"Oleh pengepul kemudian dibawa ke pabrik pengelolaan daur ulang sampah anorganik," kata Imam Ridar.
BACA JUGA:Atasi Sampah Perayaan Malam Tahun Baru di DKI Jakarta, 3 Ribu Petugas Dikerahkan
Beberapa warga Desa Ciserureuheun mengatakan, adanya Bank Sampah ini masyarakat semakin memahami pentingnya mengelola sampah agar tidak merusak lingkungan.
Intan (21), salah satu warga Desa Ciseureuheun mengatakan, biasanya sampah dibakar, terkadang dibuang di sisi sungai karena di desa tidak ada TPS (tempat pembuangan sementara) dan petugas angkut sampah.
"Dengan adanya sosialisasi Bank Sampah ini kami mengerti kalau sampah itu masih berguna dan bermanfaat jika dikelola dengan baik," ujar Intan.
BACA JUGA:Sampah Tahun Baru 2024 di Jakarta Capai 130 Ton, Terbanyak Usai Pandemi Covid-19
Selain itu, lanjutnya, warga desa menjadi lebih sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya serta mengelolanya dengan baik.
Dia berharap, adanya program Bank Sampah ini membuat warga memiliki kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan menjadi program yang berkelanjutan.
Mendisiplinkan Warga Kelola Sampah
Bank Sampah dikelola oleh empat warga yakni Sariah sebagai Ketua Bank Sampah, Desih Anggraeni dan Desi Agustin selaku Sekretaris serta Eneng Darol sebagai Bendahara.
Desih menambahkan, Bank Sampah ini dapat membantu perekonomian masyarakat, membantu menciptakan
lingkungan yang bersih dan nyaman serta dapat meningkatkan kedisplinan warga dalam mengelola sampah.
“Harapannya agar masyarakat terus semangat dan antusias untuk ikut berpartisipasi dalam mengelola dan memilah sampah-sampah yang masih bisa di manfaatkan sebagai wujud dan cinta kita terhadap lingkungan," kata Desih (30).
Desih menjelaskan, proses pegeloaan Bank Sampah ini dengan meminta warga membawa sampah anorganik kepada pengurus bank sampah.
Imas anggota PKK Desa Cisuerehuen, mengatakan, dengan adanya Bank Sampah ini masyarakat lebih disiplin.