketua Umum NU yang paling lama menjabat sebagai Ketum NU (1956-1984) yaitu yang wajahnya kini terpampang di uang Rp 5000 yaitu Idham Chalid. (Bersambung)

Jokosp Sp

Ingat tidak cerita kelam hilangnya hutan kayu Kalimantan?. Ada yang namanya Dana Reboisasi yang ditarik pemerintah pada zaman Orba dulu. Ternyata dananya untuk bancaan para penguasa, pejabat dan kroninya. Bukti nyatanya masih ada. Di samping rumah Galuh Banjar yang di Samarinda arah Balikpapan. Jarak tak sampai sepelemparan batu bara satu tongkang. Nama hutan itu dikenal sebagai Bukit Soeharto. Orang setempat dulu bilang itu Soeharto bukit, yang tahu artinya "bukit" hanya orang setempat. Itu hutan yang dijadikan hutan lindung atau hutan konservasi. Namun jika masyarakat lewat di jalan rayanya, maka yang terlihat hanya pohon akasia dominannya. Pohon yang ditanam oleh pihak pemilik HPH nya. Silahkan lacak sejarahnya, ada dan lengkap siapa pengelolanya dulu. Dan dalam bukit Soharto itu ada batu baranya yang luar biasa tuanya dan punya GAR sangat tinggi. Ada api yang terus menyala dari satu sumurnya. Entah nanti siapa tahu ada sejarah baru Bukit Soeharto jadi Area baru Tambang Soeharto di situ. Bisa-bisa jalan rayanya hilang dan dipindahkan aksesnya ke jalan tol Balikpapan Samarinda. Siapa yang tahu. Contohnya sudah ada.

Jokosp Sp

"Umat NU itu sebagian nasibnya seperti aku ini". Gimana maksudnya?. "Aku pas lagi di atas pohon metik batang mangga". Buah mangga ! ! !. "Eh yaaaa..... mangga.......". Terus apa?. "Pas aku di atas tadi, tiba-tiba ada muda-mudi datang berteduh di bawah pohon. Aku mendengar sangat jelas. Si cewek nangis sambil bilang : Mas.......aku dah telat tiga bulan. Si cowok menjawab : Dik.......aman saja, kita serahkan ke yang di atas pasti ada jalannya. Aku yang mendengar di atas batang mangga itu sontak kaget. Segera aku turun dan marah-marah ke pasangan tadi : Enak saja aku yang diserahkan tanggung jawab. Ikut menikmati saja tidak". Maksudnya yang di atas itu tuhan sang pencipta. Wah....kamu ini ya goblok....., pakai emosian segala. "Ya habis gak emosi gimana, la aku lagi di atasnya kok disuruh yang bertangggung jawab". Payah....payah.....

Jokosp Sp

"Umat NU itu sebagian nasibnya seperti aku ini". Gimana maksudnya?. "Aku pas lagi di atas pohon metik batang mangga". Buah mangga ! ! !. "Eh yaaaa..... mangga.......". Terus apa?. "Pas aku di atas tadi, tiba-tiba ada muda-mudi datang berteduh di bawah pohon. Aku mendengar sangat jelas. Si cewek nangis sambil bilang : Mas.......aku dah telat tiga bulan. Si cowok menjawab : Dik.......aman saja, kita serahkan ke yang di atas pasti ada jalannya. Aku yang mendengar di atas batang mangga itu sontak kaget. Segera aku turun dan marah-marah ke pasangan tadi : Enak saja aku yang diserahkan tanggung jawab. Ikut menikmati saja tidak". Maksudnya yang di atas itu tuhan sang pencipta. Wah....kamu ini ya goblok....., pakai emosian segala. "Ya habis gak emosi gimana, la aku lagi di atasnya kok disuruh yang bertangggung jawab". Payah....payah.....

Jokosp Sp

Ke duanya bisa ikut nambang. Bisa bersaing dalam NU dalam mencari cuan. Siapa tahu nanti NU bisa mengalahkan Muhamadiyah dalam jumlah kekayaannya. NU punya dua perusahaan tambang : 1.PT.BUNUSUL ( yang dilahirkan dari Hotel Sultan ) dan ke 2.PT.BUNUKRA ( yang dilahirkan dari Kantor Kramat Raya )

Muh Nursalim

Ndak papa. Dua NU semuanya asli. Pemerintah ndak perlu cawe2. Kalo masing2 minta pengesahan kasih aja semua. Kyai2 kampung ndak terpengaruh. Tetep saja ngaji. Emak2 muslimat terus saja ngaji. Nda ngefek sama sekali. Pada saatnya akan reda sendiri. Reda tetap jadi dua. Atau rujuk kembali jd satu.

Liáng - βιολί ζήτα

Rekonsiliasi. Pada posisi kepengurusan ganda di pucuk pimpinan Organisasi NU sekarang ini - tidak ada pilihan lain, selain rekonsiliasi - untuk kebaikan Organisasi NU yang sudah berusia hampir satu abad ini. Seringkali, rekonsiliasi terdengar begitu indah, namun begitu sulit untuk terwujud, terutama - apabila kedua belah pihak yang berseteru memiliki kekuatan yang berimbang. Bercermin dari konflik serupa tapi tak sama - yang dahulu pernah terjadi di pucuk pimpinan partai Golkar antara kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono, rekonsiliasi bisa terwujud dengan mundurnya kedua tokoh tersebut. Mungkin, ini mungkin loh ya, seandainya kedua orang Ketua Umum PB NU yang sekarang ini saling mengklaim sebagai yang sah - berjiwa besar untuk mengundurkan diri, dan memberi kesempatan kepada kader-kader NU yang netral untuk menjadi pimpinan, maka sepertinya rekonsiliasi akan benar-benar terwujud. Tetapi, pelajaran berharga lainnya dari konflik internal partai Golkar antara kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono, yang kemudian memunculkan ketua umum partai Golkar yang fenomenal : Setya Novanto, adalah "menempelnya bakpao di kening Setya Novanto" yang mudah-mudahan tidak terjadi di Organisasi NU, setelah rekonsiliasi.

Akun Gi

Apa urgensinya ormas agama menguasai tambang? yang diteriakkan dari dulu kan daerah tambang penduduk sekitarnya miskin, infrastruktur provinsinya jelek. kenapa tidak mencontoh china saja, buat BUMD tambang contohnya Hunan Coal group milik provinsi hunan. mungkin memang akan ada KKN disitu, tapi itu lebih baik daripada kekayaan SDA daerah hanya di nikmati kapitalis jakarta atau kapitalis daerah yg pindah ke jakarta untuk hidup mewah disana. Lebih parah lagi kalau kekayaan daerah di kuasai ormas logika mistika sipaling masuk sorga tapi mehamba ke uang & jabatan. Sumber Daya Alam Sumatra Milik Nasional Bencana Sumatra BUKAN Bencana Nasional

Em Ha

Saya terlahir kembar. Abang saya pun kembar. Jadi Emak kami 4 kali melahirkan. Brojol 6 anak. Laki-laki semua. Apakah orang tua kami menyerah?. Tidak!. Setelah itu 3 kali melahirkan. Perempuan semua. Pertengkaran si kembar bukan karena tidak cocok. Tapi pertengkaran menunjukkan kehadiran masing-masing. Ribut pada prihal sepele. Rebutan sebatang rokok misalnya. Setelah itu makan sepiring bersama. Tidur berdesakan di ranjang. Kalau satu tak terlihat. Saling mencari. Berantam bukan atas salah benar. Tapi hati yang saling tertaut. Kadang keras, kadang lembut. Kecewa ada, walakin kebersamaan terlalu banyak ceritanya. Setia pada saat manis. Setia pada saat pahit. Begitulah cerita kembar dua.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Komentar: 22

  • Tiga Pelita Berlian
    Tiga Pelita Berlian
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Leong Putu
    Leong Putu
  • Dody Setiabudi
    Dody Setiabudi
  • balkisto balkis
    balkisto balkis
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
  • alasroban
    alasroban
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Mbah Mars
    Mbah Mars
  • Hasyim Muhammad Abdul Haq
    Hasyim Muhammad Abdul Haq
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • Sri Wasono Widodo
    Sri Wasono Widodo
  • Sugi
    Sugi
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
    MZ ARIFIN UMAR ZAIN
  • ra tepak pol
    ra tepak pol
    • MZ ARIFIN UMAR ZAIN
      MZ ARIFIN UMAR ZAIN

Berita Terkait