MEDAN, DISWAY.ID - Otoritas Sri Lanka mengumumkan pemberitahuan resmi Notice to Airman (NOTAM) terkait perubahan waktu dan penutupan sementara wilayah udara di negara tersebut pada Senin, 11 Maret 2024.
Rupanya hal itu terjadi karena peluncuran misil Agni-5 oleh militer India di lepas pantai Visakhapatnam pada Senin, 11 Maret 2024.
Rudal Agni-5 merupakan teknologi militer India yang dikembangkan secara lokal dengan teknologi Multiple Independently Targetable Re-entry Sasakyan (MIRV). Atas uji coba misil ini, penerbangan yang melintasi wilayah India hingga Sri Lanka terpaksa ditutup sementara hingga 16 Maret 2024.
Akibatnya, penutupan bandara di Colombo itu membuat pesawat Lion Air JT-106 yang membawa jemaah umrah dari Surabaya menuju Jeddah melakukan pendaratan Alternatif ke Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin malam.
Peristiwa yang sempat viral di media sosial, membuat Lion Air JT-106 melakukan holding dengan terbang mengelilingi wilayah udara Kota Binjai, Sumatera Utara selama 5 jam. Hal itu dilakukan karena aturan Maximum Landing Weight atau batas bobot maksimum pendaratan yang wajib memenuhi standar keselamatan penerbangan internasional.
Adapun holding itu dilakukan bertujuan mengurangi berat pesawat melalui pemakaian avtur atau bahan bakar, sampai akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara Kualanamu.
Dikutip dari laman NDTV, uji coba dengan kode Mission Divyastra dilakukan dari Pulau Dr APJ Abdul Kalam di Odisha. Misil Agni-5 merupakan jenis rudal balistik antarbenua berkemampuan nuklir berbasis darat yang dikembangkan oleh Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO) India.
Rudal ini memiliki jangkauan 7.000 Km lebih atau dapat meluncur lintas benua. Untuk keamanan penerbangan internasional, pengujian peluru kendali itu berujung peringatan NOTAM dikeluarkan minggu lalu.
NOTAM merupakan pemberitahuan atau peringatan kepada penerbang untuk menetapkan suatu daerah sebagai zona larangan terbang.
Terkait hal ini, NOTAM ditujukan pada seluruh maskapai penerbangan di wilayah udara Teluk Benggala, yang dinilai sebagai wilayah yang jelas terdampak dalam rencana uji coba rudal yang dapat dilakukan kapan saja antara tanggal 11 hingga 16 Maret.
BACA JUGA:Kondisi Terkini di Rumah Pilot M. Yusuf yang Selamat dari Tragedi Maut Pesawat Kargo Smart Air