JAKARTA, DISWAY.ID - Rusia melancarkan serangan akhir pekan lalu dengan 60 drone dan 90 rudal, menyerang bendungan terbesar di Ukraina dan memutus aliran listrik ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.
Apartemen dua kamar tidur Olena Rozumovska di sebuah bangunan beton era Soviet tidak memiliki listrik, air, dan pemanas sentral dimatikan setelah drone dan rudal Rusia menyerang Kharkov, kota terbesar kedua di Ukraina, pada 23 Maret 2024.
Wanita berusia 33 tahun itu mengatakan kepada Al Jazeera melalui telepon bahwa suhu luar ruangan di Kharkiv hampir tidak melebihi titik beku, gerimis dingin turun dan gedung apartemennya “kehilangan kehangatannya”.
BACA JUGA:Paus Fransiskus Kutuk Serangan Teroris di Moskow, Doakan Korban Tewas
BACA JUGA:Eks Ratu Kecantikan Rusia Jadi Korban Tewas Pembantaian ISIS di Konser Moskow
Pagi-pagi sekali, dia mendengar ledakan keras. Lebih dari selusin ledakan mengerikan terjadi setelah dia berlindung di ruang bawah tanah bersama kedua anaknya, Bohdan, 7 tahun, dan Roxana, 4 tahun.
Moskow menargetkan pusat energi Ukraina menyusul serangkaian serangan Ukraina di wilayah Rusia.
Serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina ini merupakan yang terbesar sejak serangan militer tahun 2022.
Para pejabat mengatakan serangan tanggal 23 Maret yang menggunakan sekitar 60 drone dan 90 rudal menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai lebih banyak lagi, menyerang bendungan terbesar di Ukraina dan memutus pasokan listrik ke pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.
Rusia menduduki pembangkit listrik tersebut pada Maret 2022 tetapi gagal mengalihkan listrik ke Krimea yang kekurangan energi.
BACA JUGA:143 Orang di Moskow Tewas Dibantai ISIS, Rusia Umumkan Hari Berkabung Nasional
BACA JUGA:Apa itu ISIS-K, Kelompok yang Membantai 143 Orang di Gedung Konser Balai Kota Crocus Moskow?
Energoatom, badan nuklir utama Ukraina, mengatakan pembangkit listrik Zaporizhzhia "akan kehilangan pasokan listrik"
karena serangan itu telah memutus saluran listrik utama, dan dalam beberapa jam, saluran listrik yang terputus tersambung kembali, kata sumber di Energoatom kepada Al Jazeera.
Menteri Energi Ukraina Herman Halushchenko menulis di Facebook bahwa tujuan serangan tersebut tidak hanya menghancurkan tetapi juga menyebabkan gangguan besar terhadap infrastruktur energi.