Israel telah mengulangi bahwa pengiriman bantuan yang memasuki Gaza pada hari Sabtu dari Mesir tidak termasuk bahan bakar.
BACA JUGA:Israel Tolak 2 Sandera yang Dibebaskan Hamas
Hal ini merupakan kekhawatiran besar bagi penduduk daerah kantong yang terkepung dan lembaga bantuan yang menyediakan layanan penting, karena bahan bakar diperlukan untuk memompa pasokan air dan generator listrik yang digunakan untuk mengoperasikan fasilitas penting seperti rumah sakit.
Beberapa rumah sakit saat ini benar-benar tidak dapat beroperasi, sementara rumah sakit lainnya kehabisan pasokan bahan bakar dan terpaksa menutup departemen kesehatan utama.
Warga biasanya perlu mengisi tangki untuk mengakses air dan tanpa bahan bakar, mereka tidak dapat mengoperasikan truk yang diperlukan untuk mengangkut air atau memompanya.
BACA JUGA:Viral! India Gelar Aksi Bela Palestina, Tapi Kok Bawanya Bendera Italia?
BACA JUGA:Janji Cak Imin Saat Peringati Hari Santri di Magelang Jika Menang Pilpres
Pada hari Minggu, pabrik desalinasi air laut terakhir yang berfungsi di Gaza ditutup karena kehabisan bahan bakar.
Beberapa rumah sakit saat ini benar-benar tidak dapat beroperasi sementara rumah sakit lainnya kehabisan pasokan bahan bakar dan terpaksa menutup departemen kesehatan utama.
Tanpa bahan bakar, ribuan pasien termasuk bayi baru lahir yang berada di inkubator akan menghadapi risiko besar.
BACA JUGA:Pencuri Bersenpi Diamankan Kepolisian, Empat Pelaku Dibekuk di Lokasi Berbeda Termasuk Sang 'Kapten'
BACA JUGA:Riuh Sepi
Dokter setempat mengatakan banyak pasien, seperti pasien ginjal dan kanker, sudah berada di garis antara hidup dan mati.
“Bahan bakar sangatlah penting,”papar Juliette Touma selaku direktur komunikasi di UNRWA.
“Bahan bakar harus masuk. Jika kita diharapkan dan ingin terus memberikan bantuan kepada masyarakat, kita akan membutuhkan bahan bakar,” tambahnya.