Arief menambahkan, seiring berjalannya panen dalam negeri, maka harga gabah itu akan mulai terkoreksi sekitar 2-3 minggu ke depan, sehingga dirasakan perlu relaksasi ini.
BACA JUGA:PNM Bersama KPPPA Sukseskan Commision on the Status of Women (CSW) ke-68 di New York
BACA JUGA:Pegadaian Area Surabaya 2 Gelar Festival Ramadan, Bazar Lelang Emas dan Santunan Anak Yatim
" Pemerintah bukan berarti tidak ada action. Action-nya adalah beras komersial Bulog 200 ribu ton disalurkan untuk mengisi pasar. Jadi akhir tahun lalu 200 ribu ton, awal tahun ini 200 ribu ton,"ujar Arief,
Ia pun mengatakan, kemarin terakhir 200 ribu ton lagi, dan itu bentuk pemerintah ingin penuhi pasar untuk beras premium.
Terkait beras komersial dari Perum Bulog tersebut, Arief mengatakan harganya tidak mengalami kebijakan relaksasi. Ini karena merupakan bentuk intervensi pemerintah agar pasokan di pasar dapat kembali stabil.
“ Jadi setelah tanggal 23 Maret, harga akan kita kembalikan kembali. Kalau secara total kan kebutuhannya 1 bulan itu keperluan kita itu nasional kan sekitar 2,5 sampai 2,6 juta ton," ucap Arie.
BACA JUGA:Pegadaian Medan Gelar Festival Ramadan, Banyak Bazar Serunya!
BACA JUGA:Sambut HUT Ke-63, Hutama Karya Gelar HK Peduli Hingga Ukir Prestasi pada Ajang BCOMMS 2024
Jadi kurang lebih yang akan di flat out itu sekitar 1 sampai 1,2 juta ton, kata Arief
" Kita memang minta tolong ke semua stakeholder secara serentak melaksanakan relaksasi ini,” lanjutnya.
(Bianca Chairunisa)