Pilihan lain penggunaan parafin adalah karena nilainya yang lebih ekonomis dibandingkan dengan lithium-ion ESS.
Panel surya pada sistem ini memanfaatkan penangkapan foto dari sinar matahari, kemudian menghasilkan arus listrik melalui fotovoltaik.
"Parafin yang mencair dan memadat menghasilkan energi, sehingga parafin yang dipanaskan dapat menghasilkan energi dua kali lipat," ungkap Nadzwa.
Selain Nadzwa, tim perancang terdiri dua mahasiswa lain yaitu Arifah Bening Saptana dan Inggarjati Qolbun Salim.
Mengetahui inovasi ini, Dekan Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Prof. Dr. Heri Hermansyah, M.Eng., IPU berujar agar alternatif penggunaan energi surya.
"Pemanfaatan energi surya adalah topik yang penting dan semakin relevan saat ini. Karena energi surya adalah sumber energi yang tak terbatas," ungkap Prof. Heri.