Buka BRI Microfinance Outlook 2024, Jokowi Apresiasi Komitmen BRI Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lewat Inklusi Keuangan

Kamis 07-03-2024,17:13 WIB
Reporter : M. Ichsan
Editor : M. Ichsan

BACA JUGA:Program KPR Green Financing BRI Tawarkan Rumah Murah Sambil Jaga Kelestarian Lingkungan

“Terima kasih bapak presiden memberikan izin membentuk holding ultra mikro. Hasil dari holding alhamdulillah menjangkau nasabah kredit 44 juta UMKM, dan 173 juta nasabah simpanan/tabungan", kata Sunarso. 

Selain itu, BRI sebagai bank BUMN, terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong inklusi keuangan secara berkelanjutan dan terstruktur, yakni melalui AgenBRILink. 

Peran AgenBRILink pun terbukti membantu masyarakat dengan kemudahan bertransaksi melalui tanpa harus pergi ke kantor cabang atau ATM. Hal ini menciptakan nilai ekonomi dan nilai sosial secara bersamaan. 

Agen BRILink menjadi upaya perseroan dalam meningkatkan kapabilitas pemberdayaan. Hal ini tak terlepas dari salah satu aspirasi besar yang ingin dicapai perseroan pada 2025 yaitu menjadi Champion of Financial Inclusion. 

BACA JUGA:Program KPR Green Financing BRI Tawarkan Rumah Murah Sambil Jaga Kelestarian Lingkungan

Sunarso mengungkapkan, hingga akhir Desember 2023 tercatat jumlah AgenBRILink mencapai 741 ribu agen. 

"Antusiasme masyarakat sangat tinggi, karena fee yang diterima warung-warung tidak kurang dari Rp 3 triliun. Masyarakat antusias jadi AgenBRILink. Kalau di daerah, bilangnya ATM mini,” imbuh Sunarso.

Senada dengan Presiden Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keynote speech-nya menekankan bahwa UMKM harus terus mendapatkan perhatian khusus. 

“Saat ini 97% job creation di Indonesia berasal dari UMKM. Ini relatif sangat tinggi apabila dibandingkan dengan negara lainnya. Namun, kontribusi UMKM terhadap ekspor masih kecil, dikisaran 15%,” imbuhnya.

BACA JUGA:Direktur ADB Hingga Peneliti Harvard University Akan Bicara Soal Inklusi Keuangan di BRI Microfinance Outlook 2024

“Kami optimistis upaya yang dilakukan telah banyak, namun belum selesai. Dengan sinergi, kita mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi namun inklusif termasuk pemerataaan terhadap UMKM,” tambah Sri Mulyani.

Sementara itu, Menkop UKM Teten Masduki mengungkapkan saat ini terdapat tantangan pemberdayaan UMKM, karena kondisi pelaku UMKM saat ini disconnect terhadap industri. 

“Diperlukan inovasi kebijakan ekonsistem UMKM seperti diantaranya optimalisasi kredit rantai pasok, kemudahan kredit sektor produktif, credit scoring, penghapusan piutang macet UMKM, dukungan asuransi penjaminan,” tukas Teten.

Kategori :