Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kolesterol dalam tubuh kita belum tentu dipengaruhi oleh kolesterol makanan yang kita konsumsi.
Menurut Healthline, beberapa penelitian yang membandingkan makanan yang banyak mengandung telur dan tanpa telur menunjukkan sedikit perbedaan dalam dampaknya terhadap kadar kolesterol atau rasio kolesterol “baik” dan “jahat”.
Petrucci memperingatkan bahwa makanan pasangan telur seperti sosis dan bacon dapat menimbulkan risiko kesehatan karena kandungan lemak jenuh dan natriumnya yang tinggi.
Menurut Mayo Clinic, bahan-bahan tersebut, bersama dengan minyak goreng atau mentega yang digunakan untuk memasak telur goreng, mungkin lebih berbahaya daripada telurnya sendiri.
Sebaliknya, Petrucci merekomendasikan memasak telur dengan mentega atau ghee dari sapi yang diberi makan rumput dan dipelihara di padang rumput.
BACA JUGA:Jangan Dibuang, Ini Deretan Manfaat Cangkang Telur
Jumlah Ideal Konsumsi Telur
Faktanya, para ahli gizi memuji telur sebagai obat yang bisa menyembuhkan segala penyakit seperti mual.
Para ahli saat ini merekomendasikan agar orang dewasa yang sehat dapat dengan aman mengonsumsi hingga 7 butir telur per minggu, namun pedoman tersebut mungkin akan segera berubah.
Jerlyn Jones, ahli diet terdaftar dan juru bicara American Heart Association, mengatakan kepada Fox 5 Atlanta bahwa telur adalah pembangkit nutrisi.
Telur mengandung vitamin protein seperti vitamin A, D, E dan antioksidan.
“Jadi itu baik untuk matamu, baik untuk jantungmu. Jadi, jangan lewatkan telur,” katanya.
Menurut laman resmi Kemenkes RI, Walaupun bisa diproduksi secara alami, kadar kolesterol juga dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Nah, salah satu makanan dengan kandungan kolesterol yang tinggi adalah telur. Di dalam satu kuning telur terkandung sekitar 186 mg kolesterol.
Kadar ini dinilai cukup tinggi.
Selain itu, telur juga diketahui mengandung lemak.