Sejak dirilis pada Maret 2019, karya dari Daniel Ahmad ini telah berhasil menarik lebih dari 107 ribu pembaca.
Bercerita mengenai Desa Keruak yang berada di Nusa Tenggara Barat. Di desa itu, setiap pukul 6 sore, sirine dibunyikan.
Mereka bersembunyi, dan tidak satu pun ada yang boleh keluar. Ada satu aturan mutlak yang harus dipatuhi oleh warga, yakni, setelah sirene dibunyikan, tidak seorang pun boleh menyalakan lampu atau sumber cahaya apa pun.
Warga tahu, ada sesuatu yang bersembunyi di dalam gelap.
Hal itu sudah jadi aturan selama bertahun-tahun, bahkan sebelum Keruak terjamah oleh pemerintah dan belum dilalui jalur listrik.
Sudah banyak korban berjatuhan karena melanggar aturan. Setiap dari korban, ditemukan tewas dalam kondisi yang aneh.
Tulang, daging, semua organ dalam mereka lenyap. Mayat biasanya hanya berupa kulit dan rambut saja.
Warga sadar, tidak selamanya mereka bisa hidup seperti itu.
BACA JUGA:Seru! Wahana Ajak Komunitas Honda ADV Sambangi Spot Horor di Jakarta
4. Ante Meridiem
Masih dari penulis yang sama, Ante Meridiem yang memiliki jumlah 34 bab ini menceritakan ritual Roah Segare di Kampung Kelang.
Para lelaki berkumpul di pinggir pantai. Kapal diutus berlayar mengantarkan sesajian berupa makanan, buah, perhiasan, dan yang paling wajib adalah kepala kerbau hitam, menuju puncak di Gili Selak.
Tapi, Roah Segare tidak sesederhana itu.
Para perempuan yang tinggal di rumah tidak kalah sibuk menyiapkan ritual. Api unggun besar akan menyala di puncak Gili Selak. Pertanda dimulainya ritual khusus bagi para gadis.
Mereka yang berusia 17 tahun ke atas dan belum menikah, akan dikunci di dalam kamar.
Dibekali sebuah kain kafan sebagai selimut, serta harus berpuasa sejak pukul 6 malam, sampai pukul 6 pagi, dan yang paling penting adalah, mereka tidak boleh tidur.