WHO mengatakan, pihak berwenang Tiongkok menyatakan bahwa belum ada deteksi patogen yang tidak biasa atau baru atau presentasi klinis yang tidak biasa, termasuk di Beijing dan Liaoning, namun hanya peningkatan umum penyakit pernapasan yang disebutkan di atas karena berbagai patogen yang diketahui.
BACA JUGA:Kemlu Terus Monitor Kondisi 3 Relawan WNI di Gaza
BACA JUGA:Jenderal Houthi Yaman Kunjungi Awak Kapal Galaxy Leader, 'Anggap Yaman Sebagai Negara Anda Sendiri'
Mereka lebih lanjut menyatakan bahwa peningkatan penyakit pernapasan tidak mengakibatkan jumlah pasien melebihi kapasitas rumah sakit.
Namun laporan media lokal, termasuk outlet Taiwan FTV News, mengklaim bahwa rumah sakit kewalahan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Beijing (CDC) mengatakan bahwa lebih dari 3.500 kasus infeksi pernafasan telah dirawat di Rumah Sakit Anak Beijing pada awal bulan Oktober, Radio Free Asia melaporkan.
Seorang anggota staf di departemen pediatrik Rumah Sakit Persahabatan Beijing mengatakan perlu waktu 24 jam untuk menunggu hingga kasus darurat dapat diperiksa.
BACA JUGA:Rekaman 3 Relawan WNI di RS Indonesia di Gaza Beredar: Sudah Diujung Tanduk
Pihak berwenang Tiongkok juga mengatakan kepada WHO bahwa sejak pertengahan Oktober, peningkatan pengawasan rawat jalan dan rawat inap telah dilakukan, termasuk Mycoplasma pneumoniae untuk pertama kalinya.
Pneumonia berjalan, yang biasanya menyerang anak kecil, menyebabkan sakit tenggorokan, kelelahan, dan batuk yang bisa berlangsung hingga berbulan-bulan.
Penyakit ini disebut pneumonia berjalan karena gejalanya biasanya cukup ringan sehingga pasien dapat terus berjalan.
Dalam kasus yang serius, penyakit ini bisa menjadi pneumonia.
Penyakit ini dilaporkan meningkat di Tiongkok ketika negara tersebut memasuki musim dingin pertamanya tanpa lockdown ketat akibat Covid-19.
BACA JUGA:3 Relawan WNI di RS Indonesia di Gaza Selamat, Kemenlu: Tunggu Waktu Evakuasi
BACA JUGA:Korea Utara Luncurkan Setelit Mata-mata, Amerika dan Jepang Panas Dingin