Raja Spanyol Dilempari Telur Hingga Lumpur Oleh Massa yang Marah Akibat Banjir Besar di Valencia

Raja Spanyol Dilempari Telur Hingga Lumpur Oleh Massa yang Marah Akibat Banjir Besar di Valencia

Raja Spanyol Dilempari Telur Hingga Lumpur Oleh Massa yang Marah Akibat Banjir Besar di Valencia-@CasaReal-Twitter X

SPANYOL, DISWAY.ID - Raja Spanyol, Felipe dan Ratu Letizia dari Spanyol dilempari telur hingga lumpur oleh massa yang marah saat mengunjungi wilayah Valencia.

Lokasi tersebut merupakan tempat di mana lebih dari 200 orang tewas dalam bencana banjir dahsyat pada Rabu, 30 Oktober 2024 lalu.

Massa yang marah meneriakkan slogan-slogan "pembunuh" terhadap raja ketika ia bersama dengan Perdana Menteri Pedro Sanchez dan gubernur daerah Carlos Mazon mengunjungi Paiporta, yang merupakan salah satu kota yang terdampak bencana banjir.

Para penduduk setempat menuduh pihak berwenang tidak tanggap terhadap bencana tersebut, menyebabkan kemarahan dan kekecewaan di antara mereka.

BACA JUGA:Antisipasi Banjir Jakarta, Dinas SDA DKI Siagakan 577 Pompa Stasioner

Kerumunan mulai melontarkan hinaan kepada para pemimpin tersebut, sementara petugas keamanan berusaha melindungi mereka dari proyektil dengan membuka payung.

Raja Felipe dan Ratu Letizia tampak berusaha menghibur anggota kerumunan, meskipun wajah dan pakaian mereka kotor oleh lumpur.

Mereka memberikan perhatian kepada penduduk yang marah, dengan raja melakukan gestur menenangkan dan ratu terlihat terkejut dan sedih.

Bahkan, saluran media sosial Keluarga Kerajaan merilis video yang memperlihatkan raja dan ratu memeluk para penduduk yang putus asa.

Lebih dari 200 orang telah meninggal dalam banjir mematikan yang melanda Spanyol, menyebabkan operasi pencarian dan penyelamatan yang masih berlangsung.

BACA JUGA:Jadwal Bioskop Trans TV Pekan Ini 4-10 November 2024, Banjir Film Aksi Laga!

Seluruh negara masih berduka atas tragedi ini, sementara warga terus menyalahkan pihak berwenang atas respons yang dianggap lambat.

Kemarahan terutama ditujukan kepada Gubernur Carlos Mazon dan Perdana Menteri Pedro Sanchez, yang meninggalkan tempat tersebut lebih awal, meninggalkan raja yang bersikeras untuk tetap tinggal untuk memberikan dukungan moral kepada korban.

Banyak penduduk, termasuk seorang anak laki-laki bernama Pau, merasa kecewa atas sikap para pemimpin yang dianggap tidak peduli pada nasib mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: