JAKARTA, DISWAY.ID - Tiga orang mahasiswa Departemen Teknik Kimia (DTK), Fakultas Teknik (FT), Universitas Indonesia (UI) berhasil merancang Thermal Energy Storage System (TES).
Penemuan tersebut merupakan penyimpan daya berbahan parafin yang lebih murah dari Lithium-ion ESS karya Mahasiswi UI yang bisa pasok listrik rumahan.
Salah satu tim yang merancang TES adalah Nadzwa Adzila Chinara, di mana secara global ia melihat krisis energi semakin memprihatinkan.
Dari kaca mata nasional Indonesia adalah negara yang mendukung konsep net zero emission dan energi surya dan ironisnya tarif pemanfaatan energi tersebut di negeri ini masih tinggi.
BACA JUGA:Subaru Luncurkan Crosstrek 50 Years All-Wheel Drive Edition Peringati 50 Years 4AWD
BACA JUGA:Video Almas Penggugat Batas Usia Cawapres Diganyang Netizen: Kalau Soal Tanggal Pikun Saya
Sehingga masyarakat lebih tertarik menggunakan energi listrik dari Pembangkit Listrik Negara (PLN), meski pasokan untuk PLN sendiri terbatas.
Sebagai solusi alternatif dua kondisi ini, Nadzwa beserta tim ciptakan sistem yang diberinama TES (Thermal Energy System).
Bahan penghasil energi listrik yang mereka pilih adalah parafin, hal ini didasarkan karena parafin merupakan bahan kimia hidrokarbon yang terjangkau dan mudah didapat.
Parafin merupakan senyawa hidrokarbon yang banyak memiliki peran dalam industri, kerajinan dan untuk pemanfaatan sehari-hari.
BACA JUGA:Jadi Sponsor Platinum di IMOS+ 2023, FIFGroup Hadirkan Beragam Promo Pembiayaan Motor Honda
Material yang satu ini berasal dari minyak mentah yang sudah melalui proses penyulingan serta mempunyai sifat yang unik, memiliki reaktivitas rendah dan stabilitas tinggi.
Apalagi parafin merupakan bahan yang mudah didapat serta harganya yang terjangkau.
TES dirancang menggunakan panel fotovolatik (PV) dan inverter, di mana parafin berperan sebagai media penyimpanan energi.