Hamas mengatakan jika pihaknya memutuskan untuk melepaskan 2 sandera kerana kondisi yang semakin parah.
“Karena kondisi kemanusiaan yang parah, kami memutuskan untuk menyerahkan mereka kepada keluarga mereka, melalui saudara-saudara kami di Qatar,” terang Khaled al-Qaddoumi selaku juru bicara Hamas.
“Kami menginformasikan kepada mereka tadi malam dan kami tidak menginginkan imbalan apa pun,” kata Khaled.
“Sayangnya, pemerintah Israel menolak menerima mereka dan ini adalah bukti bahwa pemerintah pendudukan tidak serius dan tidak siap menghentikan pertumpahan darah,” tambahnya.
BACA JUGA:Satu Anggota KKB Papua Tewas di Tangan Satgas Pamtas: Mereka Telah Menggunakan Drone
BACA JUGA:Tahan! Keputusan Final Cawapres Prabowo Ditentukan Forum Ketua Umum Partai Koalisi Indonesia Maju
Warga yang Tidak Meninggalkan Gaza Akan Disamakan Dengan Teroris Saat pintu Perbatasan Tertutup
Pihak Israel telah menyebarkan selebaran yang mengatakan bahwa warga yang tidak meninggalkan Gaza akan disamakan dengan teroris.
Dalam selebaran itu pihak Israel dengan tegas mengatakan jika warga yang tetap bertahan di Gaza berarti melakukan kerjasama dengan kelompok teroris.
Militer Israel mengatakan warga harus mengungsi dari Gaza utara dan akan membahayakan diri mereka sendiri jika tidak melakukan hal tersebut.
BACA JUGA:Video Mc Donald Bagikan Makan Untuk Tentara Israel, McD Indonesia Angkat Bicara
BACA JUGA:Riuh Sepi
Akan tetapi kabar tersebut dibantah oleh pihak Israel dan mengatakan bahwa ahal tersebut tidaklah benar.
Pihak militer dalam sebuah postingan dalam bahasa Inggris di X, mengatakan jika IDF tidak berniat mempertimbangkan mereka yang belum dievakuasi sebagai anggota kelompok teroris.
Sedangkan salah seorang warga Amerika keturunan Palestina dan warga negara ganda lainnya bergegas ke perbatasan Rafah di Gaza selatan dengan Mesir dengan harapan bisa lolos dari pertempuran.
BACA JUGA:Cuaca Buruk, Sprint Race MotoGP Australia Dibatalkan, Balap Moto2 Baru 10 Lap Dihentikan