JAKARTA, DISWAY.ID-- Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah berhasil mendapatkan 2 Penghargaan pada ajang “5th Anniversary Indonesia Best 50 CEO Awards, Popular Leader Awards, & 20 Inspiring Women Awards 2024.
Kedua penghargaan tersebut yaitu sebagai salah satu Perempuan Inspiratif dan Pemimpin Publik Populer 2024.
BACA JUGA:Peduli Kesehatan, Kemnaker Ajak Perusahan Aktif Tanggulangi Tuberkolosis di Tempat Kerja
Acara pemberian penghargaan diselenggarakan oleh The Iconomics pada Kamis 21 Maret 2024 di Jakarta.
Kedua penghargaan diterima Menaker yang diwakili oleh Kepala Barenbang Ketenagakerjaan Kemnaker, Estiarty Haryani.
Dalam kesempatan tersebut, Ida menyampaikan rasa terima kasihnya kepada The Iconomics. Penghargaan tersebut tidak hanya merupakan penghormatan pribadi baginya, tetapi juga sebuah pengakuan yang besar bagi peran perempuan dalam bidang ketenagakerjaan.
BACA JUGA:Kemnaker Tegaskan, Perusahaan Telat Bayar THR Dikenai Denda 5 Persen
"Namun, kita juga tidak boleh lupa bahwa perjalanan ini tidaklah mudah. Para perempuan yang kita kenal telah menghadapi berbagai rintangan, prasangka, dan diskriminasi, namun mereka tidak pernah menyerah,” ujar Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziah.
“Mereka telah menunjukkan kepada kita semua bahwa dengan tekad yang kuat, keberanian, dan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai," tambahnya.
Oleh karena itu, penghargaan tersebut bukan hanya tentang pengakuan, tetapi juga sebuah panggilan untuk lebih memperjuangkan kesetaraan gender, untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi semua perempuan Indonesia.
BACA JUGA:Jalin Kerja Sama, Kemnaker Tindaklanjuti Pengiriman Tenaga Perawat ke Jerman
"Kita harus terus berjuang untuk memberikan kesempatan yang sama bagi setiap perempuan untuk berkembang dan berkontribusi secara maksimal dalam pembangunan bangsa ini," jelasnya.
Ida mengatakan, saat ini populasi antara laki-laki dan perempuan di Indonesia jumlahnya mendekati 50% berbanding 50%.
Namun jika dikaitkan dengan seluruh peranan, perempuan belum memiliki kesempatan yang sama.
Kondisi tersebut disebutnya hampir terjadi di semua negara. Ia mencontohkan, banyak orang yang beranggapan bahwa jabatan menteri ketenagakerjaan bukan sebagai pekerjaan perempuan.