BITUNG, DISWAY.ID-- Dikaitkan terlibat bentrok di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Ormas adat Laskar Manguni Indonesia (LMI) ungkapkan faktanya.
Ditegaskan langsung oleh Ketua Umum DPP Laskar Manguni Indonesia Hanny Pantouw, pihaknya tidak terlibat sama sekali dengan peristiwa bentrokan yang memakan korban jiwa tersebut.
Faktanya, Laskar Manguni Indonesia sangat cinta damai meski berbeda suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
BACA JUGA:4 Perjanjian Ini Sepakati Kota Bitung Damai Pasca Bentrok Laskar Manguni dan Massa Pro Palestina
Omas didirikan untuk menciptakan kedamaian serta hidup bertoleransi di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya sebagai Ketua Umum ormas adat Tonaas Wangko atau Ketua Umum DPP Laskar Manguni Indonesia, Hanny Pantouw dengan ini akan menyampaikan pernyataan dan klarifikasi terhadap berita-berita hoaks pascaperistiwa di Kota Bitung hari Sabtu, 25 November 2023," ungkapnya.
Ditegaskan Hanny Pantouw, kelompok terlibat bentrok di Kota Bitung yang membawa-bawa nama Manguni, bukanlah pihaknya.
Dia menyebutkan, memang ada sejumlah orang memakai nama Manguni di Indonesia. Namun yang diduga terlibat bentrok, bukan dari kelompok LMI.
BACA JUGA:Eks KPK Saut Situmorang Bocorkan Materi Pemeriksaannya Terkait Pemerasan Firli Bahuri
Oleh karenanya, ia heran adanya hujatan justru dialamatkan kepada ormas LMI yang tidak terlibat sama sekali dalam bentrokan.
"Mengapa dalam bentrokan yang terjadi di Bitung, ormas LMI yang dihujat sedangkan ormas LMI sendiri tidak ikut dalam bentrokan tersebut. Ormas LMI ini menjadi ormas terbesar di Sulut sehingga saat ada kata Manguni, LMI-lah yang menjadi sasaran masyarakat," papar Hanny.
Sekjen DPP LMI Trius Semuel Abas menambahkan pihaknya mendukung penuh pihak kepolisian mengusut tuntas permasalahan ini dengan melakukan penegakan hukum.
BACA JUGA:Rusia Resmi Masukan LGBT ke Golongan Ekstremisme
"Mengimbau kepada seluruh pengurus dan anggota LMI untuk bekerja sama dengan masyarakat, TNI/Polri, pemerintah dalam menjaga situasi dan kondisi untuk tetap kondusif serta tidak menyebarkan berita-berita hoax yang berpotensi memprovokasi dan menyulut kerusuhan," katanya.