JAKARTA, DISWAY.ID - Mantan tinju nasional La Paene Masar mengaku sedih dengan nasib tinju amatir Indonesia.
Pasalnya, sudah hampir 20 tahun Merah Putih terakhir kali mengirimkan petinju ke Olimpiade.
La Paene Masar menjelaskan, bahwa ketidakmampuan perwakilan Indonesia untuk berhasil melewati proses kualifikasi, merupakan indikasi dari gentingnya olahraga ini.
BACA JUGA:Jadwal Piala Thomas dan Uber Indonesia Hari ini, Jumat 3 Mei 2024
BACA JUGA:Leo Daniel Sukses Bawa Indonesia Jadi Juara Grup Thomas Cup 2024, Kalahkan India 3-1
"Sebagai mantan petinju saya melihat dunia tinju amatir Indonesia sangat menyedihkan," ujar La Paene Masara saat ditemui Disway.Id di Kemenpora, Kamis 2 Mei 2024.
"Bukan hanya tidak mampu meloloskan petinju ke Olimpiade selama 20 tahun, tetapi juga tidak mampu untuk mengirimkan petinju ke babak kualifikasi Olimpiade," sambungnya.
Terakhir kali Indonesia berpartisipasi dalam tinju adalah pada Olimpiade Athena 2004 atas nama Bonix Saweno.
Meski begitu, Bonix diberikan wild card. Selain itu, dua petinju terakhir yang lolos ke Olimpiade melalui proses kualifikasi adalah Hermensin Ballo dan La Paene Masar di Olimpiade Sydney 2000.
"Terakhir yang lolos (kualifikasi) itu saya dan Hermensen Ballo melalui Kejuaraan Tinju King’s Cup 2000 Bangkok yang juga babak kualifikasi Olimpiade 2000 Sydney. Saya meraih medali emas kelas 48 kilogram dan Ballo meraih perunggu (the best three)," ucapnya.
BACA JUGA:Jonatan Christie Hempaskan Sen, Indonesia Unggul 2-1 dari India di Thomas Cup 2024
BACA JUGA:Bagas Fikri Tumbangkan India di Thomas Cup 2024 dengan Skor Alot, Ginting Kalah
Faktanya, tinju juga dianggap sebagai salah satu olahraga utama Indonesia. Selain itu, mereka sering mempromosikan atlet ke Olimpiade, serta tinju, yang seringkali sukses.
Selain La Paene, beberapa petarung lain yang mampu mencapai perempatfinal Olimpiade adalah Ferry Moniaga (Olimpiade 1984 Los Angeles) dan Albert Papilaya (Olimpiade 1992 Barcelona).
La Paene berharap Pengurus Besar Persatuan Tinju Indonesia (PB Pertina) di bawah kepemimpinan Komarudin Simanjuntak bisa belajar dari kesuksesan kepengurusan-kepengurusan terdahulu.