“ Masjid At-Tin ini memiliki luas bangunan sekitar 10.000meter persegi dengan luas keseluruhan 70.000meter persegi,” jelas Amirul Mustofa.
“ Masjid yang didesain oleh arsitek bernama Ir. Ahmad Noe'man ini mampu menampung jamaah sebanyak 25.850 orang,” tambahnya.
BACA JUGA:3 Spot Paling Instagramable saat Berkunjung ke Vietnam, Wajib Bikin Konten Seru!
Pembangunan Masjid At-Tin dimulai pada bulan April 1997 dan pertama dibuka secara resmi untuk umum pada tanggal 26 November 1999.
Sejak awal berdirinya, Masjid At-Tin telah diakui sebagai tempat mendiang Ibu Negara Republik Indonesia, Ibu Tien Suharto.
Pasalnya, nama masjid tersebut mirip dengan nama populernya, dan Masjid At-Tin tetap tidak ada kaitannya dengan nama ibu Tien Soeharto.
Meski demikian, pembangunan Masjid At-Tin tetap erat kaitannya dengan pengabdian dan perannya mendampingi presiden kedua Indonesia, pak Soeharto.
“ Masjid At-Tin diberi nama tidak hanya berdasarkan Al-Qur'an aja, tapi juga untuk mengenang jasa istri mantan Presiden Soeharto, nama lengkapnya adalah Hj. Fatima Siti Hatina Soeharto. Sejak awal pendirian Masjid At-Tin ini, dilakukan terhadap dukungan Yayasan Ibu Tien Suharto,” jelas Amirul.
BACA JUGA:Cukup Tunjukkan Jari Bertinta, Ancol Beri Promo Khusus di Pemilu 2024
Tampilan arsitektur Masjid At-Tin megah dan modern. Struktur utama bangunan Masjid At-Tin meniru masjid Turki, Masjid Usmaniah.
Terdapat kubah tunggal berukuran besar di atap Masjid At-Tin, membuat Masjid At-Tin terlihat megah seperti arsitektur masjid di Eropa.
Meskipun Masjid At-Tin dibangun mirip dengan masjid-masjid Eropa, namun arsitektur Masjid At-Tin juga tidak mempertahankan ciri khas nusantara, yang ditandai dengan masjid yang menghadirkan bentuk limas atau joglo.
Dengan atap dengan sulaman pada setiap dinding masjid, berupa hiasan.
Salah satu ciri seni Islam sebagai unsur geometris adalah mengandung makna kesadaran dan Allah SWT.