“Lewat program itu, setiap keluarga diminta untuk menanam dua bibit alpukat. Dan untuk membantu pembibitan, desa pun sudah menyediakan green house sendiri," ujar Ketua BUMDes Kelawi Mandiri, Rian Haikal.
"Budi daya alpukat alpukat ini kami lakukan secara masif agar bisa mencukupi kebutuhan pasar,” tambahnya.
Selain itu, terdapat juga produk agrowisata lainnya seperti produk olahan pisang dan teri.
Kedua produk tersebut pun terus dimaksimalkan oleh pelaku UMKM di Desa Kelawi dan berdampak positif terhadap roda perekonomian.
Ia menambahkan, Desa Kelawi juga menerapkan digitalisasi untuk memudahkan segala transaksi di setiap destinasi wisata dari mulai ticketing dan pembayaran non tunai QRIS BRI di tenant UMKM.
“Dengan digitalisasi tersebut pemilik usaha bisa melihat ringkasan transaksi keuangan secara mudah. Mereka juga dapat melihat berapa uang yang sudah masuk dan keluar, serta berapa sisa uang yang tersimpan,” ungkapnya.
Manfaatkan Bank Sampah
Dengan berbagai pengembangan potensi dan inovasi, Desa Kelawi dianugerahi penghargaan sebagai Desa BRILiaN Hijau 2023.
Potensi wisata itu pun dimaksimalkan oleh masyarakat yang juga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) guna mendorong roda perekonomian.
Beberapa UMKM yang terdapat di Desa Kelawi adalah UMKM camilan ikan teri dan kerajinan yang dihasilkan dari Bank Sampah.
“Desa Kelawi bekerja sama dengan BRI untuk mengatasi masalah sampah dengan menghadirkan Bank Sampah. Dari sana, sampah-sampah plastik dari laut dikembangkan melalui Bank Sampah,” tuturnya.
BACA JUGA:Berkat Program Holding Ultra Mikro, Saham BBRI Diprediksi Akan Terus Cetak Rekor 'All Time High'
Berkat kerja sama tersebut, giat ekonomi masyarakat Desa Kelawi pun bertambah. Selain itu, program ini pada akhirnya dapat mendorong kebersihan, keamanan, dan kenyamanan Desa Wisata Kelawi.