JAKARTA, DISWAY.ID-- Dibalik dominasinya di musim 2023, Ducati 'dikenakan sanksi' pada awal tahun 2024, berdasarkan sistem peringkat konsesi baru MotoGP.
Ducati mendominasi MotoGP musim 2023 dengan menyapu bersih tiga gelar - pembalap (Francesco Bagnaia), tim (Pramac Ducati), dan konstruktor (Ducati) - untuk musim kedua berturut-turut.
BACA JUGA:Tanggapan Pembalap Ducati Soal Debut Marc Marquez, Enea Bastianini yang Paling Terancam
Selain keunggulan performa motor, pabrikan Italia itu juga memiliki keunggulan jumlah dengan delapan motor di grid, sementara rival lainnya tidak memiliki lebih dari empat motor.
Alhasil pada sistem konsesi MotoGP yang direvisi, Ducati mendapatkan beberapa 'sanksi' atas dominasinya tahun depan.
Sebaliknya bagi Yamaha dan Honda, yang menempati peringkat ke-4 dan ke-5 klasemen konstruktor, mendapat keuntungan terbesar dari sistem tahun depan.
BACA JUGA:Ducati GP23 Ajib, Marc Marquez Nggak Perlu Towing Pecco Bagnaia Lagi Musim Depan!
Mengumpulkan poin konstruktor di bawah 35% dari jumlah maksimum, Yamaha dan Honda mendapatkan berbagai keuntungan teknis.
Seperti tes privat dengan pembalap, lebih banyak alokasi mesin, akses perubahan desain mesin, jatah pembaruan aero yang lebih banyak, penampilan wild-card tambahan, sampai jatah ban tes yang lebih banyak.
Sementara itu, KTM dan Aprilia, yang merupakan kedua dan ketiga dalam klasemen konstruktor, juga akan mendapatkan ban uji tambahan dan entri wild card dibandingkan musim ini karena mereka berada di rating C.
BACA JUGA:Marc Marquez ke Ducati Ancaman Nyata Bagi Valentino Rossi, 'Pembalap Kami Harus Fit!'
Namun bagi Ducati, satu-satunya pabrikan yang memulai (mulai sekarang) di peringkat 'A', berkat persentasi 96% dari poin maksimal, perubahan barunya hanya bersifat negatif.
francesco Bagnaia berhasil pertahankan gelar juara dunia MotoGP di tahun 2023 bersama Ducati-Ducati-
Pabrikan Italia tersebut tidak hanya akan mengurangi jumlah ban ujinya menjadi 170 unit (50 lebih sedikit dari KTM/Aprilia dan 90 lebih sedikit dari Yamaha/Honda) namun juga tidak diperbolehkan melakukan entri wild card.
“Kami selalu mengatakan siap mencari solusi yang akan membuat pabrikan berada pada posisi sulit, yaitu dua pabrikan Jepang sekarang, untuk bisa mengejar ketertinggalan,” ujar manajer olahraga Ducati Paolo Ciabatti kepada MotoGP.com.