BACA JUGA:Bikin Momen Ngabuburit Makin Epic, Simak 3 Tips Ngonten Pakai Galaxy S24 Series
3. Berolahragalah
Daripada duduk di sofa sambil menatap ponsel Anda, bergeraklah. Penelitian telah menunjukkan bahwa gaya hidup yang tidak banyak bergerak dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan. Ini termasuk obesitas, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker. Jadi, letakkan ponselmu dan mulailah bergerak.
Jika Anda baru berolahraga, tantang diri Anda untuk berjalan lebih banyak setiap minggunya. Berjalan kaki selama 10 menit sehari saja dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Cobalah jogging jika Anda merasa lebih percaya diri. Jika memungkinkan di wilayah Anda, dan aman bagi Anda untuk melakukannya, pertimbangkan untuk mendaftar ke kelas olahraga.
4. Lakukan percakapan
Saat kita tidak fokus pada ponsel, itu adalah sinyal kepada siapa pun yang bersama kita bahwa kita tidak mendengarkan dengan baik. Para peneliti di Universitas Michigan menemukan bahwa sedikitnya kontak sosial secara tatap muka meningkatkan risiko depresi pada orang lanjut usia hampir dua kali lipat. Coba letakkan ponsel Anda di satu sisi dan berikan perhatian penuh pada siapa yang Anda ajak bicara.
BACA JUGA:Gorengan Terus Bikin Gemuk, Ini Tips Jaga Berat Badan Ideal Selama Ramadhan
5. Tidurlah
Lebih dari sepertiga orang melihat ponsel mereka sebelum tidur. Namun cahaya yang dipancarkan perangkat dapat menekan produksi melatonin – hormon tidur dalam tubuh. Dianjurkan untuk meletakkan ponsel Anda sekitar satu jam sebelum tidur agar tidak mengganggu siklus tidur Anda. Ini dapat memastikan Anda mendapatkan istirahat yang dibutuhkan tubuh Anda agar tetap sehat.
6. Jaga postur tubuh Anda
Menurut British Chiropractic Association (BCA), 22% orang pernah mengalami sakit punggung setelah menggunakan ponsel pintar. Jadi, daripada membungkuk di depan perangkat, lakukan beberapa peregangan sederhana. Anda bahkan dapat memesan kelas yoga atau Pilates.
7. Keluar ke alam
Alam tidak dapat diakses sepenuhnya melalui ponsel atau layar. Hal ini paling baik dialami dengan berada di dunia nyata dan menggunakan kelima indera. Gangguan defisit alam telah diidentifikasi sebagai fenomena yang berkembang di kalangan anak-anak. Namun, orang dewasa juga mendapat manfaat dari waktu di lingkungan alami.