Pada musim dingin tahun 2022, Moskow melakukan penembakan besar-besaran terhadap infrastruktur energi dan lokasi sipil setelah menyadari bahwa kampanye singkatnya untuk mengambil alih seluruh Ukraina telah gagal.
Nikolay Mitrokhin dari Universitas Bremen di Jerman mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Moskow membalas serangkaian serangan Ukraina di wilayah Rusia.
BACA JUGA:ISIS Unggah Video dan Foto Pembantaian di Gedung Konser Balai Kota Crocus Moskow, Tewaskan 143 Orang
Dalam beberapa minggu terakhir, Ukraina telah melancarkan serangan drone dan rudal ke kota Belgorod di Rusia.
Pekan lalu, drone canggih Ukraina mendekati lapangan terbang utama di wilayah Volga Rusia, tempat Rusia menggunakan pesawat pembom strategis untuk meluncurkan rudal ke Ukraina.
Moskow mengatakan pasukannya menembak jatuh drone tersebut, namun Mitrokhin mengatakan serangan itu “jelas berhasil”.
Berbagai serangan drone dan rudal Ukraina telah menghancurkan atau merusak infrastruktur energi Rusia dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut perhitungan Reuters, sejak Januari, Ukraina telah menyerang setidaknya sembilan kilang minyak di Rusia barat bersama dengan gudang, terminal, dan fasilitas penyimpanan.
BACA JUGA:Rusia Menangkap 11 Pelaku Teroris atas Serangan di Gedung Konser Moskow Tewaskan 115 orang
BACA JUGA:Sama-Sama Pejuang Kanker, Ini Reaksi Raja Charles III saat Dengar Kate Middleton Sakit
Sehingga mengurangi kapasitas pemrosesan sebesar 7 persen dari manajemen minyak Moskow.
Pada tanggal 13 Maret, salah satu serangan membakar kilang minyak di barat kota Ryazan, menyebabkan dua kilang minyak Rusia ditutup. Kilang raksasa ini menghasilkan hampir 6 persen minyak mentah olahan Rusia.
Serangan-serangan tersebut merupakan pukulan terhadap sumber utama pendapatan ekspor Moskow.
Selain itu, analis yang berbasis di Kiev, Aleksey Kushch, mengatakan bahwa ini dapat dianggap sebagai operasi baru yang akan menjadi "awal dari serangan darat musim panas Rusia".