Ini berarti bahwa transfer termahal di dunia itu gagal, dan PSG memang mendapatkan kembali 90 juta euro ketika mereka menjualnya ke Al-Hilal pada tahun 2023 tetapi biaya tersebut tidak sebanding dengan kekecewaan Neymar selama di Paris.
2. Lionel Messi - Bebas (Barcelona, 2021)
BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Dikabarkan Mendapat Larangan Dua Pertandingan Setelah Melakukan Gerakan Cabul
BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Dikritik dan Terancam Sanksi atas Gerakan Cabul Usai Al Nassr Bungkam Al Shabab
Lionel Messi bisa dibilang pemain terhebat yang pernah menghiasi planet ini, tiba di Paris dengan status bebas transfer setelah Barcelona tidak dapat menawarinya kontrak baru karena masalah keuangan mereka.
Setelah Neymar gagal mengalahkan raksasa Prancis di Eropa, Messi diharapkan akhirnya membawa trofi Liga Champions ke Paris.
Tapi, seperti mantan rekan setimnya di Barcelona, dia gagal menyelesaikan pekerjaannya.
Pemenang Piala Dunia asal Argentina itu tidak pernah menetap di Prancis dan meski mencatatkan angka-angka luar biasa dengan 32 gol dan 35 assist dalam 75 pertandingan.
Messi dan PSG sepakat sudah waktunya untuk berpisah setelah hanya dua musim, dengan penyerang legendaris itu pindah ke Inter Miami.
BACA JUGA:Lama Tak Terdengar, Eks CEO Persijap Jepara Esti Lestari Kini Jadi Chairman Klub Liga Filipina
BACA JUGA:Pep Guardiola Mengisyaratkan Ingin Melatih Tim Nasional, Seperti Brasil dan Inggris Sebelum Pensiun
3. Gianluigi Buffon – Bebas (Juventus, 2018)
Salah satu kiper terhebat sepanjang masa dan bisa dibilang yang terbaik abad ke-21 menghabiskan musim 2018/2019 yang tidak menyenangkan di PSG yang akan menjadi catatan kaki yang terlupakan dalam kariernya yang luar biasa.
Terlepas dari reputasinya yang luar biasa, Buffon berjuang untuk tampil seperti pemain kelas dunia yang tidak diragukan lagi.
Memang benar, kesalahannya dalam melepaskan tembakan Marcus Rashford memicu kebangkitan Manchester United di babak 16 besar Liga Champions.
Perlu dicatat bahwa dia terhambat oleh pelatih kepala Thomas Tuchel, yang bersikeras untuk merotasinya secara teratur dengan Alphonse Areola, dan itu adalah taktik yang tidak menghasilkan kinerja yang baik.