Nama itu muncul sekitar tahun 1808 sampai 1811, kala itu masih dalam era Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Thomas Stamford Raffles.
Di zaman tersebut, kawasan Senayan dijadikan tempat warga Inggris untuk bermain Polo.
BACA JUGA:Sejarah Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei, Berawal dari Lahirnya Organisasi Boedi Oetomo
Setelahnya, Senayan menjadi lokasi masyarakat Betawi tinggal.
Tetapi, usai dibangun Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tahun 1960, masyarakat Betawi yang tinggal di Senayan ini terpaksa pindah ke tempat yang lain.
Sebagai informasi, pembangunan stadion tersebut dapat terlaksana atas bantuan dari Pemerintah Uni Soviet di zaman Perdana Menteri Nikita Sergeiwitsj Kruschev.