Martje van Nes menambahkan bahwa tidak dapat dipahami jika pemerintah dengan sengaja menyimpang dari ini, meskipun ada peringatan yang jelas.
“ Hal ini membuat mereka ikut bertanggung jawab atas penggunaan peralatan tersebut,” kata Martje van Nes.
Ketua Amnesty International Dagmar Oudshoorn menyatakan bahwa Belanda berusaha untuk menampilkan dirinya sebagai juara hukum internasional.
Sementara Belanda kehilangan kredibilitas karena terlibat dalam pelanggaran hukum kemanusiaan internasional jika terus mentransfer senjata ke Israel.
Sementara itu, kabel rahasia dari Kedutaan Besar Belanda di Tel Aviv mengungkapkan bahwa Israel sengaja menggunakan kekuatan yang tidak proporsional di Gaza dan menyerang infrastruktur sipil dalam upaya untuk menahan korbannya sendiri dan menunjukkan kekuatan militernya.
BACA JUGA:Tank-Buldoser Israel Merangsek ke RS Al Shifa Gaza, Dokter: Kami dengar Ledakan di Mana-mana
Dokumen tersebut, yang ditulis oleh atase pertahanan Belanda yang ditempatkan di kedutaan dan diperoleh oleh kantor berita Belanda NRC , mengkaji taktik militer Israel di Gaza.
Organisasi tersebut dibantu oleh pengacara Liesbeth Zegveld dan Thomas van der Sommen.
Kampanye crowdfunding untuk proses tersebut diluncurkan pada hari Selasa dan organisasi lain akan diundang untuk mendukung kasus mereka.
Menteri Luar Negeri Hanke Bruins Slot yang keluar menolak mengomentari gugatan tersebut.
Sementara itu UNICEF menyatakan di platform media sosial X bahwa lebih dari 700.000 anak di Gaza menjadi pengungsi dan terpaksa meninggalkan segala sesuatunya.
BACA JUGA:Hamas Tolak Pejuang Dari Luar, Bang Onim: Cukup Kirimkan Doa
BACA JUGA:Pasukan Israel Mengobrak Abrik Rumah Sakit Al Shifa Gaza, Hamas: Ada Lampu Hijau dari Amerika
UNICEF mendesak gencatan senjata kemanusiaan segera dan berkelanjutan dan tanpa hambatan akses untuk memberikan bantuan.
Direktur Regional UNICEF Timur Tengah dan Afrika Utara Adele Khodr mengatakan anak-anak di Gaza berada di ujung tanduk, khususnya di wilayah utara.