Dokter Terawan lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada di usia 26 tahun.
Dia kemudian melanjutkan pendidikan spesialis di Departemen Spesialis Radiologi Universitas Airlangga Surabaya.
Kemudian dokter Terawan mengambil program doktor di Universitas Hasanuddin (Unhas) pada 2016.
Terawan mulai menjadi dokter tentara pada 1990 dan ditugaskan di berbagai wilayah, hingga akhirnya menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta sejak 2015.
Terawan juga merupakan salah satu dokter kepresidenan.
Ia sempat ditunjuk Jokowi untuk membantu merawat almarhum Ani Yudhoyono ketika menjalani pengobatan kanker darah di Singapura beberapa waktu lalu.
Viral Gegara Metode Cuci Otak
Nama Terawan hangat diperbincangkan masyarakat, setelah memperkenalkan metode cuci otak atau brain wash yang diyakini dapat mengobati stroke.
Terapi “cuci otak” Terawan ini sempat menuai pro dan kontra.
Saat itu Terawan mengaku, terapinya memberi hasil bagus kepada pasien.
"Ada banyak pasien yang merasa sembuh atau diringankan oleh terapi cuci otak itu," kata Terawan.
Adapun, metode cuci otak adalah terapi melalui Digital Subtraction Angiogram (DSA) yang diperuntukkan pasien stroke.
Sayangnya, gagasan pengobatan stroke ini membuatnya diberhentikan sementara dari MKEK IDI, terhitung 12 bulan sejak 26 Februari 2018 hingga 25 Februari 2019.