BMKG Perkirakan Potensi Cuaca Ekstrem Landa Timur Indonesia Dalam Sepekan

Sabtu 20-04-2024,12:55 WIB
Reporter : carep
Editor : Khomsurijal W

JAKARTA, DISWAY.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi adanya perkembangan pola tekanan rendah di sekitar Laut Arafuru selatan Merauke.

Kondisi ini akan memicu gelombang tinggi dan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah Indonesia Timur, seperti Papua, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Selatan, hingga Maluku.

Dikutip dari laman resmi BMKG, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan sistem pola tekanan rendah merupakan suatu sistem dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya pola sirkulasi angina secara siklonal yang dalam kondisi atmosfer tertentu dapat meningkatkan intensitasnya menjadi sistem bibit siklon.

BACA JUGA:Info BMKG: Guncangan Gempa Bumi Terasa di Buton Selatan Sultra, Cek Kekuatannya

“Sistem tersebut diketahui memiliki pergerakan ke arah Barat-Barat Laut dan peluang peningkatan intensitasnya dalam sepekan ke depan diprediksi masih berada pada kategori rendah untuk menjadi sistem bibit siklon di dalam wilayah tanggungjawab TCWC Jakarta,” ungkapnya pada Sabtu, 20 April 2024.

Ia mengatakan, BMKG secara terus menerus memantau kondisi cuaca serta potensi dampaknya, termasuk potensi siklon tropis.

Hal ini membuat BMKG memberi peringatan kepada masyarakat untuk tidak panik terkait dengan informasi potensi siklon tropis di sekitar Laut Arafuru, namun tetap waspada untuk kemungkinan adanya potensi cuaca ekstrem.

“Tidak perlu panik, pantau terus perkembangan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG melalui berbagai kanal informasi resmi. Jangan percaya kabar maupun informasi yang tidak jelas asal muasalnya, tuturnya.

BACA JUGA:Basarnas Sisir Wilayah Pesisir Cari Warga yang Terjebak Erupsi Gunung Ruang

Selain itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani menjelaskan selama sepekan kedepan terhitung mulai Sabtu, 20 April 2024 ini, sejumlah wilayah berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Hal ini meliputi sebagian besar Sumatera bagian Utara dan Barat, sebagian besar Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian Barat dan Tengah, Sulawesi bagian Selatan dan Tenggara, Maluku dan Papua.

Andri juga menerangkan, kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya aktifnya gelombang atmosfer Rossby Ekuator dan gelombang Kelvin di beberapa wilayah Indonesia, kondisi kelembaban dan labilitas atmosfer yang signifikan, serta terpantaunya sirkulasi siklonik di perairan barat Sumatera, Laut Banda, dan Samudera Pasifik di utara Papua.

BACA JUGA:Operasi Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara Akibat Erupsi Gunung Ruang

"Waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem, terutama wilayah-wilayah rawan bencana tanah longsor, banjir bandang, dan angin kencang. Pantau terus informasi peringatan dini cuaca melalui aplikasi infoBMKG untuk mendapatkan informasi yang lebih detail." pungkas Andri. (Ayu Novita)

Kategori :