JAKARTA, DISWAY.ID - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM) semakin fokus menyalurkan bantuan untuk nasabah UMKM termasuk di wilayah 3T atau terpencil dan terluar.
Salah satunya dengan menyasar UMKM dari Miangas hingga perbatasan Papua Nugini.
Hingga bulan Februari 2024 sudah menyalurkan Rp12,5 triliun untuk para pelaku UMKM.
BACA JUGA:Menyala Abangku, PNM Gelar Program CICI ROSA untuk Nasabah
PNM sendiri menargetkan untuk tahun 2024 dapat menyalurkan sebesar Rp75 triliun.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi memaparkan bahwa pihaknya akan terus menyesuaikan dengan kontekstual untuk mencapai target tersebut.
"Strategi kita terus menyesuaikan dengan kontekstual, karena kami semua baik nasabah maupun PNM sendiri sudah terdidik 3 tahun pandemi, jadi harus banyak perubahan dari proses, baik bisnis, pemberdayaan dan pendampingan yang harus kami sesuaikan dengan kontekstual saat ini," ujarnya saat jumpa pers di acara buka puasa bersama bersama media dengan tema "Live On Ramadhan 2024" di Jakarta Pusat, Kamis 21 Maret 2024.
BACA JUGA:PNM Bersama KPPPA Sukseskan Commision on the Status of Women (CSW) ke-68 di New York
Adapun untuk wilayah prioritas untuk penyaluran PNM Mekaar, pihaknya akan memperluas ke wilayah Miangas hingga Rote, serta perbatasan Papua Nugini.
"Kami coba memperluas wilayah 3T yakni tertinggal, terdepan dan terluar. Rencana kami, triwulan depan kita akan masuk ke ke Miangas hingga Rote, yang di Papua kita akan masuk perbatasan Papua Nugini," imbuhnya.
Hingga kini, PNM Mekaar sudah memiliki 15,2 juta nasabah aktif, serta ada 1,2 juta nasabah yang sudah naik kelas ke BNI dan Pegadaian.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersyukur komitmen Holding BUMN Ultra Mikro dalam mendukung para pelaku usaha ultra mikro dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mendapat apresiasi dari banyak pihak.
BACA JUGA:PNM Terima Award Top Contributor BUMN For Communications di Ajang BCOMSS 2024
Terbaru, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan peran penting holding yang terdiri atas PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terhadap usaha ultra mikro dan UMKM Indonesia.
Erick mengatakan keberadaan Holding Ultra Mikro yang berdiri pada 13 September 2021 merupakan upaya Kementerian BUMN dalam menyatukan ekosistem antara BRI, Pegadaian dan PNM untuk meningkatkan daya saing UMKM.
Erick mengatakan, BUMN dan UMKM harus terus berkolaborasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dengan jumlah UMKM yang mencapai 65 juta, kontribusinya tidak main-main bagi ekonomi Indonesia dengan menyumbang 61 persen dari PDB, dan 97 persen penyerapan tenaga kerja pun berasal dari UMKM," ucap Erick.
Erick menegaskan, Holding Ultra Mikro tidak akan berhenti melayani para pelaku usaha ultra mikro dan UMKM.
Hal ini selaras dengan komitmen keberpihakan Jokowi terhadap pelaku usaha ultra mikro dan UMKM.
Erick menyampaikan, jumlah nasabah hingga transaksi kredit usaha Holding Ultra Mikro terus mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Erick mengatakan, Holding Ultra Mikro saat ini telah melayani sekitar 8,2 nasabah ultra mikro dengan kredit mencapai Rp 10 juta serta 16 juta nasabah kredit usaha rakyat (KUR) dengan kredit hingga Rp 500 juta.
"Lompatan terbesar yang tadi disampaikan Bapak Presiden ialah nasabah PNM Mekaar dari 2015 yang baru 400 ribu nasabah, saat ini sudah mencapai 15,2 juta nasabah," sambung Erick.
Erick mengatakan jumlah penyaluran kredit PNM Mekaar dari Rp 800 miliar pada 2015 menjadi Rp 244 triliun pada 2024 menjadi momentum bagi BUMN untuk melanjutkan program ini.
BACA JUGA:Erick Thohir Happy Penyaluran Kredit PNM Mekaar Tembus Rp244 Triliun
Erick meminta Holding Ultra Mikro tidak berpuas diri dengan pencapaian tersebut.