JAKARTA, DISWAY.ID -- Rencana Xinyi yang diagung-agungkan oleh pejabat Indonesia akan berinvestasi di Pulau Rempang, Batam. Ternyata tak ada dalam 10 besar pabrik kaca terbesar dunia.
Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia mengklaim Pulau Rempang akan dibangun sebuah pabrik kaca terbesar di dunia.
Nilai investasinya mencapai Rp 170 triliun atau setara 11.5 miliar Dolar AS.
BACA JUGA:Konsesi Aneh PT MEG di Rempang Eco City, Sugeng Teguh: Ada Aroma Kolusi, Korupsi dan Nepotisme
Melalui saluran YouTubenya Bossman Mardigu menilai, rencana investasi Xinyi Glass patut dipertanyakan.
Pasalnya, menurut data yang diperolehnya, pada 2022 Xinyi hanya punya net cash flow 41 juta USD.
Nilai tersebut tak ada 1 persen dari klaim yang disampaikan oleh Menteri Bahlil.
Lalu penjualan Xinyi Glass di kancah nasional alias pasar lokal di Tiongkok juga tak besar-besar amat.
BACA JUGA:Pakar Hukum Pidana UPH Sebut Bentrokan Pulau Rempang Tidak Ada Pelanggaran HAM
Nilai property plan equipment milik Xinyi bernilai 17.5 miliar Dolar Hongkong atau hanya 2,2 miliar Dolar AS.
Lalu sales revenue Xinyi diketahui hanya 3,4 miliar Dolar AS, dengan 68 persen penjualan terbesarnya hanya di Tiongkok, bukan pasar dunia.
Mardigu menjelaskan bahwa untuk investasi tersebut dari nilai equity yang dibutuhkan 30 persen dari 11.5 miliar dolar AS rencana investasi dari Xinyi di Pulau Rempang yang setara dengan 3.45 miliar dolar AS.
“Dalam consolidate net cash flow mereka per 31 desember 2022, Xinyi hanya punya 0.4 miliar dolar Amerika atau hanya 41 juta dolar Amerika saja dan dari mana menutupi kekurangan kekurangan equity tersebut,” jelas Mardigu.
Rencana Pabrik Xinyi di Pulau Rempang Dipertanyakan
Mardigu menilai rencana pembanggunan pabrik kaca Xinyi di Rempang Eco City patut dipertanyakan karena hingga saat ini tidak adanya statemen dari Xinyi Glass tentang investasi 11.5 miliar dolar Amerika tersebut.