Kecelakaan itu membuat Bagnaia nyaris diragukan tampil konsisten di sisa musim.
"Beruntung tidak ada patah tulang, tapi itu menakutkan," sambungnya.
Kebangkitan Pecco Bagnaia
Setelah balapan di Barcelona, Bagnaia datang ke Misano dengan kondisi pincang.
Hal itu membuat Ducati harus memikirkan perubahan rencana di tahun tersebut.
"Dia mengalami memar di tubuhnya dan ketika dia kembali dengan krunya di Misano, kami mempunyai rencana sangat berbeda," terangnya.
BACA JUGA:Debut Perdana Marc Marquez Pakai Ducati, Langsung Posisi 2 di Tes Valencia
Perubahan itu bisa dibilang berjalan sesuai rencana Ducati.
Perlahan pasti, Bagnaia konsisten di barisan depan meski setiap hari Sabtu, Jorge Martin jauh lebih baik.
"Biasanya di Misano, trek di mana Pecco bisa membuat perbedaan.
"Di India dan Jepang dia tidak dalam kondisi 100 persen fit," kata Ciabatti.
BACA JUGA:Gabung di Pertamina Enduro VR46 MotoGP Team, Fabio Di Gianantonio Bakal Berguru Sama Valentino Rossi
Di sinilah mental Bagnaia diuji, namun menurut Ciabatti, bintang pabrikan Ducati itu tetap tenang.
"Dia memimpin dengan nyaman. Saya tidak bisa mengatakan apapun dari musim fantastis yang dilakukan Jorge [Martin], karena sejak saat itu dia hampir tidak terkalahkan dalam balapan spint dan berjuang keras," terangnya.
Namun dibanding Jorge Martin, Pecco Bagnaia lebih siap dan pantas menjadi juara dunia.
"Pecco adalah juara dunia karena dia pantas menjadi juara dunia," tegasnya.