BACA JUGA:Istithaah Kesehatan Bakal Jadi Syarat Pelunasan Biaya Haji 2024
“Yang menjadi prioritas kami yakni secara bertahap berupaya mengubah perilaku masyarakat untuk memperhatikan kesehatan,” jelas Aris.
Menurutnya di Bangkalan, perilaku tidak makan pagi atau sarapan menjadi penyebab kepatuhan remaja putri mengonsumsi rutin Tablet Tambah Darah (TTD) hanya 50 persen.
“Meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD ini penting untuk memenuhi gizi para remaja putri agar tidak kurang. Sebab remaja putri setiap bulan akan mengalami haid,” kata Aris.
Setelah kepatuhan itu terpenuhi, remaja putri yang merupakan catin dan calon ibu diwajibkan rutin memeriksakan kesehatan di Puskesmas.
Hal tersebut penting guna mencegah mereka mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) atau malnutrisi yang ditandai kurangnya ukuran lingkar lengan. Menurut Aris, jika hal tersebut dapat dihindari maka diharapkan bayi yang akan dilahirkan adalah bayi sehat.
Ia mengungkapkan kendala pencegahan stunting di Bangkalan salah satunya adalah kemiskinan.
BACA JUGA:Sejumlah Ini Calon Jemaah Haji 2024 Harus Bayar Usai Kemenag Usulkan BIPIH Rp 105 Juta
Untuk itu sejak 2023, Pemkab Bangkalan bergerak bersama membentuk Tim Penurunan Percepatan Stunting (TPPS) dengan menggalakan program Satu Telur untuk Balita Gizi Kronis dan Ibu Hamil KEK atau disingkat SATE MANIS.
“Sebulan satu kali pada minggu ke-4 Dinas Kesehatan menyumbangkan satu telur untuk orangtua bayi yang tidak mampu”, jelasnya.
Selain SATE MANIS, Pemkab Bangkalan juga terus mensosialisasikan pada para ibu untuk memberikan makanan tambahan yang bergizi dari bahan pangan lokal.
Dokter yang juga influencer Kurniawan Satria Denta dalam acara tersebut menjelaskan 1.000 Hari Pertama Kehidupan atau HPK adalah masa krusial bagi pertumbuhan anak.
1000 HPK adalah fase yang dimulai sejak masa kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia 2 tahun (730 hari).
“Dikhawatirkan jika terjadi gangguan pada masa itu, anak tidak bertumbuh dan rentan diserang penyakit,” jelasnya.
Salah satu cara untuk mencegah stunting, dikatakannya, adalah dengan selalu melakukan pola asuh yang baik. Hal ini seperti memeriksakan bayi secara berkala di Puskesmas.
“Stunting selain karena kurangnya asupan gizi, bisa juga karena sakit terus menerus karena tidak diimunisasi yang sudah disediakan secara rutin di Puskesmas,“ katanya.