BACA JUGA:Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, Bank Mandiri Teken MoU dengan BYD
BACA JUGA:Dorong Pemerataan Pembangunan, Bank Mandiri Salurkan Kredit Infrastruktur Rp 301.77 Triliun
“Kami mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya atas pengabdian dan dedikasi Bapak Andrianof Chaniago, Ibu Nawal Nely dan Ibu Susana Indah Kris Indriati karena telah ikut berkontribusi membawa Bank Mandiri hingga menjadi salah satu bank terkemuka di Indonesia," jelas Darmawan.
"Kami meyakini keputusan pemegang saham ini akan mampu membawa Bank Mandiri semakin berperan dalam mempercepat pertumbuhan nasional untuk Indonesia yang lebih maju,” tambah Darmawan.
Catat Kinerja Solid
Sepanjang tahun 2023 Bank Mandiri mampu mencatatkan kinerja gemilang, terlihat dari total aset konsolidasi Bank Mandiri yang berhasil menembus Rp 2.174.2 triliun, naik 9.12 persen YoY dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1.992.5 triliun.
Kenaikan ini tentunya tidak terlepas dari realisasi penyaluran kredit Bank Mandiri di tahun 2023 yang mencapai Rp 1.398.1 triliun, tumbuh 16.3 persen secara tahunan, melampaui pertumbuhan kredit industri yang sebesar 10.38 persen YoY.
BACA JUGA:Terus Melaju! Bank Mandiri Gapai Laba Bersih Rp 55.1 Triliun di Tahun 2023
BACA JUGA:Dinilai Mampu Jadikan Indonesia Negara Mandiri, Alumni UKI Deklarasi Dukungan Prabowo-Gibran
Pertumbuhan kredit yang impresif ini terjadi di seluruh segmen, salah satunya didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp 490 triliun pada akhir 2023, tumbuh 18.3 persen yoy.
Selain itu, kredit komersial juga menorehkan kinerja positif dengan pertumbuhan tertinggi dibanding segmen lain yaitu sebesar 21.2 persen YoY menjadi Rp 238 triliun di akhir 2023 lalu.
Adapun, segmen SME tumbuh baik mencapai 14 persen yoy menjadi Rp 77 triliun sedangkan segmen mikro tumbuh mencapai 10.4 persen yoy menyentuh Rp 168 triliun.
Pertumbuhan ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang terus membaik. Per akhir 2023, rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only berhasil turun sebesar 86 basis poin (bps) secara YoY ke level 1.02persen.
Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap menjaga rasio pencadangan (NPL coverage ratio) di level konservatif yakni sebesar 384 persen.
Fungsi intermediasi tersebut juga diimbangi dengan pertumbuhan DPK secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 5.78 persen YoY menjadi Rp 1.577 triliun di tahun 2023.
Darmawan menambahkan, pertumbuhan DPK ini didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 7.05 persen secara tahunan, yang ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 7.92 persen YoY menjadi Rp 585 triliun dan tabungan yang meningkat 6.19 persen YoY menjadi Rp 587 triliun.