Melansir laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Gerhana Matahari Total pernah terjadi beberapa kali di Indonesia.
Gerhana Matahari Total pertama di Indonesia terjadi pada 1983.
Kemudian GMT kembali terjadi Indonesia untuk kedua kalinya pada Maret 2016 lalu.
BACA JUGA:Gerhana Bulan Penumbra Ternyata Berdampak pada Bumi dan Kehidupan Satwa Liar
Wilayah Indonesia bagian barat seperti di Padang, Sumatera Barat, dapat melihat Gerhana Matahari Total saat itu.
Kemudian Indonesia juga pernah dilihati oleh Gerhana Matahari Cincin pada tahun 2019 lalu.
Dan terkahir pada tahun 2023 lalu Indonesia kembali dapat melihat terjadinya Gerhana Matahari Hybrid.
BRIN menjelaskan, proses terjadinya Gerhana Matahari Hybrid cukup kompleks.
BACA JUGA:Gerhana Bulan Penumbra Muncul 25 Maret 2024, Bisa Dilihat di Langit Indonesia Timur
Indonesia bagian timur disebut dapat melihat fase Gerhana Matahari Total.
Sedang sebagian negara lain hanya dapat melihat Gerhana Matahari Cincin.
"Gerhana Matahari Hybrid merupakan gerhana Matahari yang tampak dari sebagian wilayah Bumi sebagai gerhana Matahari total, tetapi di sebagian wilayah lain tampak sebagai gerhana Matahari cincin," tulis BRIN.
Adapun GMT pada 2023 terjadi dan hanya dapat dilihat di beberapa wilayah yakni di Kab. Fak-fak, Kab. Teluk Bintuni, Kab. Teluk Wondama, Kab. Kepulauan Yapen.
BACA JUGA:Ini Waktu Gerhana Bulan Terakhir di Tahun 2023 yang Bakal Segera Muncul, Berikut Penjelasannya
BRIN menyebut, saat itu Gerhana Matahari diperkirakan terjadi pada pukul 12.20 WIT di Biak.
"Prakiraan penampakan GMT 2023 di Biak dimulai pada 12.20 WIT, puncak GMT terjadi pada 13.57 WIT, sedangkan di Jakarta Gerhana Matahari Sebagian dimulai pada 09.29 WIB dan puncaknya pada 10.45 WIB," beber BRIN.