RALAT, kejujuran, dan nasi bungkus bisa menyelesaikan demo itu: nabi tertulis babi. Gara-gara di keyboard komputer letak huruf N ditempatkan di sebelah huruf B (BACA JUGA:Tetangga N)
Tidak di Sumut. Di sana demonya ricuh. Kantor koran dibakar, komputer dirusak. Kaca-kaca dipecah.
Pimpinan tertinggi koran itu memang tinggal di Batam: Marganas Nainggolan.
Demo tidak langsung bisa diredam. Marganas harus terbang dulu ke Medan. Lalu naik mobil ke Siantar. Di Siantarlah koran itu dicetak. Di Siantar pula pemrednya berkantor.
Demonya sendiri di Sibolga. Masih perlu enam jam lagi naik mobil dari Siantar.
Setelah rapat satu jam di Siantar, Marganas tahu duduk perkaranya: wartawan diundang meliput acara kecil: Maulid Nabi Muhammad di Sibolga. Keesokan harinya beritanya dimuat di Harian Metro Tapanuli. Huruf N tertulis B. Heboh. Keesokan harinya 1000-an massa membakar dan merusak kantor koran itu.
Hari ketiga demonya lebih besar. Massa mendatangi DPRD Tapteng di Sibolga. Massa menuntut agar harian Metro Tapanuli ditutup. Padahal di edisi hari itu sudah ada ralat, permintaan maaf dan duduk soalnya.
Tuntutan massa itu dibahas di pleno DPRD. Tapi belum bisa ada keputusan. Marganas masih dalam perjalanan dari Batam.
Hari ketiga barulah Marganas tiba di Sibolga. Ia dipanggil dua instansi sekaligus: polisi dan DPRD. Pidana dan politis.
Begitulah beratnya jadi pimpinan koran. Pun di zaman setelah reformasi: 2008.
Marganas sudah tahan banting. Ia pekerja keras. Tahan menderita. Bekerja siang malam. Sejak ketika fasilitas dan gaji masih sangat kecil.
Sampai di kantor polisi, Marganas tidak sempat diperiksa. Massa sudah kembali memenuhi DPRD Tapteng.
Marganas pindah ke DPRD. Ada sidang pleno di lembaga wakil rakyat itu.
Marganas menjelaskan apa adanya: berita itu ditulis dengan niat baik –menyiarkan acara Maulid Nabi. Wartawan yang menulis beritanya pun beragama Islam.
Kesalahannya benar-benar tidak disengaja. Wartawan salah pencet keyboard N.
Berita itu dikirim lewat internet ke redaktur di Siantar. Redakturnya tidak sempat koreksi. Koran harus cepat dicetak. Pukul 23.00 harus dikirim ke Sibolga. Agar pukul 06.00 Harian Metro Tapanuli sudah sampai di agen-agen di Sibolga nan jauh.
Alasan itu tidak bisa diterima. Massa tetap menuntut Metro Tapanuli ditutup. DPRD pun memutuskan begitu. Marganas pilih jalan bijaksana: bersedia menutup Metro Tapanuli.
Selesai.
Marganas kembali ke Siantar.
Keesokan harinya Metro Tapanuli tidak terbit. Kebebasan pers begitu terkekang, pun setelah Orde Baru.
Sampai di Siantar, Marganas rapat: apa yang harus dilakukan. Metro Tapanuli harus tidak terbit. Tapi koran harus tetap terbit.
Pakai nama lain.
Diputuskanlah nama baru: New Tapanuli.
Susunan redaksinya sama.
Wartawannya sama.
Pimpinannya sama.
Agennya sama.
Pelanggannya sama.
Hanya nama yang beda. New Tapanuli pun terbit dan beredar baik-baik saja.
Marganas memang seorang Kristen. Asal Siantar. Saya menemukannya di Batam. Ia memang merantau ke Batam. Ketika kami menerbitkan Batam Pos, Marganas kami angkat sebagai tenaga pemasaran. Jualan koran. Dan cari iklan. Kerja keras. Berhasil.
Lalu Marganas kami angkat sebagai salah satu direktur di Batam Pos. Sedangkan dirutnya adalah Rida K. Liamsi. Tapi Marganaslah yang memimpin sehari-hari. Rida tinggal di Pekanbaru: memimpin Riau Pos.
Setelah Batam Pos menjadi raksasa lokal, Marganas mengembangkan koran di Sumut. Tidak hanya di Medan. Juga di banyak kabupaten. Termasuk di Siantar dan Sibolga. Saya sendiri tidak hafal di mana saja ada koran kami di Sumut.
Meski sudah sama-sama ''pensiun'' dari Jawa Pos, saya masih sering bertemu Marganas. Setiap kali saya ke Batam saya telepon: saya ajak makan roti canai Har. Atau makan durian.
Saya iba mendengarkan curhatnya, tapi saya tidak bisa banyak menolongnya.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 29 Januari 2024: GovTech Anas
Atho'illah
Bersabarlah, wahai jiwa yang malang, Terluka nestapa, pilu menggantung. Dihempas badai, diterpa gelombang, Tertatih langkah, asa pun meremang. Lihatlah langit, biru tak terperi, Di balik awan, mentari berseri. Setelah hening, senandung puji, Bermekaran bunga, harum mewangi. Setiap nestapa, ada hikmahnya, Setiap duka, lentera jiwanya. Menerpa jiwa, menguatkan raga, Menjadikan tegar, mendewasakan makna. Bersabarlah, wahai jiwa yang malang, Waktu kan bergulir, lantas berganti. Air mata kering, senyum mengembang, Pelangi terbentang, mimpi tak terperi. Bersabarlah, wahai jiwa yang malang, Harapan tak pernah mati, meski ditimpa nestapa. Percayalah, fajar kan tiba, Membawamu pada bahagia. Bersabarlah, wahai jiwa yang malang, Karena kesabaran adalah kunci, Membuka pintu kebahagiaan yang tak terperi, Dan menghantarkanmu pada pelukan cinta sejati. Biarlah luka menggurat di hatimu, Biarlah duka mengambang di matamu. Semua lara, semua nestapa, Akan terhapus oleh waktu yang fana.
rid kc
Salah satu hasil dari penyatuan atau penyederhanaan aplikasi yang eibuan itu adalah aplikasi E-Kinerja yang dimiliki Badan Kepegawaian Negara itu. E-Kinerja berfungsi untuk pelayanan penilaian kinerja asn, kenaikan pangkat dan catatan kinerja ASN. Coba pak DI tanya bagaimana kinerja E-Kinerja? Apakah lancar ataukah lemot? Jawabannya kalau tanya pada ASN pasti lemot untuk saat ini. Kenapa? Bayangkan aplikasi E-Kinerja itu diakses oleh sekitar 4 juta ASN tiap akhir dan awal tahun secara bersamaan sementara kekuatan servernya sangat terbatas akhirnya aplikasi serong error. Ini adalah tanggung jawab menpan rb bagaimana menyederhanakan aplikasi dan bisa diakses secara cepat dan memuaskan. Harusnya pemerintah mempunyai satelit khusus untuk mengelola aplikasi pemerintah yang besaran kapasitas servernya tidak terbatas sehingga aplikasi tidak sering error dan lemot. Saya yakin pemerintah bisa. Buatlah saru satelit khusus untuk penataan aplikasi kementerian/lembaga pemerintah. BRI aja mampu buat satelit khusus BRI apalagi pemerintah.
djokoLodang
--o-- Baca tulisan p DI hari ini, jadi teringat saat masih PNS. SURGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU. Tahun 1995. Jaman Windows 95 masih baru-barunya. Di kelas Spamen Angkatan I, di Jakarta. Siang hari, kira2 pukul 14.00. Yang memberi kuliah seorang Ustadzah. "Bapak2 dan Ibu2 sekalian, ada ungkapan bahasa Indonesia: 'Surga di bawah telapak kaki ibu.' Adakah yang tahu makna praktisnya? Dalam kehidupan sehari-hari." Setelah beberapa saat, karena belum juga ada repons, dijawab sendiri oleh ibu guru: "Mungkin ada di antara Bapak-Bapak yang sudah pernah mengalaminya. Pulang dari kantor, masuk rumah. Biasanya ibu menyambut di pintu. Kali ini, belum terlihat bayangannya. Bapak masuk rumah, langsung menuju kamar, mau ganti baju. Eh, saat sampai di pintu masuk kamar, terlihat Ibu sedang berbaring. Hanya terlihat kedua telapak kakinya. Rupanya sedang asyik membaca koran. Nah..., coba pegang dengan hati-hati, kemudian ... pelan-pelan, ... angkat telapak kaki itu. ... Apa yang terlihat di bawah telapak kaki Ibu? ... itu lah surga ..." --0--
Mister Xi
Wkwkwk... met pagi semua matahari bersinar cerah,,,, 27.000,,,,, Abah percaya ama klaim giletuan??? 27000 aplikasi itu kumukatif,,, termasuk - - - - app pemerintah lokal (propinsi & kabupaten),,, --aplikasi yg sudah tidak dipakai (dikandangkan),,, - - aplikasi yg masih berbentuk web (webapp),,, _ satu domain tapi subdomain turunannya sampai puluhan,,, Eg: 123<dot>kotamalang<dot>com,,,, 345<dot>kotamalang<dot>com,,, bahkan sub dari subdomain,,, eg; abc<dot>123<dot>kotamalang<dot>com,,,, subdomain subdomain inilah yg mungkin dihitung oleh mister Anas,,, Jadi,, kalaiu app native nyang berekstensi <dot> apk dan <dot>aab punya pemerintah. ya teritung masih di bawah 1000,,, Wkwkkw,,, apalagi yg udah listing di Apple appstore dan Googke Playstore,,, apalagi yg dapat rating ulasan bagus dari pengguna,,, Tapi so far it's not bad lah,,, Wkwkwkwkwk,,,,
Handoko Luwanto
Uji coba:
Urut Status ## Nama Waktu
45 utama 21 Mister Xi 6 detik
43 utama 20 Handoko Luwanto 10 menit =
39 utama 19 Gregorius Indiarto 46 menit =
38 utama 18 Dasar Goblik 50 menit =
35 utama 17 Jokosp Sp 1 jam =
34 utama 16 Fa Za 1 jam =
32 utama 15 djokoLodang 1 jam =
33 reply 15 Jokosp Sp 1 jam =
40 reply 15 Gregorius Indiarto 38 menit =
31 utama 14 DeniK 1 jam =
26 utama 13 Mirza Mirwan 1 jam =
27 reply 13 MULIYANTO KRISTA 1 jam =
28 reply 13 Jokosp Sp 1 jam =
29 reply 13 Fa Za 1 jam =
30 reply 13 Liam Then 1 jam =
36 reply 13 Amat K. 57 menit =
25 utama 12 Trias Senda 1 jam =
18 utama 11 Gregorius Indiarto 2 jam =
17 utama 10 rid kc 2 jam =
15 utama 9 Amat K. 2 jam =
16 reply 9 MULIYANTO KRISTA 2 jam =
23 reply 9 Atho^illah 1 jam =
24 reply 9 Amat K. 1 jam =
37 reply 9 Jokosp Sp 56 menit =
12 utama 8 djokoLodang 3 jam =
11 utama 7 Legeg Sunda 3 jam =
10 utama 6 nur cahyono 3 jam =
9 utama 5 Udin Salemo 3 jam =
7 utama 4 M.Zainal Arifin 3 jam =
8 reply 4 M.Zainal Arifin 3 jam =
6 utama 3 bitrik sulaiman 3 jam =
14 reply 3 bitrik sulaiman 2 jam =
2 utama 2 Atho^illah 3 jam =
3 reply 2 Udin Salemo 3 jam =
4 reply 2 Atho^illah 3 jam =
5 reply 2 Amat K. 3 jam =
13 reply 2 M.Zainal Arifin 2 jam =
19 reply 2 Atho^illah 1 jam =
20 reply 2 Atho^illah 1 jam =
21 reply 2 Fa Za 1 jam
Lagarenze 1301
Apa hasil proyek e-KTP Rp 5,9 triliun, selain memperkaya Setya Novanto dkk Rp 2,3 triliun? Huruf "e" itu nyaris tak ada gunanya. KTP, ya, tetap KTP seperti biasanya. Ada NIK. Foto. Data diri. Mempertebal dompet. Dan, juga tetap harus difotokopi untuk berbagai urusan. Menurut saya, KTP fisik tetap perlu ketika pemberi layanan seperti kependudukan, perizinan, hingga perbankan masih mensyaratkan fotokopi KTP. Fungsi KTP yang perlu di-upgrade. Tidak saja sebagai identitas kependudukan, tetapi sekalian mencakup jaminan kesehatan, jaminan pendidikan, jaminan, dan SIM. Jadi, satu kartu untuk semua. Tak perlu lagi berbagai macam kartu sakti, kartu pintar, kartu sehat, dan kartu-kartu lainnya yang tak jelas dan hanya jadi bancakan proyek.*
Ardi Suhamto
Semoga saran saya sampai kepada beliau yg membaca di komen Disway ini; IKD a.k.a KTP Digital masih susah utk dibuatin + sosialisasinya kurang. Sudah dibantu via RT RW sih, tapi waktu nya itu lho. Selalu jam kerja. Ya mbok dibantu jam kerja nya yg ngerjain IKD dibikin sabtu minggu jg masuk; bisa diurus via kelurahan saja, trus maksimalkan di mall mall (seperti SIM), jadinya kan masyarakat bisa lebih mudah daftar. Kira kira begitu
djokoLodang
--o-- HITUNG TUJUH Di jalan setapak lereng Gunung Lawu Aku berjalan sendirian, dari Sarangan menuju Tawangmangu di sebuah kelokan bertemu saudagar diiringi tujuh kuli-angkut setiap kuli membawa tujuh keranjang setiap keranjang terisi tujuh ayam setiap ayam mengerami tujuh telur tujuh kuli, tujuh keranjang, tujuh ayam, tujuh telur, ada berapa orang yang sedang menuju ke Tawangmangu di kelokan itu? --0--
Liáng - βιολί ζήτα
Atho'illah, "Mixed Emotions" atau "Emosi yang campur aduk" adalah pengalaman umum dalam hidup. Istilah yang umum untuk menggambarkan perasaan yang campur aduk tersebut (senang dan sedih sekaligus) adalah "Bittersweet". Dengan kata lain "Bittersweet" biasa digunakan untuk menggambarkan situasi atau pengalaman yang menyenangkan sekaligus menyakitkan. Tetapi, Bittersweet secara psikologis sebaiknya "tidak di-imajinasi-kan dengan sengaja" sebagai bagian dari pikiran dan perasaan Anda !!
Atho'illah
Wkwkwk sugoooiii, Om, Analisisinya. :D Secara keseluruhan, puisi ini memiliki pesan moral yang positif. Puisi ini mengajarkan kita untuk bersabar dan menerima kenyataan hidup. Puisi ini juga mengajarkan kita untuk tetap optimis dan percaya bahwa kebahagiaan akan datang pada waktu yang tepat. Dibalik nestapa, pilu, terpaan badai, dan hempasan gelombang. Ada langit biru yang cerah, mentari yang bersinar, dan bunga yang bermekaran. Dan dalam setiap kesedihan dan duka, pasti ada hikmahnya. Saya sangat suka dengan puisi yang bertema tentang kesedihan, keputusasaan, dan harapan. Indah dan dramatis. Btw, Om Amat ini ngajar bahasa di mana, yak? Saya dari dulu penasaran. :v
Amat K.
Empat kali Aat menuliskan larik ini dalam puisinya: "Bersabarlah, wahai jiwa yang malang," Repetisi dalam puisi bermakna penekanan. Ditekankan dengan tujuan setiap diksi beserta maknanya meninggalkan jejak lalu membekas di hati pembaca. "Bersabarlah ... Bersabarlah ... Bersabarlah ... Bersabarlah." Rupanya tidak cukup hanya dengan satu sabar. Ujian jomlo ini sangat membebani Aat. Tidak mudah memang. Di saat semua diciptakan Tuhan berpasangan, Aat malah masih sendirian. Sandal saja pasangan. Truk aja gandengan. Dan lagi, Aat menganggap jomlonya sebuah kemalangan. Padahal, malang saja belum tentu kejomloan.
Lagarenze 1301
Pagi ini saya cek dompet. Stock opname. Biasanya hanya ngecek berapa lembar uang tersisa atau ngambil kartu ATM. Apa isinya, selain satu-dua lembar uang kertas, sampai terasa begitu tebal? Ternyata begitu banyak kartu di hidup saya. 1. KTP. 2. SIM A. 3. SIM C. 4. Kartu BPJS Kesehatan. 5. Kartu BPJS Ketenagakerjaan. 6. Kartu NPWP. 7. Kartu ATM BCA. 8. Kartu ATM BRI. 9. Kartu Kredit BCA. 10. Kartu e-Money 11. Kartu Member XYZ. 12. ID Card tempat kerja. Kalau mau diperas lagi, hanya tiga kartu yang bisa disimpan di laci rumah: SIM C, Kartu BPJS Ketenagakerjaan, dan Kartu NPWP. Kartu e-Money bisa di laci mobil. Yah, tetap tebal.
balagak nia
Apa yg ditulis CHD hari ini sebetulnya sudah dilakukan oleh pemda DKI sejak 2021 melalui Diskominfo (kadis waktu itu Ibu Atika Nur Rahmania), Abah kalau mau tahu lebih jelas bisa ke beliau atau ke P Yudhistira Nugraha (Kepala Jakarta Smart City) sepertinya msh menjabat sampai skr, tentunya idea ini pasti dari big bosnya waktu itu P Anies. Jadi pemda DKI mempunyai banyak sekali aplikasi yg dikelola oleh Dinas masing2 dan tentunya boros krn setiap tahun selalu dianggarkan utk pengadaan server, aplikasi dll dan sering saling tumpang tindih. Ideanya mau seperti start up, kapanpun diperlukan secara kapasitas hardware siap, aplikasi siap dan data base yg terintegrasi. Bayangkan Tokopedia, Gojex, Grab dll mereka sgt cepat sekali dlm mengupgrade aplikasinya, itulah yg mau dicontoh. Akan menggunakan konsep pembiyaan KPBU Unsolicited (silahkan gugel ya ttg ini). Badan Usaha sdh membuat proposal yg melibatkan PT. SMI (Persero) yg menghitung sisi komersialnya juga PWC (consultant), pemda juga sdh membentuk staff ahli utk mengkaji proposal BU. Akhir 2021 sampai P Anies lengser secara teknikal dan komersial sudah 99%, sayangnya tidak diteruskan oleh PLT sekarang.
Lagarenze 1301
Orang kota itu kemudian mengakses database MS-SQL melalui spreadsheet Excel yang terhubung dengan ODBC dengan email di iPhone-nya dan, setelah beberapa menit, menerima tanggapan. Akhirnya, ia mencetak laporan penuh warna sepanjang 150 halaman menggunakan printer HP LaserJet mini berteknologi tinggi, dan akhirnya menoleh ke arah si koboi dan berkata, "Anda punya tepat 1.586 ekor sapi dan anak sapi." "Benar. Baiklah, saya kira Anda bisa mengambil salah satu hewan saya," kata si Koboi. Si Koboi memperhatikan pemuda itu memilih salah satu hewan dan tampak geli saat orang itu memasukkannya ke dalam bagasi mobilnya. Kemudian si Koboi berkata kepada orang itu, "Hei, jika saya bisa menebak apa sebenarnya pekerjaan Anda, maukah Anda mengembalikan hewan saya?" Orang itu memikirkannya sejenak dan kemudian berkata, "Oke, kenapa tidak?" “Anda adalah anggota Kongres di pemerintahan AS,” kata si Koboi. "Wow, benar sekali," kata si orang kota. "Tapi bagaimana Anda bisa menebaknya?" "Tidak perlu menebak-nebak," jawab si Koboi. "Anda muncul di sini meskipun tidak ada yang meneleponmu, Anda ingin dibayar untuk jawaban yang sudah kuketahui dan untuk pertanyaan yang tidak pernah kutanyakan." "Anda mencoba menunjukkan kepadaku betapa Anda jauh lebih pintar dariku, dan Anda tidak tahu apapun tentang sapi. Ini kawanan domba. Sekarang, kembalikan anjingku."
Lagarenze 1301
Santai sejenak. Seorang koboi Montana sedang mengawasi hewan peliharaannya di padang rumput pegunungan yang terpencil, ketika tiba-tiba sebuah BMW baru keluar dari awan debu melaju ke arahnya. Pengemudi BMW, seorang pria dewasa dengan setelan Armani, sepatu Gucci, kacamata hitam Ray Ban, dan dasi YSL, mencondongkan tubuh ke luar jendela dan bertanya kepada koboi. "Jika saya memberi tahu Anda dengan tepat berapa banyak sapi dan anak sapi yang Anda miliki dalam kawasan Anda, maukah Anda memberi saya seekor anak sapi?" Si Koboi menatap lelaki itu, yang jelas seorang yuppie, lalu memandangi kawanan hewan peliharaannya yang sedang merumput dengan damai, dan dengan tenang menjawab, "Tentu, mengapa tidak?" Orang kota memarkir mobilnya, mengeluarkan MackBook Pro-nya, menghubungkannya ke ponsel Iphone-nya, dan menjelajahi halaman NASA di Internet. Ia mengakses sistem navigasi satelit GPS untuk mendapatkan informasi pasti tentang lokasinya. Kemudian diumpankan ke satelit NASA lain yang memindai area tersebut dalam foto beresolusi sangat tinggi. Ia kemudian membuka foto digital tersebut di Adobe Photoshop dan mengekspornya ke fasilitas pengolah gambar di Hamburg, Jerman. Dalam hitungan detik, ia menerima email bahwa gambar telah diproses dan datanya disimpan. *lanjut.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
SUPER APP.. Arti kata populer dari "supper app" adalah gabungan dari banyak aplikasi yang ada pada suatu "entitas" menjadi hanya satu "aplikasi super", sehingga akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat itu antara lain adalah: 1). Banyak layanan dalam "satu" aplikasi. 2). Menghemat memori. 3). Menghemat biaya pengembangan. 4). Cukup satu database pengguna. 5). Dan lain-lain (tidak diuraikan). Tetapi menyatukan 27.000 aplikasi pemerintah pusat, daerah dan lembaga menjadi "satu super app" pasti sangatlah sulit, meskipun sudah menggunakan jasa "orang kuat". Karena jasa orang kuat hanyalah sisi administratif dan policy. Padahal sisi "teknis" nya juga tidak kalah sulitnya. Apalagi, saya tau, ada beberapa instansi juga sudah membuay super app sendiri-sendiri. Misal: Super App Kementrian A. Super App Kementrian B. Super App Kementrian Z. Super App Lembaga C. Super App Pemda Propinsi D. Memang organisasi pemerintah itu "besar sekali". Dan unit yang saat ini sudah menyatakan punya "super app" itu sebenarnya udah "duluan ): menyadari dan bertindak seperti yang dilakukan MENPAN RB sekarang. ### Selamat bekerja pak Anas.. (Dengan semangat Banyuwangi)..
Gianto Kwee
FYI, aku sudah punya KTP Digital ! Berarti selangkah didepan "Anda dan Abah D I !"
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
ANDA UDAH PUNYA KTP DIGITAL..? "SALAH satu yang ingin dikebut adalah digitalisasi KTP. Sekarang baru 7 juta orang yang mengurus KTP digital, kata pak Anas. Saya tersenyum.. Ternyata KTP saya juga masih yang seperti milik Anda", begitu tulis Abah DIS di CHDI hari ini.. Bagaimana dengan KTP anda..? Mungkin anda sendiri tidak tahu, KTP anda sebenarnya KTP apa. Kebanyakankita, tahunya, yang jelas kita udah punya KTP. Dan selama ini, KTP itu tidak ada yang mempermasalahkan. Apalagi dulu, saat dicetak KTP kita itu sudah keren. Sebutannya aja e-KTP. Dan saat itu, biayanya secara nasional besar sekali. Dan para koruptor yang terlibat dalam pengadaannya sudah dihukum.. ++ Karena itu kita perlu tahu, perbedaan KTP Digital dengan e-KTP. Perbedaan "KTP Digital" dan "e-KTP atau KTP-el biasa" adalah bahwa pada e-KTP Digital terdapat QR Code. Dan QR Code tersebut menjadi "identitas digital bagi Warga Negara Indonesia (WNI)". Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh mengatakan, pembuatan "e-KTP Digital" membutuhkan smartphone dan koneksi internet. Syarat: "Per satu KTP, harus satu smart phone". Bagaimana mengurusnya: Ya harus ke Kantor Kelurahan.. Syarat lain: Anda harus download dulu aplikasi "Identitas Kependudukan Digital".. Di mana downloadnya: Play Store.. ### Kok pak Agus tahu sih..? Lha karena bulan lalu saya urus pindah alamat. Jadi akhirnya jadi tahu.. Dan udahmasuk di daftar 7 juta orang yg udah punya KTP Digital..
Mirza Mirwan
Sebuah serangan drone yang diduga diluncurkan oleh kelompok militan radikal Suriah dukungan Iran menyasar markas tentara AS di timur laut Yordania, dekat perbatasan dengan Suriah, Sabtu malam kemarin. Serangan drone itu menewaskan tiga serdadu AS dan melukai 34 serdadu lainnya. Mendapat laporan itu Presiden Biden mencak-mencak. Ia bersumpah untuk membalas serangan itu dengan cara apapun. "Jill dan saya bersama keluarga dan teman-teman korban dan seluruh rakyat Amerika berduka atas tewasnya para pejuang dalam serangan tercela dan sepenuhnya tak adil itu," kata Biden. Ironi yang menggelikan sekaligus menjengkelkan, memang. Sepertinya di mata Biden nyawa tiga orang serdadunya lebih berharga ketimbang 26.500 nyawa warga sipil di Gaza akibat ulah serdadu Israel. Pun 34 yang terluka itu lebih tragis ketimbang 65.000 warga Gaza yang terluka, sementara fasilitas rumah sakit dihancurkan. Benarlah apa yang dikatakan Barbara Slavin dari Stimson Center -- lembaga think tank International Security -- Washington DC, menanggapi sumpah Biden tersebut. "Sayangnya AS merasa berkewajiban untuk membalas dengan cara apapun. Dan, tentu saja, hal itu justru akan meningkatkan kemungkinan eskalasi kian memburuk (just gets worse and worse)," kata Barbara Slavin. Dalam setiap kekalutan di Timur Tengah, dari dulu, pasti ada campur tangan AS. Bukan untuk melerai, tapi justru makin memperkeruh.
Mister Xi
Tingkat kesulitannya sangat complicated,,, selain faktor kebijakan dan kewenangan,,,, ada juga faktor teknis,,, apa itu? Beban Server,,, salah2 malah nanti Aplikasi jadi stuck,,, hangup,,, dan tiap hari main tenis terus,,,, wkwkkwkwk,,,
Macca Madinah
Soal aplikasi ini jadi ingat dulu di DKI ada aplikasi QLUE. Lengkap ada pengaduan dll. Saya termasuk yang suka jalan2 lalu lihat sesuatu, lapor deh di sana. Setelah berganti ke "rezim" baru, muncul aplikasi baru JAKI. Dari sini saja sudah terlihat kan, mengapa aplikasi bisa bertambah demikian pesat. Ganti "rezim" ganti aplikasi, mungkin biar bisa dicatat sebagai suatu pencapaian. Untungnya "rezim" sekarang JAKI tetap dipertahankan, walau :rezim" sekarang tetap saja diserang wkwkkwkw.
edi susanto
Mungkin anda tidak akan percaya. Tapi ini fakta, yang sangat nyata. Sampai 2 tahun lalu, institusi besar tempat saya dulu bekerja. Tidak mempunyai database warganya. Data warga hanya diambil dan diolah setiap 5 tahun sekali, menjelang pemilu. Berdasar dari data Imigrasi. Itupun wujudnya masih manual, format Ms Exel. Digunakan sebagai rujukan selama 5 tahun berikutnya. Waktu berlalu, beragam usul dan ide bermunculan kepada pimpinan yang silih berganti. Tetap sama saja. Alasannya, belum ada instruksi dari pusat. Tidak ada anggarannya. Alkisah ada pejabat depertemen lain yang ikut berkantor di situ. Beliau gemes, lalu membuat aplikasi data warga. Khususnya mahasiswa. Lumayan bagus, sangat berguna.Tentu dengan biaya mahal. Sayang sekali hanya digunakan saat beliau masih menjabat. Beberapa saat setelah beliau kembali ke pusat. Aplikasi itu tidak digunakan lagi. Alasannya tadi, tidak ada arahan dari pusat. Saya ini memang bodoh, makanya cuman jadi pegawai rendahan. Tapi rasanya terlalu sederhana untuk bisa mikir mana yang baik sesuai kebutuhan dan pemborosan anggaran. Tapi ya itulah Indonesia. Bentuknya hampir sama saja. Meski di LN sekalipun lokasi perwakilannya.
Bahtiar HS
Menyatukan 27000 app dg cara integrasi -- bukan menorpedo / mematikan app itu, menurut saya malah menciptakan lebih banyak masalah, krn lbh banyak app perlu dibuat. Integrasi pun secara sederhana bentuknya ya sebuah app. Dg asumsi 2 app berbeda memiliki peluang perlu minimal 1 integrasi, maka banyaknya app integrasi yg perlu dibuat jika ada n app bisa didekati dg deret aritmatika: 1/2 n (n + 1). Deret ini disebut pula barisan/bilangan segitiga (triangular numbers), yakni: 0, 1, 3, 6, 10, 15 .... Misal ada 5 app, mk akan ada 15 kemungkinan integrasi utk menghub ke-5 app itu satu sama lain. Apalagi dituntut bisa Single-Sign-On (SSO), dimana hanya sekali login bs mengakses ke semua app. Maka utk mengintegrasikan 27000 app, perlu membuat app integrasi = 1/2 x 27000 (27000 + 1) = 364.513.500 pekerjaan integrasi. Katakan hanya perlu diintegrasikan ke 50% app lain, msh ada 182.256.750 integrasi. Jika 1 integrasi melibatkan kerjasama 2 vendor app terkait metode integrasinya, data mapping inbound-outbound-nya, flow integrasinya, error handling, develop app, testing, SIT/UAT, training, dan golive--dan itu perlu paling cepat taruhlah 1 bulan, mk perlu 182 juta bln. Jika Pak Menteri Anas target selesai 4 bulan, mk perlu 45,5 jt pasangan vendor utk menyelesaikan separuh integrasi 27000 app itu dlm 4 bln. Membayangkan eksekusinya dg 1000 vendor saja susah. Itu pun msh perlu 45,5 rb bulan --melebihi lailatul qodar. Jangan kaget kalo 4 bln nanti baru jadi pilot project sekian app. Wkwk
M.Zainal Arifin
Ralat: Ternyata anak itu salah melihat. Pembantu sedang tidur pulas, memeluk guling, berselimut. Bapak nya sedang sholaat tahajjud di musholla rumah.
Lagarenze 1301
"Itu kian langka di saat politik, politik dan politik lagi merasuki siapa saja." Begitu ending CHD hari ini. Lalu, apa itu politik? Seorang anak laki-laki bertanya kepada ayahnya: "Apa itu politik?" Ayah menjawab: "Ini sangat sederhana. Kamu tahu: - Saya menghasilkan uang, jadi saya adalah dunia bisnis. - Ibumu membelanjakan uangnya, jadi dialah pemerintahnya. - Kakekmu memastikan semuanya diatur dengan tertib, jadi dialah hukumnya. - Pembantu kita adalah kelas pekerjanya. - Semuanya berkisar pada apa yang kamu inginkan, jadi kamu adalah masyarakatnya. - Adik laki-lakimu adalah masa depan." Anak laki-laki itu terus berpikir mencerna penjelasan ayahnya, hingga tengah malam ia mendengar adiknya menangis karena popok sudah kotor. Ia tidak tahu harus berbuat apa, jadi ia pergi ke kamar orangtuanya. Di sana, ibunya tertidur lelap. Si anak pergi ke kamar tidur pembantu, tapi ayahnya ada di sana sedang meniduri si pembantu. Dan anehnya, sang kakek hanya melihatnya melalui jendela. Tidak ada yang memperhatikan anak itu, dan dia pun kembali ke tempat tidurnya. Keesokan hari, ayahnya bertanya kepadanya: "Jadi, bisakah kamu menjelaskan kepada saya apa itu politik?" Anak laki-laki itu berkata: "Ya, semuanya menjadi jelas bagi saya! Dunia usaha menguasai kelas pekerja, sementara hukum hanya diam, dan pemerintah malah tertidur. Masyarakat diabaikan, dan masa depan berada dalam bahaya."
Rizal Falih
Bayangan saya jika berbagai aplikasi pemerintah sudah dijadikan satu, maka dalam hal pengolahan data akan mudah sekali. Cukup dilakukan dengan satu nomor identitas kunci. Misalnya dengan menggunakan nomor induk kependudukan. Ketika menginput, mencari maupun mencetak cukup dengan mengetikan NIK, maka disemua platform aplikasi pemerintah, data yang muncul adalah sama. Contohnya nomor NIK. 12345678910 adalah atas nama Fulan, alamat Jalan Mawar No.10, Status jomblo akut, pekerjaan pengangguran banyak acara, begitu seterusnya. Sehingga tidak perlu berkali-kali menginput data, menyiapkan lembaran poto kopi atau berkas fisik lainya, jika berurusan dengan pemerintahan. Cukup sekali saja input dan validasi data, selanjutnya dapat mengambil atau mencari melalui big data yang ada pada server dan sudah tervalidasi dengan baik dan benar. Bahkan, pelayanan BPJS di rumah sakit, sudah menerapkannya. Berdasarkan pengalaman, dulu ketika mendaftar berobat menggunakan BPJS, harus menyerahkan dokumen fisik berupa photo kopi kartu BPJS dan KTP. Namun sekarang tidak, cukup dengan menyebutkan atau menunjukan nomor BPJS dan NIK. Jika sudah terdaftar maka data kita akan muncul dan tidak perlu menyerahkan berkas fisik kembali. Hal ini sudah saya alami di beberapa rumah sakit di Jakarta. Selanjutnya keamanan data penduduk, menurut saya saat ini menjadi hal yang sangat penting dan krusial. Pemerintah harus fokus dalam hal ini. Jangan ada lagi kecerobohan yang berakibat kepada kebocoran data.
Yellow Bean
Jadi ingat keponakan yang belum lama terangkat masuk ASN belum lama ini. Waktu cerita sedang ikut seleksi dan katanya untuk penempatan di IKN maka saya anjurkan untuk di sanggupi. Alhamdulillah keterima dan saat ini masih penempatan di sekitar Jakarta. Hmmm jadi ingat Aat. Semoga tidak ketahuan dan tidak di kejar oleh Aat. Karena keponakan ku tentunya imut imut dan sangat manis kalo di gandeng kondangan. Plus sudah ASN pusat. Alhamdulillah.
Liam Then
Dari tempelan Video artikel, senang sekali melihat Pak Anas dan Pak DI yang terkesan penuh energi dan semangat, karena itu putar sekali lagi. Ternyata saya dioper ke kanal Instagram kementrian PAN-RB, kemudian nampak satu video , Pak Jokowi mengumumkan, rekruetmen fresh graduate CPNS sebanyak 690 orang, dan rencana rekrutmen formasi CPNS sebanyak 2,3jt orang. Saya kaget, "wah banyak sekali". Langsung bertanya-tanya kenapa butuh begitu banyak PNS. Untungnya cek dulu pembanding, langsung ke Amerika, yang punya populasi 320-an JT. Jumlahnya : 24,024,495. 7% dari populasi mereka kerja sebagai pelayan publik. Kemudian google jumlah PNS di Indonesia, jumlahnya : 3.745.226 orang. Kalau begitu, apakah bisa dikategorikan pemerintah kita ini kekurangan staff? Atau mungkin kekurangan duit? Bisa jadi. Dari fakta diatas bolehlah kita bilang PNS Indonesia dibanding PNS Amerika dalam kerja lebih efesien dalam kerja hehehe. Buktinya cukup hampir 2% dari populasi. Sudah bisa jalan. Semangat trus Pak Anas,titip permintaan, gaji guru, atau PNS Penyuluh pertanian,peternakan, yang penugasannya ke pelosok, mohon disetting begini, makin jauh dalam ke pelosok, gajinya makin tinggi, dengan cara begitu, akan ada insentif orang rebutan mau ngajar ke daerah pelosok, karena pakai rebutan, akan tercipta persaingan, kalau sudah ada persaingan, tentu akan dipakai tolok ukur, benchmark kualitas. Jika PNS guru, penyuluh berkualitas bisa bertugas ke pelosok, imbas jangka panjang bakal sangat baik.