JAKARTA, DISWAY.ID - Tajikistan cetak sejarah baru setelah berhasil mengalahkan Uni Emirat Arab dengan skor 5-3 lewat drama adu penalti pada babak 16 besar Piala Asia 2023 di Ahmad bin Ali Stadium, pada Minggu, 28 Januari 2024.
Detik-detik kemenangan dramatis Tajikistan yang lolos ke babak perempat final melalui adu penati setelah pertandingan berakhir 1-1 dalam 120 menit.
Tajikistan adalah tim debutan setelah 32 tahun memenangkan pertandingan sistem gugur perdananya di Piala Asia 2023.
BACA JUGA:Hasil Piala Asia 2023: Australia Hajar Indonesia 4-0 Tanpa Balas
BACA JUGA:Cek Link Live Streaming Australia vs Indonesia di Babak 16 Besar Piala Asia 2023
Gol Vahdat Hanonov pada babak pertama, kemudian dibalas Uni Emirat Arab melalui gol Khalifa Al Hammadi yang melakukan sundulan memanfaatkan tendangan bebas pada menit-menit akhir.
Dalam pertandingan ini Kiper Rustam Yatimov adalah pahlawan Tajikistan, menilai dengan tepat untuk menggagalkan penalti Caio Canedo ketika adu penalti berakhir imbang 1-1.
Tim Asia Tengah itu memperpanjang pertadingan debut mereka ke perempat final, dengan Irak atau Yordania sebagai lawan mereka berikutnya.
Kedua tim menunjukkan banyak niat menyerang sejak awal dengan UEA yang lebih dulu mengincar gawang.
Peluang tercipta di menit awal ketika tendangan bebas Fabio Lima berhasil ditepis oleh kiper Tajikistan Yatimov, disusul upaya penyerang Canedo dari luar kotak penalti yang melayang terlalu tinggi lima menit kemudian.
BACA JUGA:Ini Pelatih Pertama yang Dipecat Gegara Tampil Buruk di Piala Asia 2023
Namun, justru Tajikistan yang membuka skor setelah umpan silang sempurna bek Zoir Dzhuraboev ditanduk ke sudut kiri bawah gawang UEA oleh Hanonov tepat saat pertandingan memasuki tanda setengah jam.
UEA nyaris langsung membalas lewat tendangan kaki kanan Zayed Sultan dari tengah kotak penalti Tajikistan yang memaksa Yatimov melakukan penyelamatan diving.
Tim Emirat menghabiskan sisa babak pertama dengan terus melakukan serangan ke area penalti Tajik, dengan serangan dari pemain seperti Canedo, Lima dan Yahya Al Ghassani, tetapi gagal menemukan jalan keluar.