Artinya, “Ketika haid disertai keterputusan darah, maka bila jumlah waktu keluarnya mencapai sehari semalam, maka seluruhnya adalah haid. Pastinya ada penambahan waktu minimal. Jika tidak, maka secara mutlak tidak ada haid.” (Lihat: Ibnu Hajar al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil-Minhaj, jilid 1, hal. 389).
BACA JUGA:Cek Jadwal Imsakiyah, Adzan Sholat, dan Buka Puasa se-Jabodetabek, Hari Ini Kamis 21 Maret 2024
Dari petikan di atas kiranya pertanyaan Saudari terjawab dan dapat ditarik sejumlah kesimpulan:
Jika seorang perempuan mengalami haid paling sedikit darahnya, sekaligus paling singkat waktu keluarnya, maka harus dipastikan darahnya keluar secara terus menerus selama sehari semalam atau 24 jam.
Walaupun rentang waktu keluar darah mencapai satu hari satu malam, namun karena darahnya tidak lancar, dan saat diakumulasikan tidak mencapai 24 jam, maka itu bukan haid.
Ketika darah keluar tidak lancar, kemudian waktu keluarnya lebih dari satu hari serta tidak lebih dari 15 hari, maka harus dihitung akumulasi waktu keluarnya.
Bila mencapai 24 jam, maka itu darah haid.
Sebaliknya, jika tidak mencapai 24 jam, berarti itu bukan haid.
Ketika darah keluar tidak lancar, dan waktu keluarnya lebih dari satu hari, kemudian saat diakumulasikan waktu keluarnya itu mencapai 24 jam atau lebih, maka itu dianggap haid.
Waktu-waktu saat tidak keluar darah, dalam pandangan mazhab as-Syafi‘i, tetap dianggap haid, dengan catatan akumulasi jam keluarnya lebih dari 24 jam, dan rentang waktu hari keluarnya tidak lebih dari 15 hari.
BACA JUGA:Rencana Pengumuman Penetapan Hasil Pemilu 2024 Setelah Buka Puasa, KPU: Paling Lama Malam Hari
Menyikapi masalah Saudari penanya di atas, pada saat pertama keluar darah haid, maka harus dicatat jam dan hari apa mulainya, untuk dihitung 24 jam ke depan.
Demikian pula untuk menghitung waktu paling lama, yakni 15 hari. Pasalnya, ini berfungsi untuk menentukan waktu-waktu ibadah.
Jika dalam waktu 24 jam telah selesai haid, maka artinya Anda harus kembali shalat dan berpuasa.
Begitu pula jika haid berlangsung lama, maka paling lama adalah 15 hari. Lebih dari 15 hari, berarti Anda tidak dianggap haid sehingga harus menunaikan shalat dan berpuasa.
Hanya saja selama haid, Anda tidak perlu mengaqdha shalat, sedangkan puasanya diqadha di luar Ramadhan.